Butuh Waktu Lama Pulihkan Senggigi

Bantuan untuk Korban Minim dan belum Merata

Butuh Waktu Lama Pulihkan Senggigi
HOTEL : Salah satu hotel di Senggigi Kecamatan Batulayar yang rusak di bagian depan akibat gempa besar yang terjadi minggu lalu. (RASINAH ABDUL IGIT/RADAR LOMBOK)

GIRI MENANG – Gempa yang terjadi seminggu lalu menyebabkan pariwisata Lombok Barat terganggu serius. Di Senggigi yang merupakan destinasi wisata utama Lombok Barat, bangunan sejumlah hotel rusak. Tidak itu saja, gempa menyebabkan terjadinya eksodus wisatawan yang sebelumnya mengagendakan tinggal di kawasan ini dalam waktu cukup lama.

Senggigi adalah salah satu wilayah yang terkena dampak gempa. Banyak rumah warga yang berada di dekat hotel dan restoran mengalami kerusakan. Hingga kemarin, masih banyak toko setempat yang tutup. Butuh waktu lama memulihkan kawasan pariwisata ini. “ Kita juga masih libur. Ndak tau sampai kapan,” kata Yuda dan Rafa, dua bocah yang merupakan murid kelas 3 SDN 1 Senggigi saat ditemui Radar Lombok kemarin. Satu pekan setelah kejadian gempa, , bantuan yang disalurkan oleh pemerintah belum di semua wilayah yang terkena dampak. Peran donatur non pemerintah sangat diharapkan.

BACA JUGA: Pendakian Rinjani akan Diperketat

Radar lombok mengunjugi Desa Lembah Sari Kecamatan Batulayar, salah satu desa yang terkena dampak parah kemarin. Di Dusun Lendang Re, ada ratusan rumah yang hancur, termasuk bangunan masjid setempat. Karena rumah sudah tidak bisa ditempati, warga tinggal di tenda darurat di lapangan tidak jauh dari pemukiman mereka.

Kondisi di dusun ini sangat memprihatinkan. Lokasi kampung berada di lereng gunung. Salah satu rumah yang rusak parah adalah milik H. Sibawaih, baik rumahnya yang di pinggir jalan maupun yang ada di tengah kampung dekat masjid. Sibawaih punya anak sulung bernama Reza Amalia, gadis cantik atlet pingpong yang berkali-kali mengharumkan NTB di kancah nasional maupun internasional. Reza mengaku tinggal di tenda pengungsian.

Baca Juga :  Menuju Destinasi Wisata Halal Dunia

Sibawaih mengaku bantuan dari pemerintah ke kampungnya masih minim. Bersyukur ada saja donator yang datang setiap hari membawakan kebutuhan mereka walaupun jumlahnya terbatas. Jumlah yang terbatas tidak jarang membuat warga berebutan. Kemarin siang mereka menerima bantuan makanan dan pakaian layak pakai dari warga Perumahan Daerah (Perumda) Selatan Kelurahan Dasan Geres Kecamatan Gerung. Kondisi yang sama juga terdapat di Dusun Batu Layar. Di sini sekitar 90 persen rumah rusak dan tidak bisa ditempati.”Sampai hari ini kami belum mendapat bantuan dari Pemda,” ungkap Harianto, pemuda Dusun Batu Layar Barat kemarin.

Padahal katanya, jarak kampungnya dengan kantor Camat Batu Layar yang merupakan pos penanggulangan bencana tidak terlalu jauh yakni sekitar 2,5 kilometer. Ia berharap perhatian Pemkab ditingkatkan.

Informasi yang diterima pihak desa, bantuan yang berada di kantor Camat menipis.” Katanya bantuan di kantor Camat sudah habis,” tuturnya.

Dusun Batu Layar Barat, Batu Layar Selatan dan utara sama-sama mengalami kondisi yang cukup parah. Khusus di Batu Layar Selatan dan Batu Layar Barat, terdapat sekitar 600 unit rumah yang rusak yang dihuni sekitar 350 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah jiwa mencapai 1.500 orang.

Untungnya warga cepat mendapat perhatian dari para relawan dan donatur non pemerintah yang datang. Logistik bantuan mulai masuk pada hari kedua setelah gempa. Saat ini agar semua bantuan bisa merata terbagi ke semua tenda atau warga yang mengungsi, tokoh pemuda dan masyarakat membentuk tim penyalur bantuan. Bantuan dikumpulkan terlebih dahulu di satu tempat yakni di halaman masjid. Selanjutnya tim menyalurkannya ke masing-masing tenda pengungsian.” Tidak ada pilih kasih, mau warga atau pendatang selama menjadi pengungsi tetap kami berikan bantuan,” jelas Anto.

Baca Juga :  BI Kawal Penggunaan Rupiah di Kawasan Destinasi Wisata

Kondisi yang sama juga terjadi di Dusun Medas Munawarah dan Dusun Bentaur Desa Taman Sari Kecamatan Gunung Sari. Lokasi kampung cukup terpencil sehingga jangkauan untuk para korban sulit.” Di Dusun Bentaur ini terdapat sekitar 168 KK yang sampai saat ini mereka belum mendapat bantuan secara merata. Bantuan yang masuk wilayah kami seadanya saja,” ungkap Adi, salah seorang warga.

Terpisah, Bupati Lobar H. Fauzan Khalid mengakui terbatasnya bantuan. Ia berharap bantuan BNPB dapat segera memulihkan kondisi di Lombok Barat. Diakuinya, bantuan yang terdistribusi ke bawah masih minim. Bahkan bantuan di posko kabupaten tempat mengumpulkan bantuan sangat minim.” Dampak paling besar ada di empat kecamatan yang parah penduduknya di Lobar,” ungkapnya.

BACA JUGA: 581 Sekolah Rusak Akibat Gempa Lombok

Masyarakat yang mengungsi sampai sekarang ini sekitar 130 ribu orang yang membuat Pemkab kesulitan. Ada beberapa titik yang jumlahnya sampai ribuan, tapi ada yang 20 atau 30 orang di satu titik pengungsian.

Lebih jauh Pemkab berupaya memenuhi gizi dengan standar kebencanaan dari sisi kesehatan. Saat ini pihaknya sudah membuat poskoposko dan sanitasi serta kebutuhan air bersih bagi korban.(git/ami)

Komentar Anda