Inovasi NTB Turunkan Kasus Stunting Mendapat Apresiasi

KOORDINASI; Inilah saat sejumlah pembicara menyampaikan materinya di depan peserta Forum Koordinasi Stunting dan Fasilitasi Koordinasi Satgas Percepatan Penurunan Stunting, Kamis (10/8) di Hotel Prime Park, Mataram. (NASRI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Optimisme target penurunan stunting di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dapat dicapai. Hal ini disampaikan oleh Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB Dr Lalu Makripuddin pada Forum Koordinasi Stunting dan Fasilitasi Koordinasi Satgas Percepatan Penurunan Stunting, Kamis (10/8) di Hotel Prime Park, Mataram.

Makripuddin menyampaikan, berdasarkan hasil evaluasi nasional tahun 2022 bahwa pelaksanaan kegiatan tematik program percepatan penurunan stunting di Provinsi NTB meraih kategori sangat memuaskan. Selain itu, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) berjalan sesuai track. Pembentukan berbagai inovasi dari kabupaten/kota menjadi bentuk keberhasilan dari TPPS.

“Selain Gerakan Bersama Sawer Telur kepada Masyarakat Beresiko Stunting, kemarin, di Lombok Timur telah dilaunching Buat Administrasi Kependudukan Secara Online yang disebut BAKSO dan Kelas Keluarga Risiko Stunting yang disebut KERIS,” ungkapnya.

Selain inovasi yang ada di Lombok Timur, kabupaten/kota lainnya juga memiliki inovasi yang bertujuan untuk percepatan penurunan stunting. Beragam inovasi yang dialksankan secara Gotong royong oleh setiap kalangan NTB mendapat apresiasi dari Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr.(HC). dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG.(K) yang hadir langsung pada kegiatan tersebut.

“Saya apresiasi inovasi dari tiap kabupaten dalam menurunkan stunting bahkan Kabupaten Lombok Timur membuat aplikasi BAKSO dan menang sebagai juara 1 saat pendidikan dan pelatihan kepemimpinan tingkat nasional,” ungkap Hasto

Baca Juga :  Nasib Honorer Bergantung di Pusat

Salah satu bentuk gotong royong yang dimaksud adalah adanya program pengumpulan telur yang dilakukan oleh seluruh sekolah tingkat menengah atas di NTB yang kemudian di salurkan kepada keluarga dengan resiko stunting. “Sekolah-sekolah yang ada di NTB bersama-sama mengumpulkan telur, OPD juga mengumpulkan sebanyak 270.000 telur, gerakan gotong royong di NTB luar biasa,” tuturnya.

Program nasional percepatan penurunan stunting merupakan salah satu wujud dalam mendukung Visi Presiden Jokowi di tahun 2045 yaitu salah satunya dapat mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan ekonomi yang maju dan berkelanjutan.

“Peningkatan pengetahuan dan pemahaman keluarga berperan penting untuk pencegahan stunting dan mempersiapkan anak agar tumbuh kembangnya dapat optimal menjadi generasi maju,” tambah Hasto.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah, M.Pd., selaku Ketua TPPS Provinsi NTB mengatakan bahwa penurunan stunting bukan hanya berbicara tentang angka tetapi bagaimana anak balita dapat sehat dan tidak stunting.

Aktifnya lebih dari 7600 posyandu keluarga yang ada di NTB, kegiatan posyandu setiap bulannya di setiap dusun di NTB berjalan dengan baik dan kualitasnya terus ditingkatkan juga merupakan salah satu trobosan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi NTB dalam upaya percepatan penurunan stunting. “Kita sekarang sudah tidak boleh menggunakan dacin untuk mengukur berat badan bayi. Secara keseluruhan di NTB, penggunaan antropometri sudah merata sehingga posyandu yang ada benar-benar berkualitas,” ungkap Umi Rohmi.

Baca Juga :  Selamat Purna Tugas Sekda Eko!

Ummi Rohmi sapaan akrabnya optimis permasalahan stunting dan kesehatan masyarakat lainnya yang ada di NTB akan dapat teratasi apabila fungsi posyandu keluarga sebagai pusat edukasi berbasis dusun berjalan secara konsisten dan berkelanjutan.

Lebih lanjut, Ummi Rohmi memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat sebagai kabupaten pertama di Indonesia yang telah menuntaskan 5 pilar sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) pada tahun 2020. “Kami mendorong untuk kabupaten lain juga dapat menuntaskan 5 pilar STBM,” himbaunya.

Menutup sambutan, Ummi Rohmi menghimbau kepada seluruh stake holder terkait dan kepada seluruh elemen masyrakat untuk bersama-sama menangani permasalahan stunting yang ada di Provinsi NTB, sehingga dapat mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki daya saing untuk mewujudkan NTB yang gemilang.

Pada kegiatan Forum Koordinasi Stunting dan Fasilitasi Koordinasi Satgas Percepatan Penurunan Stunting ini pula dirangkai dengan pemberian penghargaan kepada kabupaten/kota yang ada di Provinsi NTB atas inovasi-inovasi yang telah diinisiasi dalam upaya percepatan penurunan stunting di daerah masing-masing. (rie)

Komentar Anda