
MATARAM–Pemerintah telah menetapkan setiap tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Industri perbatikan di setiap daerah mulai menggeliat, seiring penetapan oleh UNESCO selaku badan PBB yang mejadikan batik sebagai warisan dunia.
Sisi positifnya, kini hampir di setiap daerah mulai beramai-ramai memproduksi batik sesuai dengan motif khas lokal. Begitu juga yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, yang dimulai memproduksi batik pada tahun 2009.
Bahkan untuk memasyrakatkan batik ini, Pemprov NTB melakukan launching besar-besaran pada bulan September tahun 2009 lalu, yang dipusatkan di SMK Negeri 5 Mataram. Ketika itu Wakil Gubernur NTB, H. Badrul Munir memberi motivasi kepada pelaku industri kerajinan batik untuk memproduksi sebanyak-banyaknya. Karena akan dijadikan sebagai pakaian khas PNS dan juga dunia pendidikan.
Kala itu, industri batik yang diberi nama Sasambo (Sasak, Samawa, Mbojo) yang diambil dari tiga suku besar di Provinsi NTB, yakni Lombok dengan suku Sasak, Sumbawa dengan suku Samawa dan Mbojo suku di Dompu dan Bima.
Kepala SMK Negeri 5 Mataram, H. Tri Budi Ananto selaku penanggungjawab produksi Batik Sasambo di SMK Negeri 5 Mataram mengaku produksi batik Sasambo tetap berjalan. Bahkan trennya justru mengalami peningkatan, yang didorong oleh banyaknya even-even nasional yang terselenggara di Lombok.