Kelelahan Berenang Saat Menolong Bocah SD Terseret Ombak, Sopir Rombongan Meninggal

H Nurudin, seorang sopir meninggal setelah mencoba menyelamatkan korban tenggelam di Pantai Senek, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Sabtu (20/5/2023). (IST FOR RADAR LOMBOK)

PRAYA–Nasib tragis dialami H. Nurudin, (60), warga Repuk Dokar, Desa Bonjeruk Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah.

Nyawanya tak tertolong setelah kelelahan melakukan pertolongan terhadap anak tenggelam di Pantai Senek, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.

Peristiwa nahas ini terjadi Sabtu (20/5/2023) sekitar pukul 10.30 WITA.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, H. Nurudin selaku sopir membawa rombongan anak-anak SD.

Tepatnya sekitar pukul 08.00 WITA, rombongan berkumpul di SDN di Dusun Bengkel dan berangkat bersama menuju lokasi wisata Pantai Senek, Desa Kuta, Kecamatan Pujut untuk melaksanakan acara perpisahan sekolah. Rombongan tiba di lokasi sekitar pukul 09.00 WITA.

Setelah sekitar 30 menit di lokasi, terdengar suara anak berteriak meminta tolong karena terseret ombak.

Melihat kejadian itu, H. Nurudin bergegas menolong bersama dua orang guru yakni Novi Atmajaya (35) warga Desa Perine, Kecamatan Jonggat dan Mahsuf (42) warga Desa Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah.

Setelah berenang sejauh 50 meter, H. Nurudin kelelahan dan tak sadarkan diri di perairan. Sementara anak tenggelam berhasil diselamatkan.

Selanjutnya para guru bersama warga menyelamatkan H. Nurudin. Selanjutnya dievakuasi ke Puskesmas Kuta.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis Puskesmas Kuta, korban dinyatakan telah meninggal dunia.

Lalu sekitar pukul 12.15 WITA , jenazah korban dibawa oleh pihak keluarga didampingi Kepala Desa Bonjeruk dengan menggunakan Ambulans Desa Bonjeruk menuju rumah duka di Dusun Repuk Dokar, Desa Bonjeruk.

“Korban yakni  H. Nurudin diduga meninggal dunia akibat kelelahan pada saat berenang. Korban juga diketahui merupakan sopir kendaraan yang ikut sebagai rombongan sekolah,” ungkap Kapolsek Mandalika IPTU Kadek Suhendra.

Kapolsek belum bisa menjelaskan apakah ada unsur kelalaian atau tidak dari para guru yang membuat anak-anak tersebut lepas pengawasan hingga terseret ombak.

“Karena banyak murid SD jadi tidak bisa diawasi semuanya, terus anak-anak karena merasa sudah bisa berenang di kokoh (sungai) sekarang nyoba berenang di laut,” bebernya. (met)