Polda Kesulitan Ungkap Pembobol ATM Bank NTB Syariah

MATARAM – Polda NTB belum bisa mendeteksi dalang pembobol gerai anjungan tunai mandiri (ATM) dengan teknik “jackpotting” pada Bank NTB Syariah yang berlokasi di Jalan Energi, Lingkungan Karang Panas, Kelurahan Ampenan, Kota Mataram yang terjadi akhir tahun 2022.

Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dit Reskrimum) Polda NTB Kombes Pol Teddy Ristiawan mengakui bahwa pengungkapan pembobol ATM dengan teknik “jackpotting” tersebut tidak gampang. “Tantangan dari masing-masing kasus kan berbeda, khusus untuk Bank NTB Syariah ini, kita kesulitan,” kata Teddy, Minggu (2/4).

Dalam memecah teka-teki pada kasus yang membuat uang sebesar Rp 528 juta raib itu, Polda NTB sudah menerjunkan tim IT dan lainnya. Akan tetapi belum membuahkan hasil. “Kayaknya memang belum ada keberuntungan. Kalau saya penginnya juga cepat ketemu,” sebutnya.

Baca Juga :  Oknum ASN BWS Diduga Peras ASN Dukcapil dengan Air Soft Gun

Pencurian dengan metode “jackpotting” ini merupakan sebuah cara mengambil uang pada mesin ATM tanpa melalui transaksi yang sah. Pelaku menjalankan metode ini dengan mengakses perangkat keras dan jaringan pada mesin ATM. Akses ini dilakukan dengan memanfaatkan malware yang dapat merusak sistem komputer dan jaringan pada mesin ATM. Metode “jackpotting” ini pun dapat dengan mudah menyerang perangkat mesin ATM yang masih menggunakan sistem operasi Windows XP.

Dengan begitu, koordinasi dengan pihak bank sudah dilakukan. Termasuk dengan memintai keterangan dari pihak ketiga selaku teknisi yang mengetahui lebih dalam soal ATM tersebut. “Sementara, belum ada yang mengarah ke dugaan keterlibatan pihak bank,” ungkapnya.

Dugaannya, pelaku adalah orang yang memiliki pengetahuan tinggi dalam IT. Karena ketika gerai ATM sudah dalam kondisi dijebol, pemberitahuan yang muncul di sistem para teknisi hanya error. Sedangkan untuk uangnya, masih ada. “Jadi ada yang tidak sinkron. Pihak perawat ATM itu juga dia punya alat atau sistem yang langsung connect ke gerai ATM. Di server mereka mengatakan uang masih ada,” bebernya.

Baca Juga :  Penderita Katarak di NTB Mencapai 19 Ribu Pasien

Dengan begitu, tempat penyimpanan uang tidak dibongkar. Akan tetapi, setelah melakukan pemeriksaan lebih dalam, baru ditemukan uang sudah lenyap. “Di sistem uang masih penuh, mereka juga tidak tahu uangnya sudah kosong,” ucap dia.

Saat olah tempat kejadian perkara sudah dilakukan serangkaian pemeriksaan. Sejumlah alat bukti dikumpulkan, salah satunya rekaman CCTV. Menyinggung soal pelaku yang terekam CCTV, Teddy menyebutkan pelaku tidak tergambar jelas. “Tertutup, pelaku memakai masker dan topi,” tandasnya. (cr-sid)

Komentar Anda