Mei, DBD Capai 1.939 Kasus

MATARAM – Prediksi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) akan menurun pada bulan Mei meleset.

Dinas Kesehatan Provinsi NTB  menemukan, sampai saat ini sudah ada 1.939 kasus DBD. Belum lagi  penderita yang tidak diketahui oleh petugas. Kepala Dinas Kesehatan, drg Eka Junaedi mengungkapkan, dari 1.939 kasus yang ada, sebanyak 19 orang telah meninggal dunia.  “Nyawa masih berjatuhan meski kita sudah berusaha maksimal, bantuan dari SKPD lain kita butuhkan,” ucapnya kepada Radar Lombok, Minggu kemarin (22/5).

Secara rinci disampaikan Eka, wilayah yang paling banyak ditemukan kasus DBD dan korban meninggal dunia ada di Kota Mataram. Dikes menemukan saat ini terdapat 589 kasus DBD di Kota Mataram dan 7 orang telah meninggal dunia. “Sebelum-sebelumnya kan yang paling tinggi Lotim, karena jumlah penduduknya juga paling banyak. Tapi sekarang Mataram,” ujar Eka.

Untuk Lombok Timur, saat ini terdapat 535 kasus DBD dan 6 orang telah meninggal dunia. Selanjutnya Lombok Barat terdapat 168 kasus dan 2 orang meninggal, Lombok Tengah 75 kasus dan 1 orang meninggal. Kemudian Kabupaten Lombok Utara (KLU) ada 100 kasus dan belum ada yang meninggal dunia.

Baca Juga :  Kepala Puskesmas Sakra Klaim Pasien DBD Menurun

Sementara di Pulau Sumbawa, kasus tertinggi terjadi di Kabupaten Sumbawa sebanyak 244 kasus dan 2 orang meninggal. Kemudian Kabupaten Bima 83 kasus, Dompu 82 kasus, KSB 34 kasus dan Kota Bima 29 kasus. “Kalau di Pulau Sumbawa, yang meninggal hanya ada di Kabupaten Sumbawa dua orang dan di Kota Bima satu orang. Total se-NTB sudah ada 19 orang meninggal,” terang Eka.

Menurut Eka, fenomena DBD tahun ini sangat mengerikan. Sepanjang tahun 2015 lalu jumlah kasus DBD hanya 1273 dan yang meninggal 3 orang. Namun tahun ini, baru bulan Mei kasus DBD hampir mencapai 2 ribu dan sudah 19 orang meninggal dunia.

Baca Juga :  264 Kasus DBD Ditemukan Dalam Sebulan

Iklim tahun ini menjadi penyebab utama, parahnya lagi La Nina diperkirakan akan masih terjadi sampai bulan Agustus. La Nina merupakan fenomena mendinginnya suhu muka laut di Samudra Pasifik area khatulistiwa, sehingga suplai uap air terus bertambah.

Eka berharap SKPD lain seperti Dinas Pekerjaan Umum (PU) turut membantu Dinas Kesehatan. Masalah DBD bukan hanya tanggungjawab Dikes, mengingat salah satu penyebab DBD tidak bagusnya drainase di NTB. “Badan Lingkuhan Hidup juga harus terlibat, kami selama ini sudah berupaya maksimal, tapi tidak bisa berjuang sendiri. Korban terus berjatuhan, ayo kita bekerjasama semua,” harapnya.

Tidak lupa pula Eka mengingatkan kepada masyarakat agar lansung melakukan pemeriksaan ke dokter apabila terkena demam. “Jangan telat, jangan bawa ke dukun. Takutnya itu DBD, lingkungan juga mohon dijaga,” tandasnya. (zwr)

Komentar Anda