Nelayan Pondok Perasi Masih Tergantung Rentenir

Dispar NTB Gelar Aksi Bersih Pantai Pondok Perasi

Nelayan Pondok Perasi Masih Tergantung Rentenir
AKSI BERSIH: Dispar NTB bersama masyarakat Lingkungan Pondok Perasi, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Ampenan, menggelar aksi bersih pantai, Jumat pagi kemarin (19/1). (SIGIT SETYO/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Selama ini Lingkungan Pondok Perasi, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, lebih dikenal masyarakat sebagai daerah nelayan. Hanya saja, sebagai nelayan tradisional, kehidupan masyarakatnya seperti masih stagnan, dan dari sisi perekonomian juga belum terangkat.

“Itu terjadi, karena nelayan Pondok Perasi sendiri rata-rata masih terlilit hutang dari para rentenir. Sehingga berapapun ikan hasil melaut yang diperoleh, maka ketika sampannya sampai di daratan, maka ikan-ikan itu sudah milik orang lain yang memberikan mereka berhutang,” kata Ketua Gerbang Tani Wilayah NTB, Viken Madrid, di sela aksi bersih yang digelar Dinas Pariwisata (Dispar) NTB di Pantai Pondok Perasi, Jumat kemarin (19/1).

Menurut Viken, harus ada perubahan perilaku dari masyarakat nelayan Pondok Perasi, agar mereka tidak selalu tergantung dengan rentenir. Terutama pada musim-musim angin dan ombak besar, dimana pada saat itu para nelayan tidak bisa melaut, dan akhirnya menyandarkan hidupnya dari hutangan para rentenir. “Disinilah menurut saya peran pemerintah harus masuk, dan memberikan solusi bagi masyarakat,” pinta Viken.

Baca Juga :  Pesona Hiasan Batu Akik Semakin Meredup

Terkait rencana Pemerintah Provinsi NTB, dalam hal ini Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I, yang akan membangun pemecah ombak di sepanjang pantai Pondok Perasi, untuk meminimalisir hempasan gelombang ke daratan. Hingga kini masih sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat. Mengingat kalau itu terealisasi, maka perahu-perahu nelayan setempat ketika gelombang sedang besar, tidak akan lagi parkir di luar lingkungan, seperti di Pantai Senggigi, Lobar.

“Selama ini nelayan Pondok Perasi ketika gelombang besar, mereka selalu memarkir perahunya di Pantai Senggigi. Tapi karena dinilai mengganggu sektor pariwisata, akhirnya Pemda Lobar (Dispar Lobar) melarang. Tapi kalau pemecah gelombang ini sudah jadi, maka nelayan bisa parkir perahunya di kampung sendiri,” papar Viken.

Selain itu, kedepan kawasan Pantai Pondok Perasi ini juga akan ditata dan dikembangkan sebagai destinasi wisata, khususnya pusat wisata kuliner. “Nantinya sepanjang pinggir pantai Pondok Perasi tidak boleh ada lagi bangunan permanen, agar bisa menjadi lokasi parkir untuk perahu-perahu nelayan. Demikian masyarakatnya juga akan diberdayakan, selain menjadi nelayan, mereka juga akan diberikan pelatihan untuk mendapatkan nilai tambah. Seperti misalnya menjadikan Lingkungan Pondok Perasi yang terkenal sebagai Kampung Nelayan, juga menjadi pusat wisata kuliner makanan olahan laut (seafood),” beber Viken.

Senada, Kepala Bidang Destinasi Dispar NTB, Lalu Kusuma Wijaya, pada kesempatan itu menyampaikan, bahwa rencana pembangunan pemecah gelombang di Pondok Perasi, saat ini telah mencapai tahapan perizinan pemanfaatan ruang di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) NTB.

“Kalau perizinan dari DPM-PTSP NTB itu telah keluar, maka pihak BWS Nusa Tenggara I mengaku sudah siap membangun fisiknya. Sehingga dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat Pondok Perasi, yang selama ini selalu kesulitan memarkir perahunya ketika gelombang sedang tinggi seperti sekarang ini,” ucap Jaya.

Menurut Jaya, masyarakat di Lingkungan Pondok Perasi yang rata-rata berprofesi sebagai nelayan, merupakan potensi besar untuk ketersediaan ikan laut segar setiap harinya. Sehingga kalau daerah ini dikembangkan sebagai pusat wisata kuliner seafood, maka diyakini bisa seperti salah satu daerah (desa) di Jimbaran, yang sangat terkenal sebagai pusat wisata kuliner seafood di Bali.

Baca Juga :  Harga Cabai Terus Melambung Tinggi

“Karena itu, mengapa kegiatan Dispar seperti aksi bersih pantai ini kita gelar di Lingkungan Pondok Perasi. Pertama selain hendak bersilaturahmi dengan masyarakat, sekaligus memberikan penyadaran atau edukasi kepada masyarakat, arti penting tidak membuang sampah sembarangan,” beber Jaya.

Aksi bersih di Pantai Pondok Perasi sendiri diikuti oleh ratusan peserta yang berasal dari pegawai Dispar NTB, para mahasiswa yang sedang magang, dan juga masyarakat setempat. Kegiatan aksi bersih ini juga untuk mendukung program Jumat Bersih yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Mataram, melibatkan seluruh Dinas/Instansi di Kota Mataram, mulai dari Pantai Loang Balok, hingga Muara Kali Meninting di perbatasan antara Mataram dan Lobar. (gt)

Komentar Anda