Penderita DBD di Lombok Tengah Semakin Bertambah

Ilustrasi DBD
Ilustrasi DBD

PRAYA – Dinas Kesehatan Lombok Tengah menyampaikan penyakit demam berdarah (DBD) sudah sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, penderita penyakit gigitan nyamuk tersebut terus mengalami peningkatan dari yang sebelumnya pada awal tahun hanya ada enam orang.

Hal tersebut diakui langsung Kepala Dikes Lombok Tengah, H Omdah, meski belum bisa membeberkan secara detail jumlah penderita DBD tersebut, tapi Dikes memastikan angka penderita DBD itu mengalami peningkatan. Mengingat yang sebelumnya hanya terindikasi malah memang betul terkena DBD. “Memang kasus DBD kita saat ini mengalami peningkatan. Saya tidak tahu secara detail jumlahnya, hanya saja sudah puluhan warga kita yang terkena penyakit DBD ini. Malahan ini yang perlu kita antisipasi dari pada penyakit lainya seperti rabies dan penyakit lainnya,” kata Omdah, kemarin (17/2).

BACA JUGA: Ketahuan Kampanyekan Istri, Kadis Pariwisata Loteng Terancam Dibui

Ditambahkannya, wabah demam berdarah  tetap harus diwaspadai beberapa bulan ke depan ini. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, kasus DBD ini memang cenderung menurun. Tetapi melihat kondisi cuaca yang sekarang kadang hujan dan kadang panas, maka hal itu sangat rentan dengan DBD. “Tapi kalau DBD ini mungkin rata mengalami peningkatan untuk saat ini, makanya kita harus waspada,” jelasnya.

Baca Juga :  264 Kasus DBD Ditemukan Dalam Sebulan

 Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya sekarang masih intens dalam menggalakkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di tingkat desa dengan harapan setelah melakukan PSN ini paling tidak akan mengatasi persoalan DBD yang akan menyerang warga. “Sebenarnya kasus DBD menyerang warga karena memang kondisi cuaca yang memasuki musim hujan, serta lingkungan yang tidak bersih. Dalam kondisi seperti itu nyamuk aides aegypti akan berkembang biak saat ada genangan air pada sampah bekas yang berbentuk wadah,” jelasnya.

Tidak hanya masalah kondisi cuaca yang kurang bersahabat, akan tetapi perilaku yang mulai kendor menjaga kebersihan lingkungan ini menjadi penyebab kasus DBD ini. Makanya jika warga intens menjaga kebersihan bisa dipastikan penyakit DBD ini bisa terus ditekan. “Kita tetap mengimbau agar warga tetap waspada terhadap penyakit yang disebabkan faktor nyamuk aedes aegypti ini. Penyakit tersebut tidak hanya terjadi pada musim hujan, tetapi juga saat kemarau,” jelasnya.

Baca Juga :  DBD Masih Mengancam Warga NTB

BACA JUGA: Anjing Liar Dimusnahkan Dengan Racun

Selain itu, penyakit tersebut juga menyerang berbagai usia. Untuk itu, kepada masyarakat yang mengalami gejala yang ada indikasi terkena penyakit DBD, agar kedepan langsung melakukan pemeriksaan di puskesmas atau posyandu terdekat, agar kedepan bisa cepat ditangani dengan baik oleh tim medis. “Untuk mengatasi penyebaran DBD itu, kita sudah melakukan berbagai upaya, di antaranya dengan melakukan pengasapan dan pemberian bubuk abate. Kita juga  telah rapat untuk penanganannya. Karena kita terus melakukan berbagai penyuluhan kepada masyarakat mengenai bahaya DBD,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, pihaknya menyampaikan para penderita DBD ini awalnya mengalami gejala seperti demam dan suhu badan tinggi selama tiga hari berturut-turut. Untuk itu jika nantinya ada warga yang mengidap gejala tersebut maka diimbau untuk segera melakukan pemeriksaan ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. “Kalau tidak segera ditangani maka akan sangat berbahaya, makanya kita terus mengingatkan masyarakat dengan berbagai upaya saat ini,” tegasnya. (met)

Komentar Anda