Keluarga dr Wisnu Minta Bantuan ke Presiden

MINTA BANTUAN: Keluarga dr Wisnu, korban hilang ketika hendak memancing, mendatangi hotel tempat Presiden Jokowi menginap di Lombok, guna meminta bantuan pencarian dr Wisnu. (RATNA/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Hingga kini dokter Lalu Wisnu Aditya Wardana (27), yang hilang ketika hendak memancing di perairan Lancing, Lombok Tengah, sejak Rabu (17/4) lalu, belum juga ditemukan. Berbagai upaya telah diuapayakan pihak keluarga untuk mencari dr Wisnu, mulai dari proses pencarian bersama instansi berwenang, pencarian ke tengah laut, penyelaman, memakai drone, menyisir perbukitan, hingga melakukan ritual adat setempat. Namun tanda-tanda keberadaan dokter Wisnu, masih juga nihil.

Bahkan meski Tim SAR gabungan telah resmi menghentikan pencarian terhadap dokter Wisnu karena telah mencapai batas hari maksimal pencarian, namun pihak keluarga tetap berikhtiar melanjutkan pencarian, walau tanpa dukungan Tim SAR gabungan.

Pihak keluarga akhirnya memutuskan untuk mengirim surat kepada Presiden RI Joko Widodo yang kebetulan sedang melakukan kunjungan kerja (Kuker) ke NTB. Isi surat itu, pihak keluarga meminta bantuan agar mengerahkan bala bantuan dari instansi-instansi terkait untuk mencari keberadaan dr Wisnu yang hilang di sekitar perairan pantai Lancing, Lombok Tengah.
Salah satu keluarga korban, Baiq Erna Wati mengatakan upaya ini terpaksa dilakukan pihak keluarga, setelah sebelumnya mereka telah meminta bantuan berupa helikopter kepada Pj Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi, sejak tanggal 23 April 2024. Namun hingga saat ini, belum ada tanggapan yang diterima dari pihak Gubernur.

“Kami sudah melakukam surat-menyurat kepada Gubernur juga, tetapi sampai hari ini belum mendapatkan jawaban atau tanggapan. Sehingga kebetulan kami mendapatkan informasi bahwa Bapak Presiden ada disini (NTB), dengan agenda kunjungan kerja ke Lombok. Maka kami mencoba memanfaatkan momentum ini, siapa tahu beliau bisa mendengar permohonan dan keluh kesah kami untuk membantu keluarga kami dr Wisnu,” harapnya.

Baiq Erna bersama sejumlah kerabatnya sengaja datang ke hotel tempat Presiden Jokowi menginap, sambil membawa spanduk bertuliskan “Pak Jokowi kami butuh bantuan. Pak Presiden Jokowi bantu kami menemukan Wisnu,”, supaya keluh kesahnya didengar oleh pemerintah. Pasalnya 15 hari pencarian sejak dr Wisnu hilang, belum ada titik terang yang diterima pihak keluarga. “Kalau dari Basarnas sesuai SOP mereka memang hanya 7 hari (pencarian, red), sehingga kami memaklumi, karena mungkin itu aturannya,” ucapnya.

Pihak keluarga sempat meminta perpanjangan waktu kepada Tim SAR untuk mencari dr Wisnu yang hilang. Selanjutnya pihak BPBD Lombok Tengah juga ikut serta melanjutkan pencarian dr Wisnu. Termasuk PMI, Pramuka, dan elemen-elemen lainnya. Pihak keluarga meyakini bahwa dr Wisnu masih hidup dan segera kembali dengan selamat.

“Sampai saat ini keluarga masih mencari secara mandiri dengan kemampuan kami sendiri. Baik itu mengerahkan nelayan, warga lokal setempat, penyelam lokal yang kami rasa bisa membantu mencari wisnu sampai ketemu,” bebernya.

Pihak keluarga menduga ada banyak kejanggalan dan misteri hilangnya dr Wisnu. Dimana menurut Baiq Erna, ada ketidak konsistenan beberapa keterangan dari dua rekan korban yang selamat, perihal terbaliknya perahu yang ditumpangi dr Wisnu. “Karena kadang kaptennya penjelasannya A, tapi nanti menurut temannnya yang satu lagi B. Sehingga kami merasa pernyataannya tidak sama atau sinkron,” ujarnya.

Pihak keluarga kemudian menaruh curiga, karena hingga kini pihaknya belum menemukan barang-barang pribadi milik dr Wisnu, kecuali alat pancing yang baru diserahkan oleh kapten perahu 10 hari pasca kejadian. “Yang itu kami merasa kenapa diantar pas hari ke sepuluh. Kenapa tidak di hari awal diantar pancing ke keluarga,” ujarnya.

Dari informasi yang diserap keluarga, dr Wisnu baru kenal dengan salah satu korban selamat, setelah beberapa kali memancing bersama. Sedangkan dengan kapten perahu, dokter muda tersebut tidak kenal sama sekali. “Kalau Wisnu dengan Kapten Perahu itu tidak kenal sama sekali, dan itu adalah pertemuan mereka yang pertama kali,” ucapnya.

Disinggung apakah keluarga menaruh curiga adanya kekerasan terhadap dr Wisnu. Pihak keluarga enggan berkomentar, dan hanya menyampaikan biar pihak kepolisian yang menindaklanjuti kasus tersebut. “Ini saya sudah laporkan ke kepolisian. Sudah sejak hari pertama kami laporkan ke Kapolres Lombok Barat, dan sekarang ke Kapolres Lombok Tengah,” pungkasnya. (rat)

Komentar Anda