Sekolah Lima Hari Tidak Perlu Diperdebatkan

H. Muhammad Suruji
H. Muhammad Suruji (NASRI/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Santernya perdebatan terkait lima hari sekolah membuat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB buka suara. Jajaran dinas meminta agar kebijakan ini tidak perlu diperdebatkan.

Kepala Dinas Dikbud NTB, H. Muhammad Suruji mengatakan, kebiajakan sekolah lima hari tidak perlu diperdebatkan. Di dalam Peraturan  Menteri terkait sudah ada poin yang tegas mengatur hal itu.

“Ketimbang menghabis-habiskan energi tidak perlu diperdebatkan,” ujarnya, Jumat (16/6).

Di dalam Permendikbud RI, jelasnya, kebijakan sekolah lima hari hanya berlaku bagi sekolah-sekolah yang sanggip. Kebijakan ini disebutnya disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah.

Baca Juga :  Prof Lalu Husni Tuntaskan Menuju Unram GOALS 2026

Kebijakan ini, terangnya, tidak begitu ditekankan oleh Mendikbud. Bagi sekolah yang tidka menjalankan program lima hari sekolah juga tidak ada larangan.

Adapun alasan Mendikbud akan adakan sekolah lima hari, terangnya, bertujuan membangun dan memperkuat karakter siswa. Meski demikian, Suruji secara pribadi juga mengaku menentang kebijakan tersebut.

“Sekolah enam hari juga kan tujuannya membangun karakter siswa,” tegasnya.

Jika alasan Mendikbud sekolah lima hari untuk membangun karakter siswa, ia mengaku tidak sepakat. Namun ia mengaku bisa memahami maksud dari rogram tersebut setelah berulang-ulang mengkaji peraturan yang dikeluarkan menteri bersangkutan.

Baca Juga :  9 Siswa SMK Ikuti O2SN di Medan

Sementara itu, Kabid Pembinaan SMK Dinas Dikbud NTB, Lalu Hasbulwadi mengatakan hal senada, dalam pembentukan karakter siswa tidak harus dengan cara sekolah lima hari. Terlebih akan menghabiskan delapan jam di sekolah. Di NTB banyak sekolah terpencil dan terbelakang, begitu juga para orang tuasiswa banyak yang kurang mampu.

“Kalau sekolah tidak ditekan untuk menerapkan peraturan itu, bagi saya tidak masalah sih jadinya,” pungkasnya. (cr-rie)

Komentar Anda