
PRAYA – Kepolisian masih terus mendalami penyebab kamatian Heni Sukmawati, 25 tahun, warga Dusun Bedus Desa Bangket Parak Kecamatan Pujut yang ditemukan tewas di dalam kamar kosnya di Dusun Baturiti Desa Kuta Kecamatan Pujut pada Kamis (21/3) lalu. Dugaan sementara dari hasil autopsi bahwa korban diduga meninggal karena bunuh diri. Namun penyidik Satreskrim Polres Lombok Tengah masih terus melakukan pendalaman untuk mengungkap kemungkinan adanya penyebab lain atau apakah korban meninggal karena dibunuh dan lainnya.
Kapolres Lombok Tengah, AKBP Iwan Hidayat mengungkapkan, untuk kasus penemuan mayat yang diduga sebagai korban bunuh diri ini, pihaknya memastikan bahwa penyidik sampai dengan saat ini tidak pernah menghentikan pengusutan kasus ini. Pihaknya memastikan pengungkapan kasus itu sampai dengan saat ini masih terus berjalan. “Jadi sampai dengan saat ini pihak Reskrim masih terus bekerja untuk mencari petunjuk-petunjuk atau alat bukti baru yang mengarah pada kasus pembunuhan. Kita sedang melaksanakan lidik mendalam dengan upaya- upaya maksimal termasuk mencari keberadaan alat bukti,” ungkap AKBP Iwan Hidayat, kemarin.
Dijelaskan, penyidik masih menunggu hasil digital forensik dan memang hasil digital forensik ini membutuhkan waktu untuk bisa keluar. Penyidik melakukan berbagai upaya untuk mengungkap kasus ini salah satunya dengan digital forensik ini. “Kalau indikasi yang menguatkan jika korban bunuh diri, itu berdasarkan hasil autopsi. Kita sebetulnya menginformasikan jika hasil autopsinya seperti itu yakni dugaan bunuh diri tapi kejadian itu tidak menutup kemungkinan berkembang karena kita tidak pernah menghentikan kasus itu dihasil autopsi. Tapi masih terus kita kembangkan,” tambahnya.
Disampaikan bahwa penyidik sudah menyampaikan secara langsung hasil autopsi baik kepada pengacara maupun keluarga korban dan penyidik juga sudah menjelaskan hasil autopsi itu kepada pihak keluarga. Di satu sisi, untuk mengungkap kasus ini penyidik sejauh ini sudah memeriksa hingga 11 saksi. “Saksi yang kita periksa mulai dari teman kos, ibu kos, penjaga kos hingga teman kerja korban. Sempat berkembang pada Malam rabu sebelum kejadian, korban menggunakan emas dan sudah kita periksa dari foto yang beredar korban menggunakan gelang ternyata itu foto seminggu sebelum kejadian,” terangnya.
Di satu kaitan dengan informasi jika korban ada patah tangan dari penyidik juga memastikan bahwa hal itu tidak benar karena sudah dilakukan autopsi dan dari hasil autopsi tidak ada menjelaskan adanya patah tangan. “Kalau luka-luka yang disebabkan di muka itu namanya lebam mayat yakni pembusukan setelah orang meninggal. Lebam mayat ini juga penjelasan dari dokter, yang jelas tim tetap bekerja,” tambahnya.
Seperti diketahui sebelumnya korban ditemukan pada Kamis (21/3) berawal dari rekan kerja korban yang curiga bahwa korban tidak masuk kerja selama dua hari, kemudian rekan kerjanya tersebut coba menghubungi korban melalui Handphone akan tetapi Handphone korban tidak aktif.
Mengetaui handphone korban tidak aktif, selanjutnya rekan korban langsung mencari korban di kos-kosan korban yang diketahui milik warga berinisal SM. Sesampainya di kos-kosan teryata rekan korban melihat kondisi kos-kosan korban terkunci dari dalam. Setelah itu, rekan korban memberitahu ketua RT yakni Burhan untuk dilakukan pengecekkan di dalam kos korban.
Setelah itu, kemudian ketua RT ditempat tersebut langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk membuka paksa pintu kos korban tersebut, dan setelah berhasil di buka korban sudah ditemukan sudah tergeletak dilantai dalam kondisi tidak bernyawa.
Kemudian pada saat dilakukan identifikasi oleh pihak kepolisian ditemukan jeratan kabel di leher korban dan ada darah keluar dari mulut dan hidung, selanjutnya pihak kepolisian menjelaskan kepada keluarga korban untuk di lakukan autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram untuk mengetahui penyebab kematian korban. (met)