WPS Diminta Rutin Cek HIV/AIDS

PERTEMUAN: KPA Lotim saat melakukan pertemuan dengan sejumlah WPS di Lotim untuk mensosialisasikan terkait penyakit HIV/AIDS (GAZALIE/RADAR LOMBOK)

SELONG—Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Lotim melakukan pertemuan dengan sejumlah Wanita Pekerja Sek (WPS), Senin kemarin (5/12). Pertemuan ini adalah bagian dari upaya KPA untuk memberikan pemahaman untuk mereka yang punya resiko tinggi terjangkit virus mematikan itu.

Kesempatan itu, KPA pun memberikan pemaparan dan pemahaman kepada para WPS, terkait cara pencegahan dini penyakit HIV/AIDS. Mereka pun diminta supaya  rutin mengecek kesehatannya, untuk memastikan kondisinya apakah terkena virus HIV/AIDS atau tidak.

“Pertemuan ini agar kita punya komunikasi nyang intens. Mungkin ada persoalan yang sulit untuk diungkapkan, supaya kita sharing (berbagi),” ungkap Sekretaris KPA Lotim, Thohri.

Dikatakan, penyakit HIV/ADIS tak jauh bedanya dengan penyakit lain. Penyakit ini sama dengan penyakit kencing manis yang pengobatannya harus dilakukan secara rutin dan disiplin. Namun sejaun ini lanjutnya, dari sekitar ratusan WPS yang pernah ditemui dan diajak berkomuniasi, semua negatif dari virus HIV/AIDS.

Baca Juga :  Penderita HIV/AIDS Enggan Melapor

“Namun secara umum di NTB ini yang paling banyak menderita penyakit HIV/AIDS adalah kalangan wiraswasta, dan yang tidak memiliki pekerjaan. Kalau di Lotim sendiri ada sekitar 76 yang sudah terkena HIV/AIDS,” ungkapnya.

Persoalan penyakit HIV/AIDS itu sendiri sebagian besar disebabkan faktor hubungan seksual secara bebas. Baik itu dilakukan orang yang belum menikah maupun yang sudah.

Untuk menghindari penyakit ini, dia mengajak semua pihak, termasuk para WPS di Lotim agar punya komitmen bersama untuk mengutamakan kesehatan, agar terhindar dari penyakit ini. Pihaknya juga terus memberikan pelayanan kesehatan bagi mereka, dengan rutin melakukan cek kesehatannya.

Baca Juga :  Terjangkit HIV/AIDS, Tiga Orang Tewas

“Dari itu kita akan terus intens melakukan pertemuan. Kita akan buat jaringan, supaya kita tetap bisa ketemu. Dan kita siap untuk memberikan fasilitas pelayanan,” terang Tohri.

Dia berharap, mereka yang memiliki resiko tinggi terkena penyakit HIV/AIDS supaya sejak dini mengecek kondisi kesehatannya. “Artinya mereka masuk secara sukarela untuk mendapatkan layanan kesehatan yang sudah ada. Semakin cepat mereka mengetahui statusnya, maka semakin baik untuk upaya melakukan pencegahan dan penyebaran,” lanjutnya.

Terkait keberadaan WPS di Lotim sendiri, diakuinya keberadaannya masih cukup banyak dan tersebar di sejumlah tempat di Lotim. “Untuk Lotim sendiri komulasi data penderita HIV/AIDS dari 2003 sampai 2006 tercatat 209 orang. Terdiri dari penderita HIV 96, dan sisanya derita AIDS,” pungkas Tohri. (lie)

Komentar Anda