Gunung Agung Erupsi, Warga Bali Mengungsi ke Lombok

Gunung Agung Erupsi, Warga Bali Mengungsi ke Lombok
MENGUNGSI: Nengah Reguk, (100 tahun) warga Desa Duda Kecamatan Selat Kabupaten Karang Asem Provinsi Bali dibopong ABK turun dari KMP Sindu Tritama Minggu kemarin (24/9), menuju mobil keluarganya yang menjemput. Reguk akan tinggal di rumah keluarganya di Kapitan Ampenan Kota Mataram (ZULKIFLI/RADARLOMBOK)

GIRI MENANG – Erupsi Gunung Agung di Provinsi Bali membuat khawatir warga Karang Asem dan sekitarnya.

Tidak terkecuali mereka yang tinggal pada radius 12 KM dari gunung tertinggi di Bali itu (3.031 mdpl). Sejumlah warga Bali pun sejak Sabtu (23/9) lalu mulai terlihat melewati Pelabuhan Lembar Lombok Barat (Lobar). Rata-rata mereka mengaku hendak mengamankan diri dari erupsi Gunung Agung di rumah keluarganya yang ada di Lombok. Salah satunya Nurjanah, Warga Karang Asem yang datang bersama enam anggota keluarganya, mulai dari anak, kakak dan suami.

Baca Juga :  Cerita Para Pengungsi Gunung Agung Bali Saat Tiba di Mataram

Perempuan 37 tahun ini mengaku takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bila tetap berada di rumahnya. Apalagi mulai terjadi hujan debu. Dia pun berdasarkan saran dari kelurga yang ada di Pemenang Kabupaten Lombok Utara (KLU) untuk mengungsi dahulu di KLU. “Takut nanti kalau ada gunungnya meletus,” ujarnya Minggu kemarin (24/9).

Warga lainnya Syamsuri (40 tahun) dari Karang Asem yang datang bersama tiga anggota keluarganya. Daerahnya yang hanya berjarak 3 Km membuat mereka takut untuk berdiam diri, sehingga mengungsi ke keluargannya yang ada di Cakranegara Kota Mataram. “Kondisinya sudah mengkhawatirkan,” jelasnya.

Baca Juga :  Pendakian Gunung Rinjani Mulai Dibuka Lagi

Salah seorang pejabat fungsional Dinas Kesehatan NTB Kadek Muliawan mengaku tengah menunggu pamannya yang hendak datang dari Bali untuk diamankan ke Kapitan Ampenan Kota Mataram, kediamannya. “Saya sedang menunggu bapak saya, Nengah Reguk. Umurnya sekitar 100 tahun. Kita minta ke Mataram, karena kita khawatir tidak ada yang mengurusnya di pengungsian. Kalau keluarga di sana sudah habis mengungsi. Ada yang ke Klungkung, ada yang ke Denpasar,” ungkapnya.

Komentar Anda
1
2
3
4