MATARAM—Pameran di ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke XXVI yang juga bersamaan dengan NTB Expo resmi dibuka, Sabtu sore (30/7). Ratusan stand yang ada di dalam arena pameran tersebut diisi oleh instansi SKPD sejumlah provinsi di Indonesia, yang memamerkan berbagai kerajinan dan produk unggulan daerah masing-masing.
Hanya saja, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal yang ikut menjajakan produk kerajinan dan produk pangan sangat minim. Mahalnya harga sewa stand yang diberlakukan pihak EO (even organizer), baik itu di dalam pameran MTQ dan NTB Expo, mulai dari kisaran Rp 15 juta hingga Rp 20 juta lebih per stand, menjadikan sebagian besar pelaku UMKM asal NTB harus gigit jari.
Padahal, even nasional tersebut menjadi peluang besar bagi mereka untuk mempromosikan berbagai produk khas kerajinan dan produk pangan yang dihasilkan oleh pelaku UMKM. Sebagaimana keinginan dan janji Pemprov NTB yang inginkan produk khas NTB, baik itu kerajinan maupuan produk pangan olahan bisa dikenal pasar luar dan menghidupkan UMKM utamanya mikro.
Hanya saja, janji pemerintah yang didengungkan setiap berpidato dan dimuat di media massa, hanya sebatas cuap-cuap yang tak bermakna.
Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB, H Zainul Islam yang dikonfirmasi di arena pameran NTB Expo mengakui jika pelaku UMKM yang dilibatkan ilkut pameran adalah yang telah besar. Selain usaha sudah besar, jumlah UMKM hanya sedikit, karena terkendala anggaran untuk sewa stand.
“Memang UMKM yang kita libatkan dipameran itu sedikit, karena keterbatasan anggaran. Harga sewa stand di dalam itu dari Rp 15 juta sampai Rp 20 juta. Kalau diluar pameran itu harga standnya bisa jadi Rp 5 juta sampai Rp 10 juta dari EO,” sebut Zainul Islam.
Pantauan Radar Lombok di Arena pameran MTQ dan NTB Expo, sebagian besar stand di sewa oleh SKPD dari beberapa provinsi dan perusahana swasta serta BUMN. Sementara di luar NTB Expo, dan pameran peradaban MTQ, terdapat tenda-tenda berdiri yang juga diisi oleh pengusaha dari luar NTB. (luk)
