Petani Justru Diminta tak Tanam Tembakau Lagi

TEMBAKAU
PANEN : Petani tembakau di Lombok Timur saat panen beberapa hari lalu. Pemerintah Provinsi tak punya rencana industrialisasi tembakau. (Dok/Radar Lombok)

MATARAM – Petani tembakau di daerah ini tengah memasuki masa panen. Bersamaan dengan itu, belum lama ini Wakil Gubernur NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah menghadiri peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia di Mataram. Kini, pejabat Pemprov meminta petani beralih dari tembakau. 

Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Andi Pramaria, mengaku industrialisasi tembakau bisa saja dilakukan. Namun pihaknya tidak menginginkan hal itu terjadi. “ Bukan sulit industrialisasi tembakau, tapi tidak mau kita. Masa mau kembangkan rokok di sini yang jelas-jelas mau menjaga kesehatan,” ungkapnya kemarin. 

Andi mengimbau petani beralih dari menanam tembakau. Dirinya tidak ingin tembakau dikembangkan di NTB meskipun Andi sendiri mengaku sebagai perokok.  Menurutnya, menanam tembakau lebih banyak mendatangkan mudarat atau keburukan. “ Kalau bisa beralih saja, jangan tembakau. Saya perokok tapi saya berkomitmen jangan kembangkan tembakau, lebih banyak mudarat untuk kesehatan,” ungkapnya. 

BACA JUGA: Wagub NTB Hadiri Peringatan Hari Tanpa Tembakau

Banyak pihak yang mengatakan bahwa tembakau memang berdampak negatif dari sisi kesehatan. Di sisi lain, tembakau telah membantu perekonomian masyarakat NTB yang mayoritas petani.  Terkait hal itu, Andi juga memiliki pandangan berbeda. Tembakau, justru bisa memiskinkan. “Sisi ekonomi memang ya, tapi memiskinkan orang. Inflasi kita tertinggi karena tembakau, karena perokok. Kemiskinan juga karena rokok, kasian,” kata mantan Kadis Kehutanan ini. 

Baca Juga :  Cukai Tembakau Palsu Masuki KSB

Solusinya, petani bisa menanam cokelat. Menurut Andi, cokelat yang ditanam di NTB memiliki kualitas yang cukup baik. Hal itu berdasarkan penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).  Di sisi lain, sejak lama tembakau NTB dikenal memiliki kualitas terbaik kedua di dunia. Bahkan beberapa tahun lalu, menguat wacana agar pabrik rokok dibangun di NTB. “ Kita ingin tembakau dikurangi. Kurangi pelan-pelan. Saya perokok, tapi lebih baik gak usah kembangkan tembakau. Kalau ada pabrik rokok dibawa kesini, bagus sih menyerap tenaga kerja banyak. Tapi sebaiknya kerjaan lain saja lah, jangan tembakau,” tegasnya. 

Pihaknya saat ini justru sedang menjalin kerja sama dengan Sumbawa Tekno Park (STP) tentang tembakau. “Tapi kerja sama kita ingin memisahkan antara nikotin dengan non nikotin yang ada di tembakau, karena yang non nikotin sangat bagus. Itu untuk dimasukkan ke perusahaan farmasi. Tapi saat ini masih uji coba, lama prosesnya,” kata Andi. 

Berbeda halnya dengan komoditas lain seperti jagung, bawang dan lain-lain. Pihaknya sangat serius untuk melakukan industrialisasi. “Tahun depan rencana beroperasi pakan unggas dari jagung. Supaya tidak beli pakan kemana-mana. Sehingga jagung masyarakat juga memiliki nilai tambah, itu industrialisasi,” ujarnya. 

Baca Juga :  APTI Apresiasi Rencana Kenaikan Harga Tembakau

Sementara untuk komoditas bawang merah, hingga saat ini sedang dicari solusi untuk bisa melakukan industrialisasi. Beberapa waktu lalu sempat ada rencana untuk memasukkan bawang ke Controlled atmosphere storage (CAS).  Melalui metode tersebut, bawang bisa bertahan lama sampai 6 bulan. Namun alatnya cukup mahal sehingga dibatalkan. “CAS itu semacam gudang besar untuk bisa buat bawang tahan lama sampai 6 bulan. Cuma alatnya mahal seharga Rp 1,5 miliar, sementara anggaran kita kurang,” katanya. 

Industrialisasi sebagai salah satu solusi menurunkan angka kemiskinan, menurut Andi tidak harus mengembangkan tembakau. Pihaknya juga selama ini lebih memilih langsung mengembangkan wirausaha baru. Masyarakat diberikan pelatihan dan alat. Termasuk dari dana pokok-pokok pikiran (Pokir) anggota DPRD NTB. Kementerian Perindustrian sudah tetapkan target tahun 2020 Indonesia jadi pusat pashion muslim dunia. Sekarang Indonesia urutan kedua setelah Arab Saudi. NTB akan manfaatkan itu, fashion muslim berbasis tenun. Kita sudah lakukan pelatihan. Pangsa pasar kan nanti nasional, itu akan gerakkan usaha kecil berbasis tenun,” terang Andi Pramaria.(zwr)

Komentar Anda