Pj Gubernur Diminta Turun Tangan Atasi Krisis Air di Gili

UNJUK RASA: Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Asmara NTB menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Gubernur NTB, Senin (1/7). (RATNA)

MATARAM — Ratusan masa yang tergabung dalam Aliansi Solidaritas Mahasiswa dan Rakyat (Asmara) NTB, menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Gubernur NTB, Senin (7/1).

Dalam aksinya, mahasiswa dari sejumlah Perguruan Tinggi di Mataram ini menuntut agar Penjabat (Pj) Gubernur NTB, Mayjen (Purn) TNI Hassanudin, turun tangan untuk menangani persoalan krisis air yang melanda Gili Meno, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.

“Kami percaya dan berharap bahwa Penjabat Gubernur NTB yang telah dilantik akan menjadi momentum penting untuk mengoreksi seluruh kegagalan pemerintah NTB kemarin dalam menangani krisis air bersih di Tiga Gili, dan menyelesaikan permasalahan yang ada,” ungkap Koordinator Umum Asmara NTB untuk Gili Tramena, Yudiatna saat ditemui disela-sela aksi unjuk rasa.

Menurutnya, perusahaan penyedia air PT Tiara Cipta Nirwana (TCN) dinilai telah melakukan pembohongan publik sejak awal beroperasi. Dimana sejak awal berinvestasi di Gili Tramena, PT TCN hanya akan melakukan penyulingan air laut untuk diolah menjadi air tawar.

Tetapi faktanya perusahaan tersebut membangun kolam berukuran besar dengan kedalaman 30 meter lebih yang kemudian terhubung dengan pipa penyedotan langsung ke laut.
Pembangunan kolam yang terhubung langsung ke laut ini mengakibatkan 1.660 meter persegi area konservasi laut menjadi rusak, terutama terumbu karang dan biota laut mati akibat ditutupi lumpur limbah produksi PT TCN.

Baca Juga :  Megaproyek Global Hub Bandar Kayangan Masih Mimpi

“Adapun berita soal sudah ada air yang mengalir di Tiga Gili Tramena, tetapi kenyataan disana yang ada di Gili Trawangan saja, sementara di Gili Meno tidak ada. Sehingga kami menuntut pemerintah memberikan jaminan akses air kepada masyarakat Gili Trawangan dan Gili Meno, yang sampai saat ini mengalami krisis air dan hentikan komersialisasi air,” tegasnya.

Yudiatna meminta agar Pemprov NTB melindungi masyarakat Gili Trawangan dan Gili Meno yang ditindas dan diancam Bupati Lombok Utara bersama jajarannya, karena menolak aktivitas pengeboran PT TCN yang sudah membahayakan lingkungan, mencemari laut, dan merusak terumbu karang di kawasan Gili Tramena.

Juga mendesak Pj Gubernur NTB untuk mewujudkan komitmen perbaikan dan perlindungan lingkungan hidup di NTB. “Segera selesaikan permasalahan dan berikan solusi yang fundamental penyediaan air bersih di Gili Tramena, dengan tidak merusak lingkungan hidup, tidak bertendensi kepentingan pribadi dan golongan,” katanya.
Pihaknya juga mendorong kemandirian PDAM dalam memberikan dan menjamin kebutuhan dasar air bersih, sebagai upaya untuk memaksimalkan peran Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lombok Utara.

Baca Juga :  KPK Temukan Banyak Penyimpangan Dana Desa

Menghentikan kriminalisasi pergerakan rakyat atas perlawanan dalam Upaya menuntut hak-hak nya dan menjaga keberlanjutan ruang hidup,ruang tangkap dan ruang kelola rakyat.
Selanjutnya mewujudkan komitmen perbaikan dan perlindungan lingkungan hidup sesuai dengan undang-undang no 32 tahun 2009 tentang pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup junto UUCK.

Berikut mendesak pemerintah untuk memberikan solusi yang konkret dalam penyediaan air bersih namun tidak menyebabkan kerusakan dan konflik. “Kita ingin Pemerintah memastikan pemerataan akses sumber air bersih yang ada di NTB. serta selamatkan 283 pulau-pulau kecil yang ada di NTB,” tegasnya.

Sementara itu, Asisten II Setda NTB Fathul Gani yang mewakili Pemprov NTB mengungkapkan permintaan maaf karena Pj Gubernur belum bisa menemui masa aksi.

Namun dia berjanji usai menggelar rapat bersama pimpinan besok, Pemprov akan terjun ke KLU untuk memastikan persoalan air bersih ini sudah tertangani oleh Pemkab KLU. “Kami sependapat dengan apa yang disampaikan teman-teman mahasiswa,” ujarnya. (rat)

Komentar Anda