Menjelang PON 2028, BLK Lombok Tengah Mulai Siapkan Tenaga Terampil

PRAYA–Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Latihan Kerja (BLK) Lombok Tengah saat ini mulai menyiapkan berbagai tenaga terampil untuk menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XXII yang berlangsung 2028 mendatang.

Seperti diketahui bahwa Lombok Tengah juga akan dijadikan beberapa spot untuk penyelenggaraan PON ini.

Yang mana untuk mempersiapkan PON 2028 ini berbagai infrastruktur pendukung rencananya akan mulai dikerjakan pada 2025 mendatang.

Pasalnya berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) teknokratik dibahas tahun 2024 dan akan dieksekusi mulai 2025. Yang mana akan ada delapan venue untuk delapan cabor yang akan dipertandingkan di Lombok Tengah.

Kepala UPTD BLK Lombok Tengah, Dedet Zelthauzallam menegaskan selama ini dari BLK rutin memberikan pelatihan namun saat ini mereka juga fokus untuk memberikan pelatihan dalam hal menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil terutama untuk menghadapi PON tahun 2028 mendatang.

“Jadi kita sekarang fokus menyiapkan tenaga kerja untuk perhelatan PON 2028. Karena pekerjaan fisik untuk mendukung pelaksanaan PON ini pada tahun 2025 mendatang maka tentu akan banyak tenaga kerja seperti tukang dan lainnya yang dibutuhkan,” ungkap Dedet Zelthauzallam kepada Radar Lombok.

Pemkab sudah merancang pada tahun 2025 semua infrastruktur mulai dibangun sehingga pada tahun 2026 bisa diselesaikan tidak terkecuali sejumlah jalan untuk keperluan logistik PON sudah selesai dibangun.

“Maka dari segi pengelasan, bangunan dan lainnya kita mulai siapkan di BLK dan pelatihan sudah mulai kita lakukan. Maka kita memastikan ketika sudah mulai pembangunan maka masyarakat Lombok Tengah sudah siap untuk direkrut bekerja,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa sampai saat ini alumni BLK cukup tinggi bahkan semenjak berdiri BLK dari tahun 1985 jumlah alumni mencapai puluhan ribu.

Hampir 40 persen dari alumni BLK ini juga sudah bisa membuat usaha sendiri dan sebagian lagi ada yang bekerja di berbagai sektor sesuai dengan jenis pelatihan yang sudah didapatkan di BLK.

“Mereka rata-rata memang kerja mandiri dan inilah yang perlu kita intervensi,” tegasnya. (met)

Komentar Anda