Cuaca Buruk, Satu Nelayan Hanyut

Ilustrasi.

SELONG—Akibat cuaca buruk dan angin kencang yang melanda NTB beberapa hari terakhir, selain banyak membuat sejumlah pohon tumbang, ternyata mengakibatkan satu orang nelayan bernama Abdul Hamid (30 tahun), alamat Kampung Tengah (Wara’), Desa Tanjung Luar, Kecamatan Keruak, hingga kini belum ditemukan keluarganya, diduga hanyut.

Menurut penuturan mertuanya, H. Hasan Basri, menantunya Abdul Hamid itu meninggalkan rumah untuk memancing ikan ke Pulur, Kecamatan Sambelia, sekitar pukul 03.00 Wita bersama teman-temannya, dan satu orang anaknya menggunakan perahu motor (Fiber).

Namun hingga kini Abdul Hamid tak kunjung pulang. “Dia (korban, red) biasanya pulang sekitar jam 11.00 Wita. Namun hingga jam 14.00 Wita belum juga pulang. Tiba-tiba keluarga mendapat kabar kalau perahunya tenggelam,” ungkapnya kepada Radar Lombok, saat ditemui dirumahnya kemarin (7/2).

[postingan number=3 tag=”cuaca”]

Konon ketika perahunya terbalik, Abdul Hamid, sempat akan ditolong oleh  temannya yang lain. Namun karena angin terlalu kencang, perahu temanya terbawa arus, sehingga Abdul Hamid tidak bisa ditolong.

"Sempat akan di tolong, namun karena angin kencang dan ombak yang tinggi, membuat perahu temannya tidak bisa menjangkau Hamid yang perahunya sudah dalam kondisi terbalik. Sehingga dia hanya berdiri diatas sampan yang sudah dalam kondisi terbalik itu," tuturnya.

Salah satu nelayan asal Tanjung Luar, Muhammad Hasim, mengatakan untuk sampan fiber sebenarnya tidak bisa tenggelam. Namun apabila tabung yang berada di belakang sampan sudah pecah, maka sampan akan terbalik, dan tenggelam. “Yang digunakan oleh Hamid ini kan sampan fiber. Kalau sudah terbalik ditengah pasti akan tenggelam,” jelasnya.

Baca Juga :  Akibat Permen Susi, Nelayan Lobster Merugi

Kalau melihat tanda-tanda cuaca, perahu asal Taiwan saja lebih memilih bersandar, karena kapalnya dilengkapi dengan radar cuaca. “Yang besar saja. Cuaca buruk begini tidak akan ada nelayan yang berani melaut,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Desa, Yahya membenarkan adanya masyarakat Desa Tanjung Luar yang hilang akibat angin kencang. Untuk itu pihaknya juga telah melaporkan ke pemerintah daerah. ”Saya sudah laporkan kejadian ini ke pemerintah daerah, dalam hal ini Kabag Humas Setda Lotim,” akunya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim, Napsi megatakan hingga kini pihaknya belum mendapatkan informasi yang resmi tentang adanya nelayan yang hilang. Namun bila informasinya sudah jelas, pihaknya akan langsung berangkat ke lokasi kejadian. ”Kita belum bisa apa apa. Namun saya akan tanya dulu, bagaimana informasinya, sehingga kita bisa langsung bergerak,” ungkapnya.

Sedangkan keterangan Kapolres melalui Kapolsek Sambelia, Iptu Zainal Abidin mengatakan, kronologis kejadiannya, korban, Abdul Hamid, bersama 30 orang nelayan dari Tanjung Luar hendak melaut untuk menangkap tongkol.

Mereka berangkat dari pantai Kampung Bugis, Dasan Pulur, Desa Labuhan Pandan, Kecamatan Sambelia, sekitar pukul 06.30 Wita. Saat perahu mereka sampai di ujung Gili Sulat, datang angin kencang dan ombak besar, sehingga mereka tidak bisa melanjutkan perjalanan. “Saat itu rekan-rekan korban kembali dengan berlabuh di Gili Sulat. Sementara korban ternyata sudah berada di luar Gili Sulat,” katanya.

Baca Juga :  Waspadai Dampak El Nino

Rekan-rekan korban yang berhasil mendarat di Gili Sulat melihat ombak besar menghantam perahu korban yang kecil, terbuat dari fiber berwarna putih bertuliskan "SIALL". Akibat hantaman ombak tersebut, kemudi perahu milik korban patah, dan korban dilihat hanyut terbawa arus yang kencang, disertai angin. Setelah itu korban menghilang.

"Kita berharap para nelayan agar memperhatikan faktor keselamatannya, sehingga untuk sementara sebaiknya tidak turun melaut sapai cuaca nantinya normal kembali," imbaunya.

Sementara Komandan Pos Basarnas Kayangan, Putu Arga Sujana mengatakan bahwa setelah mendapatkan laporan dari rekan-rekan korban, pihaknya segera menurunkan tim guna melakukan pencarian. Meski cuaca sangat buruk dimana angin sangat kencang dan gelobang tinggi, namun pihaknya tetap turun melakukan pencarian.

Namun hingga sore dilakukan penyisiran di sekitar TKP, belum berhasil menemukan korban. “Sementara hasilnya masih nihil,” katanya seraya meyampaikan, pencarian akan dilanjutkan besok (hari ini, red), dan berharap cuaca lebih baik sehingga akan memudahkan proses pencarian. (cr-wan/lal)

Komentar Anda