Korban Gempa Kesulitan Air

Dana Perbaikan Rumah Korban Turun

Korban Gempa Kesulitan Air
TUNGGU PASOKAN AIR: Warga Desa Sajang Kecamatan Sembalun berjejer sambil membawa ember menunggu bantuan pasokan air bersih. (MUHAMMAD GAZALI/RADAR LOMBOK)

SELONG – Gempa berkekuatan 6,4 skala richter Minggu (29/7) lalu seolah telah merenggut segalanya. Terutama bagi warga Desa Sajang Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur. Mereka mulai kesulitan air bersih akibat rusaknya saluran pipa yang menyuplai air bersih ke desa mereka.

Untuk  kebutuhan air sehar-hari, warga pun    bergantung dari bantuan air yang didrop tim penaggulangan bencana. Namun, bantuan air yang didapatkan warga setempat belum sepenuhnya  mencukupi untuk berbagai kebutuhan. ‘’Kalau bantuan lain sudah cukup. Tapi  kalau kita di sini yang paling sulit air bersih. Memang ada bantuan, tapi masih kurang,’’ kata Inaq Tomi warga dusun Bawak Nao Desa Sajang, Jumat (3/8).

BACA JUGA: Gempa Susulan Kembali Hantui Warga

Dikatakan, pasokan air ini memang setiap hari diterima warga setempat terhitung sejak tiga hari lalu. Setiap harinya mereka hanya dijatahkan paling banyak dua ember per orang. Warga pun terpaksa harus menggunakan air sehematnya. Yaitu hanya dipakai untuk cuci piring dan wudlu. ‘’Kalau untuk nyuci pakaian tidak cukup. Soalnya tidak seberapa kita dapatkan. Sementara dalam satu rumah banyak kita butuhkan air,’’ ujar dia.

Karenanya mereka pun mengharapkan ada penangan cepat oleh pihak terkait. Yaitu meminta agar pipa air yang telah rusak diterjang gempa supaya segera diperbaikan. Sehingga kebutuhan air warga pun tidak lagi bergantung dari bantuan. ‘’Sudah sekitar tiga hari kita seperti ini. Tidak hanya di sini saja, tapi beberapa dusun lainnya juga kebutuhan airnya berharap dari bantuan,’’ katanya.

Sementara itu, Pemkab Lotim melalui Kabag Humas Ahmad Subah mengatakan, pihaknya telah turun langsung krocek terkait kekurangan air yang dialami warga korban gempa yang berada di tempat pengungsian. Salah satunya di Desa Sajang. Di tempat ini, katannya, ada sekitar 50 pungsi yang memang membutuhkan suplai bantuan air bersih yang lebih banyak. Bahkan sampai ada juga warga yang terpaksa harus membeli air untuk menambahkan kekurangan bantuan air yang diterima. ‘’Keluhan dari warga di sana sudah kita tindaklanjuti. Termasuk akan segara melakukan perbaikan pipa yang telah rusak,’’ kata dia.

Baca Juga :  Perbaikan Rumah Sakit dan Sekolah, Kontraktor Diberi Waktu Dua Bulan

Sejak adanya keluhan dari warga, tim penaggulangan bencana dalam hal ini BPBD telah dikerahkan menyalurkan air ke berbagai wilayah Desa Sajang. Termasuk kebutuhan air untuk para pengungsi di Dusun Bilok Petung. Tidak hanya air, namun berbagai kebutuhan dan kelengkapan pengungsi lainnya juga terus dipenuhi. ‘’Termasuk menyipakan MCK, dan dapur umum. Bila ada kebutuhan warga, segera kita selsaikan bersama. Dan informasikan langsung ke BPBD supaya segera ditindak lanjuti,’’ pungkasnya.

BACA JUGA: Tanggap Darurat Gempa Diperpanjang Tujuh Hari

Kerusakan pipa akibat gempa ini juga terjadi di wilayah Desa Ancak dan Senaru Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. Hampir semua pipa PDAM yang menyalurkan air bersih hancur luluh diguncang gempa. Dampaknya, warga pun mulai berteriak karena kekurangan air bersih. ‘’Sedang ada perbaikan pipa. Mungkin minggu ini sudah selesai,’’ ungkap Kepala BPBD KLU Iwan Maret Asmara, kemarin.

Untuk itu, Iwan juga mengaku akan segera menggelar rapat koordinasi. Baik dengan internal BPBD maupun dengan instansi terkait lainnya. Sehingga penanganan darurat kekeringan ini bisa segera diatasi. ‘’Kami akan segera merapatkan masalah ini,’’ tambahnya.

Di sisi lain, dana bantuan perbaikan rumah korban gempa bumi di dua Kecamatan di Lombok Timur seperti yang dijanjikan Presiden Joko Widodo ketika mengunjungi pengungsi beberapa hari lalu akhirnya  terealisasi. Dana bantuan untuk perbaikan rumah warga ini telah ditransfer pemerintah pusat.

Besaran bantuan yang diterima sendiri akan disesuaikan dengan kondisi kerusakan. Bagi warga yang rumahnya rusak berat, seperti janji persiden akan diberikan sekitar Rp 50 juta. Sedangkan rusak sedang sekitar Rp 10 juta. Bantuan tersebut akan diberikan dalam bentuk uang tunai. Nantinya, warga sendiri yang akan membangun rumahnya. ‘’Dananya sudah ada dan sudah ditransfer pusat,’’ ungkap Kabid Darurat dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim Rusnan, kemarin.

Baca Juga :  Kisah Korban Selamat Tertimpa Reruntuhan Gempa Bumi 7.0 Skala Richter

Disampaikan, pencairan sendiri diupayakan akan dilakukan dalam waktu dekat ini. Bantuan itu, akan ditransfer langsung ke rekening masing-masing warga. Karenanya, BPBD terus mendata identitas warga yang layak menerima bantuan tersebut. Seperti mencatat namanya, tempat tinggal, kondisi kerusakan, dan lainnya. ‘’Kalau sudah lengkap data-datanya nantinya berkas administrasinya akan langsung kita serahkan ke tim verifikasi. Sehingga bantuannya segera dicairkan,’’ imbuh dia.

BACA JUGA: Pengungsi Mulai Diserang Penyakit

Sementara terkait dengan verifikasi, lanjutnya sampai saat ini masih terus berjalan. Verifikasi sendiri dimulai sejak ditetapkan tujuh hari status tanggap darurat. Verifikasi yang dilakukan itu berupa pendataan semua rumah warga rusak, baik di Kecamatan Sambelia maupun Sembalun. Dari hasil verifikasi itu tercatat sebanyak 2.123  warga yang mengalami kerusakan, baik rusak berat maupun rusak ringan. ‘’Kerusakan terbanyak terjadi di Kecamatan Sambelia. Jadi ini data yang sudah valid,’’ imbuh dia.

Rusnan menambahkan, meski verifikasi pendataan kerusakan rumah warga telah dilakukan. Namun verifikasi sendiri belum berakhir. Dari rencananya verifikasinya direncanakan sampai status tanggap darurat berakhir, namun diperpanjang kembali selama satu minggu kedepan. ‘’Perpanjangan verifikasi ini karena administrasi data para warga yang menerima bantuan perbaikan rumah masih belum lengkap. Kalau data verifikasi hasil kerusakan sudah kita kirim, sementara administrasi yang lain segera menyusul,’’ tandasnya. (lie/flo)

Komentar Anda