Pascagempa, Penduduk Miskin NTB Diperkirakan Bertambah

Penduduk Miskin NTB Diperkirakan Bertambah
FOTO - Aktivitas pasar murah yang dilaksanakan salah satu OPD Pemprov NTB dalam rangka stabilisasi harga bahan pokok. (Ist/)

MATARAM – Gempa bumi yang mengguncang Lombok dan Sumbawa yang terjadi hampir sebulan lamanya akan berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Tak hanya itu, jumlah penduduk miskin juga akan semakin menggelembung melonjak naik. Pasalnya, hampir sebulan lamanya aktivitas ekonomi fakum hampir di seluruh pulau Lombok.

Gempa bumi tersebut juga memporak-porandakan ratusan ribu bangunan rumah, fasilitas public hingga pertokoan da pasar tradisional yang menjadi pusat ekonmi masyarakat.  Mandeknya aktivitas ekonomi masyarakat tersebut, tentunya akan berdampak terhadap  meningkatnya jumlah pengangguran dan ujungnya menjadi penduduk miskin.

BACA JUGA: Gubernur NTB Minta Aparat Kejar Penyebar Hoaks

“Kalau  bencana alam seperti ini, ya pasti mengkibat bertambahnya jumlah penduduk miskin dan berdampak ke perekonomian yang tidak normal pasca gempa ini, “ kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) NTB, Ni Ketut Wolini, Sabtu (1/9).

Baca Juga :  Ekspor Mutiara NTB Masih Bentuk Gelondongan

Dikatakannya, saat ini pelaku usaha di NTB, lebih banyak usaha yang menengah kebawah, seperti pengusaha-pengusaha rumahan misalnya kuliner dan oleh-oleh. Untuk itu pemerintah harus lebih cepat memberikan informasi atau binaan pada masyarakat.  Sehingga mereka yakin bahwa ekonomi ini tidak seburuk itu dan menjaga harga agar tidak ada yang naik itu intinya.

Kehadiran pemerintah dalam membangun ekonomi dengan cara memberikan kepastia harga dan pasokan distribusi berbagai kebutuhan pokok juga menjadi sangat penting. Begitu juga dengan menjamin keamanaan, pascagempa yang terjadi bagi pelaku usaha Pasalnya, pasca gempa aktivitas ekonomi hingga sekarang ini belum pulih. Masih ada trauma warga dengan masih adanya potensi gempa susulan, hingga maraknya aksi kejahatan pencurian yang semakin meresahkan masyarakat hendaknya menjadi perhatian pemerintah daerah dan juga aparat keamanan. 

Baca Juga :  Lelah Tunggu Bantuan Pemerintah, Sukarno Bangun Rumah Terbalik

BACA JUGA: Takut Gempa, 5 Siswa Mataram Eksodus Keluar Daerah

Sementra itu mengenai kenaikan dolar yang terus menanjak tinggi mencapai Rp. 14.600 per USD dikatakan Wolini, jelas mempengaruhi harga barang akan ikut naik. Hanya saja kenaikannya tidak sampai terlalu signifikan.

“Kenaikan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah pastinya sangat berpengaruh terhadap angka kemiskinan yang nantinya akan bertambah,” ujarnya.

Komentar Anda
1
2