MATARAM – Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) mendukung pendiri Nahdlatul Wathan (NW), TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai pahlawan nasional.
Hal itu diungkapkannya saat membuka acara seminar nasional sebagai salah satu syarat mengusulkan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, Rabu kemarin (5/4). Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB, H Ahsanul Khalik menuturkan, Wapres meminta agar semua syarat-syarat dan kelengkapan dokumen disegerakan. “Yang bisa mendapat gelar pahlawan nasional itu harus tidak ada cela, dan pak JK bilangnya Almagfirullah (TGKH Zainuddin Abdul Madjid) tidak memiliki cela. Makanya beliau sangat mendukung, tinggal administrasinya saja sekarang,” ucapnya kepada Radar Lombok,kemarin.
[postingan number=5 tag=”pahlawan”]
Sikap yang ditunjukkan JK, menurut Khalik sebagai bukti nyata bahwa TGKH Zainuddin Abdul Madjid tahun ini bisa diangkat sebagai pahlawan nasional. Dukungan dari semua pihak sangatlah penting, termasuk dari lembaga-lembaga sehingga memudahkan terwujudnya keinginan masyarakat NTB memiliki pahlawan nasional.
Menurut Khalik, sudah saatnya NTB memiliki pahlawan nasional. Provinsi Bali saja sudah ada 5 tokohnya menjadi pahlawan nasional, kemudian Nusa Tenggara Timur (NTT) ada juga 1 orang. “Kita ini yang tidak ada sama sekali, saya yakin tanggal 10 November nanti akan ada pahlawan nasional dari NTB,” katanya.
Dalam seminar tersebut, terdapat 3 pembicara yang mengupas habis tentang kepahlawanan TGKH Zainuddin Abdul Madji dan jasa-jasanya. Kiprah
TGKH Zainuddin Abdul Madjid dalam melawan penjajah, mengembangkan ajaran Islam, membangun pendidikan sudah tidak perlu diragukan lagi.
Pembicara pertama atas nama Prof Dr Taufik Abdullah dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dalam pemaparannya, ketokohan TGKH Zainuddin Abdul Madjid sangat kuat. “Menurut beliau, pandangan Almagfirullah (TGKH Zainuddin Abdul Madjid) juga luar biasa. Misalnya saja yang tergambar dalam syair-syair bahwa agama dan politik tidak bisa dipisahkan. Itu dinilai semangat kebangsaan dan cinta tanah air yang luar biasa,” ucap Khalik.
Berikutnya ada juga pembicara Prof Dr Djoko Surya, seorang guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM). Pembicara tersebut mengungkapkan peran TGKH Zainuddin Abdul Madjid sebagai perintis dan pejuang pendidikan. Semua sepak terjang TGKH Zainuddin Abdul Madjid tersebut selalu mengutamakan sikap kebangsaan yang berbasis pada kearifan lokal.
Prof Djoko memaparkan secara detail peran TGKH Zainuddin Abdul Madjid saat melawan penjajah. Sosoknya menjadi salah satu yang membangkitkan semangat perlawanan. “Pembicara yang ketiga itu Prof Dr Hariono, beliau guru besar Universitas Negeri Malang,” lanjut Khalik.
Disampaikan Khalik, Prof Djoko sendiri pernah bertemu langsung dengan TGKH Zainuddin Abdul Madjid. Meskipun waktu itu kondisinya sakit, namun TGKH Zainuddin Abdul Madjid tetap memiliki pemikiran yang luar biasa. Orang seperti TGKH Zainuddin Abdul Madjid merupakan 1 dari 5 orang yang ada di dunia.
Kehebatan TGKH Zainuddin Abdul Madjid disempurnakan dengan karya-karya-nya dalam bentuk buku maupun syair. Hal yang lebih membanggakan, TGKH Zainuddin Abdul Madjid ternyata fasih berbahasa Belanda. “Ketiga pembicara sepakat bahwa Almagfirullah ( TGKH Zainuddin Abdul Madjid) layak menjadi pahlawan nasional. Jadi dalam waktu dekat kita akan segera serahkan usulan ke Mensos,” tandas Khalik.
Semangat yang sama ditunjukkan Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Wathan, Irzani. Kegiatan seminar menurutnya sudah berjalan sempurna. Apalagi semua pihak, mulai dari tokoh NTB maupun tokoh nasional sangat memberikan dukungan.
Dikatakan, seminar tersebut dihadiri oleh sekitar 350 orang. Negara sudah saatnya memberikan apresiasi kepada TGKH M Zainuddin Abdul Madjid sebagai pahlawan nasional. “Minggu depan semua dokumen lengkap dan segera dibawa ke Kemensos. Karya Almagfirullah (TGKH Zainuddin Abdul Madjid) itu nyata dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia khususnya NTB,” kata Irzani. (zwr)
