Penumpang LIA Turun 2.500 Orang Per Hari

GM Angkasa Pura
GM Angkasa Pura I LIA Nugroho Jati (DEVI HANDAYANI/ RADAR LOMBOK)

MATARAM – Operasional Lombok Internasional Airport (LIA) pascabencana alam gempa bumi akhir Juli 2018 lalu, kondisinya kini telah stabil. Namun untuk pergerakan penumpang masih sangat minim, mengingat beberapa kendala terjadi mulai dari harga tiket hingga bencana alam. Dalam sehari terjadi penurunan hingga mencapai 2000-2500 orang penumpang.

“Tahun lalu per hari bisa mencapai 4 ribu penumpang, dan sekarang ada penurunan sekitar 40 persen sejak awal 2019,” kata General Manajer Angkasa Pura I LIA Nugroho Jati, Rabu kemarin (27/3).

BACA JUGA: Operasional Bandara 24 Jam Belum Maksimal

Dijelaskannya, jika dibanding dengan 2018 penurunan pergerakan penumpang dalam satu bulan rata-rata mencapai sekitar 20-25 persen. Pada 2019 ini dari target yang sudah ditetapkan penurunannya mencapai 40 persen. Mengingat adanya beberapa efek menyebar kemana-mana, sehingga hal tersebut tentunya akan terjadi penurunan penumpang di bandara.

Baca Juga :  Kemenhub : Perubahan Nama Bandara karena Ada Surat

“Sejak awal 2019 kenaikan dari trafik maupun penumpang sampai dengan 10 persen dibanding tahun lalu. Karena kapasitas terminalnya belum sepenuhnya bisa dieksekusi untuk perluasannya, makanya sekarang kita perluas,” terangnya.

Dikatakannya, pergerakan penumpang pada 2017 lalu mencapai hingga 3 juta orang pertahunnya. Untuk di 2018, seharusnya jumlah penumpang lebih dari tahun lalu, tapi dengan adanya bencana alam gempa bumi akhir Juli 2018, mengakibatkan terjadi penurunan drastis dari angka tersebut.

Baca Juga :  Penerbangan Lombok-Bali Lumpuh

Hampir 1,8 juta orang penurunannya pada 2018 pascagempa dan ini ada korelasi dari data wisatawan mancanegera dan nusantara.

BACA JUGA: Nama Baru Bandara Tuai Pro dan Kontra

Sementara itu pihaknya dalam mengatasi hal ini, tentunya tidak bekerja sendiri. Selain itu dibantu oleh pemerintah daerah maupun provinsi, mengingat operasional bandara sendiri juga mengambil andil dalam mendorong kebangkitan pariwisata di NTB, sehingga AP I LIA berkerja sama untuk membangun kembali NTB pascabencana alam.

“Saya kira kita tetap kolaborasi dengan pemda, baik kabupaten maupun provinsi. Saat ini pemda sudah berat didalam mengalokasikan semua sumber daya untuk recovery gempa itu,” jelasnya. (cr-dev)

Komentar Anda