SELONG – SDN 1 Sakra Selatan menjadi sasaran pelaku pencurian, Selasa (27/9) sekitar pukul 03.00 Wita. Sejumlah barang berharga yang ada di sekolah tersebut raib. Kejadian ini dilaporkan pihak sekolah ke Polsek setempat. Selanjutnya Polsek Sakra berkoordinasi dengan tim Inafis Polres Lombok Timur turun ke lokasi untuk menggelar olah TKP. Termasuk juga meminta keterangan para saksi dan mengumpulkan barang bukti.
Kapolsek Sakra, IPTU Suyono, membenarkan aksi pencurian yang terjadi di SDN 1 Sakra Selatan. Saat ini masih dalam proses penyelidikan. “ Setelah menerima laporan kita mendatangi dan mengamankan TKP bersama dengan petugas Inafis Polres,” katanya.
Kejadian ini pertama kali diketahui oleh penjaga sekolah bernama Lalu Agus sekitar pukul 05.30 Wita. Ketika itu yang bersangkutan akan datang membuka pintu kelas dan ruang guru.” Setelah selesai membuka pintu kelas, penjaga sekolah tersebut kemudian membuka ruang guru.. Pada saat ruang guru dibuka yang bersangkutan sudah melihat barang-barang dalam ruang guru dalam keadaan berantakan,” ungkapnya.
Melihat kondisi ruangan yang berantakan dan sejumlah barang berharga hilang, penjaga sekolah itu langsung menghubungi kepala sekolah.
Tak lama kemudian kepala sekolah tiba di lokasi. Ia pun langsung membuka ruang guru dan mengecek barang – barang berharga yang ada di dalam ruangan tersebut. Dan barang berharga seperti alat- alat elektronik ternyata habis dibawa pelaku.” Setelah dicek kondisi ruangan berantakan dan ditemukan beberapa tulisan dan coretan di dinding ruang guru dengan ucapan kata-kata yang kurang pantas dibaca,” terangnya.
Berdasarkan hasil olah TKP, sejumlah barang berharga yang dibawa pelaku diantaranya laptop, Grey SKD/Non Holder sebanyak 14 unit, tipe 12 inch yang merupakan peralatan UNBK, amplifier(Speaker) 1 unit, amplibell 1 unit dan tong gas 1 buah. Kerugian yang ditimbulkan dalam kejadian ini ditaksir Rp 127 juta lebih.” Pelaku diduga masuk melalui atap kamar mandi yang berada dipojok belakang ruang guru dan diperkirakan berjumlah lebih dari satu orang. Aksi pencurian kuat dugaan karena ada motif dendam/sentimen pribadi dengan kepala sekolah,” bebernya.
Kasus tersebut kini masih dalam proses pendalam. Dari keterangan para saksi dan bukti yang ada tentunya akan dijadikan sebagai petunjuk untuk mengungkap pelakunya.(lie)