Pencari Burung Kaget Melihat Mayat di Pohon

OLAH TKP: Polisi melakukan olah TKP terhadap penemuan mayat di Bertais, Kota Mataram. (IST FOR RADAR LOMBOK)

MATARAM–Niat mencari burung, warga Lingkungan Gerung Butun Timur, Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram dikejutkan dengan tubuh manusia tergantung di Pohon Lamtoro, Sabtu (12/11) malam, sekitar pukul 23.00 WITA.

“Kejadiannya itu di Jalan Sandubaya, kompleks pergudangan Pegadaian Kelurahan Mandalika, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram,” terang Kapolsek Sandubaya Kompol Nasrullah, Minggu (13/11).

Identitas mayat yang ditemukan berinisial H pria 30 tahun, yang merupakan warga setempat. Berdasarkan informasi yang diperoleh media ini, korban baru dua bulan pulang merantau dari Kalimantan. Sejak pulang, korban diduga mengalami stres, korban juga diduga sering berhalusinasi dan berbicara sendiri. “Semenjak balik kerja dari Kalimantan korban mulai stres dan depresi, setiap hari keluar jalan keliling tanpa tujuan,” sebutnya.

Baca Juga :  Bantuan Alsintan Lotim Digunakan untuk Kampanye

Penemuan mayat ini berawal dari warga berinisial BMR dan saksi DS sedang mencari burung di sekitar tempat kejadian. Pada saat saksi menyenter ke atas pohon untuk melihat burung yang akan dibidik, tiba-tiba saksi melihat seseorang dengan posisi tergantung dengan tali. “Seketika kedua saksi itu lari dan memberitahu saksi lainnya bahwa ada korban gantung diri,” ungkapnya.

Setelah mengetahui informasi itu, saksi melaporkannya ke Polsek Sandubaya. Polisi yang mendapati informasi itu, langsung mendatangi dan melakukan olah TKP dan membawa korban ke Rumah Sakit Bhayangkara Mataram untuk divisum. “Pada saat ditemukan sudah tidak bernyawa,” katanya.

Baca Juga :  Kejari Mataram Tetapkan Tersangka Korupsi KUR BRI

Berdasarkan hasil visum dokter, ditemukan luka jeratan di leher, luka pada leher dasar, lidah tergigit. “Dari pemeriksaan visum ini, dokter menyampaikan bahwa korban murni meninggal akibat gantung diri,” sebutnya.

Dengan tidak ditemukan adanya tanda kekerasan terhadap korban, pihak keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi. “Keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi dan menerima kematian korban merupakan sebuah musibah,” ujarnya. (cr-sid)

Komentar Anda