Petani Diminta Tak Melulu Tanam Padi

Petani Diminta Tak Melulu Tanam Padi
PANEN: Sejumlah petani saat memanen padinya di wilayah Desa Labulia Kecamatan Jonggat beberapa waktu lalu. (M HAERUDDIN/RADAR LOMBOK)

PRAYA – Wakil Bupati Lombok Tengah HL Pathul Bahri menyarankan agar petani tak melulu tanam padi. Usulan ini disampaikan Pathul dengan melihat kondisi musim beberapa tahun belakangan ini. Di mana setiap tahunnya kerap terjadi musim kemarau panjang.

Dengan demikian, petani tak semestinya terus menerus menanam padi karena selalu membutuhkan air. Mereka disarankan agar menanam varietas lain yang tidak terlalu membutuhkan air. Sehingga tanaman mereka bisa bertahan tanpa terjadi kerusakan. ‘’Dengan demikian, otomatis tanaman petani akan bagus dan tidak akan merugi,’’ saran Pathul, Senin (22/7).

Jika tanaman padi terus dilakukan tanpa disela tanaman lain, tentunya petani tidak akan mendapatkan hasil maksimal. Karena selain kekurangan air maka tanaman itu juga rentan terserang penyakit. “Hari ini tanam padi maka besoknya kalau bisa palawija, karena kalau terus-terusan sawah ditanam padi maka sirkulasinya tidak bagus dan akan rentan terserang hama dan penyakit lainnya,” cetusnya.

Baca Juga :  Petani Tembakau Tolak Harga Rokok Naik

BACA JUGA: Kegirangan Petani Tembakau Rajang Menyambut Musim Panen

Karenanya, pemda sendiri terus berupaya memenuhi perairan area pertanian agar petani tidak gagal panen. Cuma banyak juga permasalahan terjadi di tingkat petani dan tidak mau saling berbagi air. Bahkan tidak jarang ketika air datang, malah ada para petani yang mau mengambil air sendiri dengan membuat lumbung. “Selain kita usahakan agar irigasi menjadi bagus, masyarakat juga kita minta lebih teratur caranya dengan bergiliran untuk mendapatkan air. Pemerintah juga sudah menetapkan mana zona yang ditanami padi dan lain sebagainya, sehingga kita berharap agar para petani juga bisa menaati apa yang menjadi saran dari pemerintah demi kebaikan kita semua,” terangnya.

Baca Juga :  Harga Cabai Anjlok, Petani Rugi

Ditambahkan Sekertaris Distanak Lombok Tengah, Fathurrahman, data dinasnya menunjukkan dari luas lahan musim tanam kedua sebanyak 27 ribu hektare. Sementara luas lahan pertanian yang terancam gagal panen sekitar 113 hektare. “Kondisi cuaca saat ini sekitar 113 lahan kita berimbas kekeringan. Bahkan 10 hektare sudah dinyatakan puso atau gagal panen. Sementara  25 hektare kategori berat dan sulit untuk diselamatkan. Sisanya kategori ringan dan sedang, makanya yang bisa dibantu saat ini adalah kategori yang ringan dan sedang,” ungkap Fathurrahman.

Disampaikan, musim tanam kedua ini air yang bisa memenuhi kebutuhan pertanian  hanya 25.000 hingga 27.000 hektare. Sebagian besar lahan tersebut sudah panen dan belum panen hanya sekitar 0,41 persen atau sekitar 113 hektare. ‘’Sisanya inilah yang terancam gagal panen sekarang,’’ tandasnya. (met)

Komentar Anda