Ada Penambangan Batu Apung di Sirkuit Motocross 459 Lantan

RUSAK: Kondisi Sirkuit Motocross 459 Lantan rusak akibat banjir setelah diterjang hujan lebat belum lama ini. (M Haeruddin/Radar Lombok)

PRAYADinas Lingkungan Hidup (DLH) Lombok Tengah sangat menyayangkan adanya aktivitas penambangan batu apung di kawasan Sirkuit Motocross 459 Lantan Kecamatan Batukliang Utara. Hal ini dikhawatirkan akan merusak keberadaan sirkuit tersebut. Terlebih pemerintah pusat hanya memberikan izin di lokasi tersebut sebagai sirkuit, bukan untuk tambang.

Kepala DLH Lombok Tengah, Supardiono menegaskan, jika masyarakat hanya mengambil batu apung yang terbawa arus saat banjir, maka baginya tidak ada persoalan. Namun jika sampai warga melakukan pengerukan, maka tentu ini yang menjadi persoalan karena Sirkuit Motocross 459 Lantan tidak boleh dijadikan sebagai lokasi tambang. “Jadi itu merupakan areal sirkuit dan kita sudah ada arahan dari Kementerian Lingkungan Hidup RI bahwa peruntukannya hanya untuk sirkuit motocross. Jadi kalau sampai dikeruk, jelas tidak boleh. Tapi kalau mengambil batu yang dibawa air hujan, maka saya rasa tidak masalah,” ungkap Supardiono kepada Radar Lombok, Selasa (19/7).

Pihaknya menyampaikan, jika hanya memanfaatkan batu apung yang dibawa air hujan, maka tentu akan tidak berpengaruh signifikan terhadap sirkuit. Namun jika warga sampai meakukan pengerukan, maka tentu akan berpotensi merusak sirkuit yang akan dijadikan sebagai lokasi event pada November mendatang. “Kalau dikeruk, ya tidak boleh karena itu lokasinya untuk sirkuit sesuai arahan kementerian. Tapi kalau hanya ambil dari batu apung yang terbawa air, maka kita bersyukur bisa mendatangkan rezeki untuk masyarakat sekitar tapi jangan sampai dikeruk,” tegasnya.

Baca Juga :  Nunggak Bayar Pajak, TPP 3012 ASN Dipotong

Hal yang berbeda disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lombok Tengah, Lalu Rahardian, aktivitas warga untuk penambangan batu apung di sirkuit ada dampak positif dan tentu juga ada dampak negatifnya. Dengan diambilnya batu apung tersebut malah membuat tanah di sirkuit menjadi bagus. “Positifnya kalau batu apung sudah diambil, maka kondisi tanah makin bagus dan kecil juga pengaruhnya penambangan yang dilakukan masyarakat terhadap banjir yang terjadi di sirkuit beberapa waktu lalu. Banjir terjadi semata-mata karena curah hujan yang tinggi,” kata Rahardian.

Ia mengaku jika banjir yang terjadi di sirkuit motocross ini di luar prediksi dinas, mengingat sebenarnya saat ini sudah masuk musim kemarau. Hanya saja beberapa waktu lalu terjadi intensitas hujan yang sangat tinggi dengan waktu yang cukup lama. “Makanya untuk mengatasi banjir kita sudah tangani dengan membuat drainase dan kita sudah turun cek lokasi,” tambahnya.

Baca Juga :  Petani Tembakau Rugi, Pemerintah Dianggap Lamban

Rahardian mengakui sudah membuat drainase di sepanjang sirkuit di kiri kanan jalan. Hal ini dianggap ampuh, mengingat saat terjadi hujan beberapa hari yang lalu malah tidak lagi terjadi banjir. “Memang sempat juga ada banjir dari tengah sirkuit tepatnya di belakang peedok, makanya tim kami sudah turun dan harus dikendalikan air itu,” terangnya.

Alternatifnya, di pojok timur sirkuit terdapat lekukan dan bisa mengailiri air ke sungai. Di samping itu, pihaknya juga akan mencoba untuk menganggarkan pembuatan talud di sekitar kawasan. Karena air yang ada harus segera diarahkan agar penanganan banjir bisa dilakukan dengan maksimal. “Kita kemarin sudah cek di lapangan untuk mengetahui apa saja yang harus dikerjakan dan volume hingga anggaran yang dibutuhkan berapa, maka ini yang kita dorong bisa dianggarkan di APBD perubahan. Jadi penambangan yang ada di sirkuit ada pengaruhnya terhadap banjir tapi tidak terlalu signifikan,” tambahnya. (met)

Komentar Anda