MATARAM — Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Ibnu Salim buka suara perihal peluang dirinya maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Lombok Barat (Lobar), berpasangan dengan mantan Bupati Lobar, Hj Sumiatun.
“Belum jelas,” ungkap Ibnu Salim kepada Radar Lombok, Rabu kemarin (24/4).
Ibnu sendiri tidak ingin ambil pusing terhadap berbagai perspektif masyarakat terkait beredarnya video pertemuannya dengan Sumiatun, pada momentum halal bihalal Idul Fitri 1445 Hijriah beberapa waktu lalu. Dimana diketahui pertemuan Ibnu Salim itu berlangsung di kediaman Sumiatun di Sekotong, Lobar.
Terkait itu, Ibnu mempersilakan masyarakat untuk menilai sendiri apa arti pertemuannya dengan Ketua Partai Golkar Lobar tersebut. “Kalau ramai kan urusan masyarakat, yang penting bukan saya yang ramai,” ujarnya.
Meski begitu, Inspektur pada Inspektorat NTB ini menegaskan hingga kini belum ada pembiacaaan yang mengarah kepada Pilkada Lobar antara dirinya dengan Sumiatun. “Saya belum berbicara begitu, yang memeriahkan ini kan orang,” ujar Ibnu.
Pria asal Lobar ini juga menekankan kalau dirinya belum pernah sekalipun melakukan komunikasi dengan partai politik (Parpol), termasuk dengan Partai Golkar yang saat ini diketuai oleh Sumiatun di Lobar.
“Silakan orang-orang berbicara, yang penting bukan saya yang menggerakkan. Karena sampai hari ini saya tidak pernah bermain, dan tidak ada Parpol yang mendekat,” ucap Ibnu.
Mantan Kasat Pol PP NTB ini mengaku ingin fokus pada tugas dan tanggung jawabnya sebagai Penjabat Sekda NTB yang diemban saat ini. “Saya ingin menyelesaikan tugas-tugas saya,” tandasnya.
Sementara itu, mantan Bupati Lobar, Hj Sumiatun sudah dipastikan akan maju kembali dalam perebutan kursi orang nomor satu sebagai calon Bupati Lobar. Untuk itu, Sumiatun juga mengaku sudah melakukan komunikasi dengan sejumlah figur dan petinggi Parpol.
Bahkan perempuan berkerudung ini juga memberikan signal bahwa calon wakil yang akan mendampingi harus dari kalangan birokrat. “Saya kan dari politik, berarti harus cari yang dari birokrat pemerintah. Masak politik dengan politik beradu (pasangan),” pungkasnya. (rat)
