Saatnya Masyarakat NTB Bangkit

Saatnya Masyarakat NTB Bangkit
PASTI BERAKHIR : Gubernur NTB TGB HM. Zainul Majdi saat menyemangati warga korban bencana gempa di Lombok Barat belum lama ini. (ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Bencana itu pasti berakhir. Setelah lama dirundung duka, kini saatnya masyarakat Lombok dan NTB secara umum harus bangkit dari keterpurukan. Gempa memang harus tetap diwaspadai. Dari catatan yang ada, sudah tidak ada gempa susulan berskala besar yang membahayakan.” Semoga tidak ada lagi gempa besar. Amin,” ungkap Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mataram Agus Riyanto kepada Radar Lombok, Minggu (26/8).

Kemarin sekitar pukul 11:54 Wita memang terjadi gempa di wilayah laut sebelah utara Kabupaten Sumbawa. Gempa tersebut berkekuatan 5,1 SR. Sebelumnya juga terjadi gempa pada pukul 02.33 Wita dini hari dengan kekuatan 5,5 SR yang berlokasi di pulau Sumbawa.

BACA JUGA: Jalur Pusuk Sembalun Aman Dilewati

Menurut Agus, berdasarkan lokasi episenter, kedalaman hiposenter dan mekanisme sumbernya, gempa-gempa tersebut disebabkan aktivitas sesar naik Flores (Flores Back Arc Thrust). Gempa tersebut dibangkitkan oleh deformasi bantuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault). “ Episenternya relatif berdekatan dengan gempa 6,9 SR minggu lalu. Itu artinya gempa susulan dari gempa minggu lalu,” terang Agus.

Data gempa seluruh dunia, kekuatannya selalu semakin melemah. Misalnya saja gempa utama dengan kekuatan 7,0 SR, maka gempa susulannya akan terus melemah. Termasuk gempa utama pada Minggu malam lalu (16/8) dengan kekuatan 6,9 SR, gempa susulan tidak akan pernah lebih besar. 

Gempa tanggal 29 Juli, 5 Agustus dan 9 Agustus, sumbernya keluar dari patahan yang sama. Sedangkan gempa yang masih terjadi saat ini merupakan gempa susulan dari gempa utama minggu lalu. “ Berbeda halnya jika gempa terjadi bukan dari sumber yang sama. Kekuatannya tentu tidak terkait antar satu sama lain,” tambahnya.

Baca Juga :  Pertambangan Perseorangan Dituding Lebih Liar

Di Pulau Lombok ungkapnya, terdapat dua patahan atau sesar yang berpotensi menyebabkan gempa. Lokasi pertama yaitu subduksi dari lempeng Samudera Hindia yang berada di wilayah utara. Kemudian ada juga patahan di wilayah selatan. Sejauh ini, gempa hanya disebabkan oleh patahan di utara. Sedangkan yang di selatan, BMKG membaca belum ada gejala peningkatan aktivitas. “ Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” kata Agus.

Dengan memperhatikan hal tersebut, pemerintah juga telah menghentikan masa tanggap darurat. Penanganan pasca bencana gempa dimulai tahap transisi untuk pemulihan.

Pemerintah Provinsi NTB akan melakukan launching peralihan dari masa transisi tanggap darurat menjadi masa pemulihan pada hari ini di Kabupaten Lombok Utara (KLU), (27/8). “ TNI dan seluruh OPD akan melanjutkan kegiatan-kegiatannya. Sekarang sudah tidak ada lagi kegiatan- kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan evakuasi dan penyelamatan. Semua sudah dilaksanakan, korban sudah teridentifikasi dan dalam proses pemulihan, baik di rumah sakit maupun tempat masing-masing,” ujar Sekretaris daerah (Sekda) Provinsi NTB H. Rosiady Sayuti.

Pemerintah akan mulai membangun kembali rumah-rumah rakyat maupun fasilitas publik yang terdampak. Apalagi telah ada Inpres nomor 5 tahun 2018. Dengan keluarnya Inpres tersebut, maka masa pemulihan diharapkan dapat selesai dalam masa waktu 6 bulan kedepan.

Baca Juga :  Tahun 2016, 11 Kasus Lambang Palu Arit di NTB

Untuk menangani pemulihan, telah dibentuk Komando Satuan Tugas Gabungan dibawah Komando Mayor Jendral TNI Madsuni. “Saat ini secara umum semua kebutuhan mendasar masyarakat sudah dapat tertangani dengan baik. Adapun kekurangan-kekurangan seperti tenda, MCK dan air bersih, pemerintah akan segera memastikan masyarat untuk mendapatkan fasilitas yang layak untuk dapat bertahan hingga dua atau tiga bulan kedepan. BNPB juga akan menyiapkan 5000 tenda yang akan didatangkan dari luar daerah,” katanya.

Pemerintah juga akan membangun Rumah Hunian Sementara (RHS) sesuai dengan kondisi warga terdampak. Saat ini barang yang dibutuhkan telah didatangkan dari daerah. “Mulai minggu ini kegiatan belajar-mengajar juga sudah mulai aktif. Untuk KLU, proses belajar sementara di tenda yang ada di tempat pengungsian masing- masing,” terangnya.

Di tempat lain, Gubernur NTB TGBKH M Zainul Majdi bertemu dengan Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi di Mataram. Berbagai hal yang berkaitan dengan penanganan pasca bencana dibicarakan.

BACA JUGA: Warga Lombok Barat Masih Khawatirkan Gempa Susulan

Salah satu hal yang menjadi perhatian gubernur, terkait pengangkutan bantuan ke sejumlah lokasi. “Meski tanggap darurat sudah berakhir, kami harapkan Kemenhub dapat memperpanjang pemotongan tarif transportasi untuk pengiriman bantuan ke Pulau Sumbawa,” ucapnya.

Gubernur meminta Kementerian Perhubungan untuk memudahkan pengangkutan bantuan ke lokasi terdampak di Sumbawa itu melalui tarif transportasi yang murah. Hal itu penting diperhatikan agar tidak menambah beban masyarakat. (zwr)

Komentar Anda