Terjangkit HIV/AIDS, Tiga Orang Tewas

Ilustrasi HIV
Ilustrasi

GIRI MENANG – Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2018 menemukan 33 kasus HIV dan 8 kasus AIDS. Jika diakumulasikan, ada sebanyak 41 kasus HIV/ AIDS ditangani oleh KPAI Lobar. Dari jumlah itu, sebanyak tiga orang meninggal dunia.

Kepala Sekretariat KPA Lobar, H. Djunaidi, mengatakan, untuk temuan kasus HIV/AIDS ini terbagi menjadi dua faktor yaitu profesi dan risiko. Lima diantara faktor profesi yang terindikasi HIV terdapat 5 orang ibu rumah tangga, satu orang mahasiswa dan 11 orang wiraswasta. “ Tahun 2018 ada tiga penderita yang meninggal,” ungkapnya.

BACA JUGA: Punya 7,7 Kg Ganja, Anggota Polisi Dibui 10 Tahun

Dari kalangan wiraswasta yang terjangkit HIV ini terbagi menjadi orang yang kerja freelance. Ada karyawan, buruh, ada yang tidak bekerja, ada supir serta PSK. Tidak hanya itu kasus AIDS satu orang dari ibu rumah tangga, tiga orang wiraswasta, swasta satu orang, buruh satu orang hingga menggerogoti satu orang pensiunan PNS. Dari faktor risiko, ada yang namanya hetrosikswa yaitu terjadi antara hubungan laki dengan perempuan, kemudian penyebab praktek homoseksual sebanyak 11 kasus. Jumlah kasus tahun 2018 meningkat dibandingkan dengan jumlah tahun sebelumnya.

Baca Juga :  WPS Diminta Rutin Cek HIV/AIDS

Terkait kasus AIDS yang terindikasi karena pemakaian jarum suntik ini dulu dianggap menghilang, namun sekarang muncul kembali. Cara ini katanya menjadi cara baru yang menggunakan narkoba jenis pitao yang berbentuk serbuk dengan harga tergolong rendah. Barang dimasukkan ke dalam jarum suntik dan disuntikkan melalui urat.

Baca Juga :  Penderita HIV/AIDS Enggan Melapor

BACA JUGA: AWAS! Bandar Narkoba Intens Dekati Anak-anak dan Remaja

Untuk pencegahan, KPA Lobar melakukannya melalui program pendekatan ke calon pengantin (Catin).  Pihaknya bekerjasama dengan Puskesmas dan KUA dalam mendukung pencegahan kasus HIV-AIDS dengan melakukan program sekolah Catin yang dilakukan di masing-masing kantor KUA.

Selain itu pihaknya sudah mulai mengadakan antisipasi pada pekerja musiman antar daerah. Pekerja ini umumnya bekerja di tempat hiburan. Dengan banyaknya temuan ini katanya, bukan berarti  KPA gagal dalam upaya pencegahan. Tetapi tingginya angka temuan ini karena kesadaran warga yang sudah tinggi untuk melapor.”Kesadaran warga untuk melapor semakin bagus sehingga temuan semakin banyak,”ungkapnya.(ami)

Komentar Anda