Perempuan Berperan Penting Cegah Radikalisme

Radikalisme
POSE: Peserta bersama narasumber dan panitia lokakarya “Perempuan Agen Perdamaian dan Pelibatan Perempuan dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme” berfoto bersama. (IST FOR RADAR LOMBOK)

MATARAM — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerja sama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) NTB menggelar lokakarya bertema “Perempuan Agen Perdamaian dan Pelibatan Perempuan dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme” di Mataram, Kamis (9/5) kemarin.

Sebagai pemateri yakni Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol Hamli dan Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan pada Situasi Darurat dan Kondisi Khusus, Nyimas Aliyah.

Pada kesempatan itu, Hamli menyampaikan peran vital perempuan untuk mencegah radikalisme dan terorisme. Setidaknya dalam lingkungan keluarga atau lingkungan sekitar. Di lingkungan keluarga sendiri misalnya. Anak-anak harus diawasi betul bermedia sosial. Kalau ada akun-akun yang menyebarkan radikalisme, lebih baik langsung dihapus pertemanannya. Mengingat saat ini penyebaran paham radikal mulai masuk melalui media sosial. 

Baca Juga :  Cegah Radikalisme, Kapolres Gandeng Ponpes

BACA JUGA: Aparatur Desa Berperan Penting Tangkal Radikalisme

Ada beberapa level lanjut Hamli, seseorang itu menjadi radikal. Pertama level waspada, di mana orang itu mulai enggan bersilaturahmi dengan keluarga. Kemudian level siaga, yakni saat orang itu mulai memutuskan tali silaturahmi. Selanjutnya level awas, yakni ketika orang itu sudah mulai tendensius, rela meninggalkan keluarga untuk memperjuangkan paham-paham radikal. “Jadi sebelum sampai level awas, keluarga sejak awal harus bisa mendeteksi. Melakukan pendekatan, pencegahan,” jelasnya.

Baca Juga :  Penyebaran Radikalisme di NTB Masih Kecil

Nyimas Aliyah sendiri menegaskan, perempuan adalah agen pedamaian. Bilamana menemukan keluarga yang menununjukkan tanda-tanda radikal, alangkah lebih baiknya didekati, diberi pemahaman. Kalau tidak bisa sendiri, silakan bawa kepada orang yang lebih paham terkait persoalan itu. Tidak lantas dilepas begitu saja dan malah menimbulkan persoalan di kemudian hari. Nyimas juga mengajak perempuan yang hadir untuk menghindari pengajian-pengajian yang berbau radikal.

Kepala FKPT NTB Lalu Syafi’i, dalam sambutannya, mengatakan perlu para perempuan diberikan pembelajaran secara masif mecegah radikalisme dan terorisme. “Apalagi gerakan radikalisme ini sudah muncul melalui online, medsos,” ungkapnya.(cr-der)

Komentar Anda