Bhakti Puyung Terjungkal Lewat Adu Penalti

DIBAYANG-BAYANGI: Salah satu pemain Bhakti Puyung (baju merah) dibayang-bayangi oleh PS Duman, Robin (16) di Lapangan Umum Narmada (ABDI ZAELANI/RADAR LOMBOK)

GIRI MENANG—Persatuan Sepakbola (PS) Duman  sukses menekuk Bhakti Puyung melalui drama ade penalti dengan skor 5-4. Drama itu tersaji dalam lanjutan turnamen Garuda Muda 2017 di Lapangan Umum Narmada, Rabu (29/3).

Sebelum drama itu tersaji, kedua tim terpaksa bermain imbang dengan skor 0-0 selama 90 menit pertandingan.

Baik Bhakti Puyung dan PS Duman sejak kick off babak pertama bermain dengan sangat hati-hati. Nyaris semua lini dari permainan kedua tim bermain cukup rapat dan sulit bermin terbuka.

[postingan number=3 tag=”garuda”]

Namun Bhakti Puyung yang berinisiatif bermain terbuka lebih awal rupanya mulai membuat Duman kewalahan. Seranga demi serangan secara perlahan mulai diintensifkan di area PS Duman. Namun begitu, tim ini terlalu solid lini belakanganya dan susah ditembus oleh Bhakti Puyung.

Dodik (7), yang bertindak sebagai komandan lini tengah Bhakti Puyung terus menekan area bertahan PS Duman. Lewat kaki pemain yang satu ini, PS Bhakti Puyung nyaris bisa dibilang mendominasi lapangan lini tengah.

Baca Juga :  Maluk United Pesta Gol Melawan Mars Praya

Lewat lapangan tengah pulalah Bhakti Puyung kerap kali merepotkan para pemain PS Duman.

Konsekuensi dari permainan yang diterapkan Bhakti Puyung berimbas pada longgarnya ruang pada lini sayap. Lewat sisi inilah kerap kali PS Duman mencari kesempatan melakukan serangan balik cepat.

Dominasi lini tengah yang diterapkan Bhakti Puyung rupanya hanya bertahan sampai separuh laga pertandingan. Ini karena hingga jeda turun minum tak satu pun gol yang bisa diciptakan.

Namun di paruh kedua, pola lain diterapkan Bhakti Puyung. Tim ini lebih banyak  melakukan umpan silang dari satu sayap ke sayap lainnya. Konsekuensi pola ini, area tengah tidak sesolid pada babak pertama.

Baca Juga :  Yadama Montong Gamang Cukur SSB Bacici

PS Duman yang sadar dengan pola permainan inipun ikut mengubah alur serangan. Kerap kali PS Duman berinisiatif menyerang lewat lini tengah setelah sebelumnya melakukan passing dari satu pemain ke pemain lain di lini belakang.

Sayangnya, lini bertahan kedua tim rupanya cukup terlatih untuk mengantisipasi tekanan dan serangan. Buktinya, hingga peluit tanda berakhir pertandingan dibunyikan, tak satu pun gol mampu tercipta.

Karena harus ada yang keluar sebagai pemenang di laga itu, pengadil lapangan pun mencari pemenang lewat adu penalti. Dalam drama ini, Bhakti Puyung dipaksa tersingkir oleh PS Duman dengan skor 5-4.

Kapten Bhakti Puyung, Dodik mengatakan, ia sangat menyesalkan kekalahan timnya dari PS Duman. Seharusnya dari banyak peluang yang tercipta mampu dikonversi menjadi gol. (cr-adi)

Komentar Anda