LEBIH DEKAT DENGAN DR H. EMIRALD ISFIHAN, PERAIH SERTIFIKAT ISQUA

PENGHARGAAN: dr H Emirald Isfihan, MARS. MH.Kes. CMC. FISQua, menunjukkan sertifikat online yang diperoleh dari program fellowship ISQua taraf internasional.(SUDIR/RADAR LOMBOK)

Adalah dr H. Emirald Isfihan, MARS. MH.Kes, CMC. FISQua, salah satu dokter di RSUD Kota Mataram yang bersahaja dan ramah. Di tengah kesibukan sebagai Wakil Direktur RSUD Kota Mataram, dia terus mencetuskan berbagai inovasi pelayanan, yang bahkan kiprahnya itu diakui tingkat internasional.

SUDIRMAN — MATARAM

DOKTER jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin, dr H Emirald Isfihan, MARS. MH.Kes. CMC. FISQua, selama ini diketahui sering membangun inovasi di tempatnya bekerja, RSUD Kota Mataram. Seperti dalam memberikan pelayanan prima, melalui teknologi yang dia inisiasi, semakin mempermudah pelayanan rumah sakit untuk masyarakat. Banyak hasil inovasi yang sudah dicetuskan selama ini.
Baginya, dalam peningkatan mutu pelayanan di fasilitas kesehatan di NTB, harus didukung dengan kapasitas para tenaga medis. Dia berhasil mendapatkan sertifikat melalui program fellowship ISQua (The International Society for Quality in Health Care).

“Ini salah satu sertifikat tertinggi di dunia kedokteran yang tidak mudah didapatkan. Dari 70 negara yang bersaing, Alhamdulillah saya berhasil mendapatkan,” katanya, kepada Radar Lombok, Minggu kemarin (3/9).
Ia mengatakan, dengan keikutsertaannya pada program ISQua, maka bisa memberikan bimbingan kepada semua rumah sakit yang ada agar bisa sesuai dengan standar internasional.

Ke depan, NTB menjadi salah satu pusat pelaksanaan event balap internasional. Di mana keberadaan fasilitas yang bertaraf internasional harus didukung juga dengan pelayanan kesehatan yang memenuhi standar.

“ISQua ini lembaga akreditasi dunia yang melakukan akreditasi untuk lembaga akreditasi pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Dan saya mengikuti sertifikasi ini sebagai Surveyor Rumah Sakit, utusan dari lembaga akreditasi rumah sakit nasional yaitu LARS-DHP,” jelasnya.
Selama ini, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, dirinya sudah banyak melahirkan inovasi di RSUD Kota mataram, termasuk sebelumnya di beberapa Puskesmas tempatnya bertugas. Bahkan sejak menjadi abdi negara (PNS), dia terus mematangkan diri. Selain itu, dibangku kuliah juga beberapa gelar akademik sudah diperoleh saat ini.

“Saya memang jadi penilai akreditasi rumah sakit nasional, istilahnya surveyor, yang di-SK-kan oleh Kementerian Kesehatan. Jadi semua rumah sakit di Indonesia bisa saya nilai kelulusan akreditasinya sesuai surat tugas dari Lembaga Akreditasi, jelasnya.
Dengan diperoleh tambahan sertifikat ISQua ini, juga tenaga medis bisa mendaftarkan diri di lembaga akreditasi internasional untuk menilai rumah sakit di seluruh dunia dengan standar internasional.

Program fellowship ISQua digelar melalui sistem online dengan para tenaga medis, yang para alumninya berhak menyandang gelar FISQua di belakang nama, yang menandakan bahwa mereka telah tersertifikasi ISQua. “Kita juga berdiskusi tentang isu kesehatan secara global, dan melahirkan rekomendasi untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di dunia,” katanya.

Dari para alumni di program fellowship ISQua, menjadi bagian dari komunitas aktif lebih dari 70 negara. Adapun anggotanya terdiri dari tenaga profesional dan para ahli dalam bidang kesehatan di seluruh dunia. “Para anggota memiliki komitmen dan keyakinan yang sama dalam meningkatkan keselamatan dan kualitas layanan kesehatan di seluruh dunia,” katanya.

Emiral, menjelaskan, ISQua merupakan organisasi internasional independen yang berdiri pada tahun 1984, yang memiliki misi mempromosikan, mendukung perbaikan terus-menerus dalam keselamatan pasien dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan di seluruh dunia. (**)

Komentar Anda