Harga Cabai Terus Melambung Tinggi

cabe lombok mahal
PEDAGANG CABAI: Hj. Patimah, salah seorang pedagang cabai di Pasar Tradisinal Dasan Agung, Kota Mataram, ketika sedang melayani pembeli cabai secara eceran, Kamis (16/2). (LUKMAN HAKIM/RADAR LOMBOK)

MATARAM–Lebih dari dua bulan lamanya, harga cabai di Provinsi NTB hingga kini belum ada tanda-tanda akan turun. Justru harga cabai cenderung terus melambung tinggi, tembus hingga harga Rp 140 ribu/kg.

Kenaikan harga cabai yang hingga sekarang ini belum stabil tak ayal membuat pedagang yang ada di pasar tradisional juga ikut kewalahan. Pasalnya, harga beli mereka di pengepul sudah mencapai Rp130 ribu/kg. Alhasil, harga jual ke masyarakat selaku konsumen langsung diatas Rp140 ribu/kg.

[postingan number=3 tag=”cabe”]

Hal tersebut diakui Hj. Patimah salah seorang penjual cabai di Pasar Tradisional Dasan Agung, Kamis kemarin (16/2). Ia menyebut, harga jual cabai terpaksa dijual diatas Rp130 ribu/kg, karena harga beli yang didapatkan dari pengepul sudah mencapai Rp130 ribu/kg. “Beberapa minggu kemarin sempat turun menjadi Rp110/kg, tapi sekarang lagi naik harganya,” tuturnya.

Akibat harga cabai yang semakin mahal tersebut, Patimah menyebut pembeli datang langsung ke pasar tidak ada yang membeli langsung 1 kg. Melainkan diecer dengan takaran seperempat kilogram bahkan ada juga yang membeli 1 ons tergantung penggunaan masing –maisng pembeli. “Kasihan juga sama pembeli, makanya saya terkadang kasih juga membeli dengan harga Rp 5 ribu . Tapi yah, saya kasih beberapa biji saja cabai,” ulasnya.

Baca Juga :  Dibeli Murah PT SMS, Petani Tebu Beralih Tanam Jagung

Hal yang sama juga disampaikan pedagang cabai di pasar Kebon Roek, Ani (40 tahun) yang menjual cabai dengan harga Rp140 ribu/kg. Hanya saja, lebih banyak masyarakat yang membeli dibawah 0,5 kg. “Rata-rata ibu-ibu yang membeli eceran dan tidak ada yang memeli 1 kg , karena harganya semakin naik,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Hj. Selly Andayani mengakui jika harga cabai di pasaran kencendrungan terus merangkak naik hingga diatas Rp 130 ribu/kg. “Ya memang harga cabai di pasar sudah kembali naik lagi diatas Rp 130 ribu/kg,” sebut Selly.

Selly mengatakan, kenaikan harga cabai lebih disebabkan anomali cuaca buruk. Seperti hujan lebat disertai angin kencang serta terjadinya bencana alam seperti banjir bandang dan banjir karena luapan suangai akibat derasnya hujan turun yang hampir merata terjadi di seluruh wilayah Provinsi NTB.

Baca Juga :  Sensus Ekonomi Libatkan 5.464 Petugas Lapangan

Akibat cuaca buruk tersebut, banyak cabai petani yang rusak gagal panen, bahkan banyak juga yang busuk. “Kami sudah turun ke Sukamulia dan Suralaga ke pedagang cabai termasuk juga ke petani. ternyata banyak tanaman cabai petani yang rusak,” terangnya.

Karena itu, Selly berharap dengan kejadian sekarang ini, dimana harga cabai terus meroket, terlebih lagi cabai merupakan tanaman musiman, maka masyarakat diharapkan memanfaatkan halaman pekarangan rumah untuk menanam cabai untuk konsumsi keluarga. Sehingga ketika harga melambung tinggi, disebabkan faktor cuaca dan produksi yang kurang di petani, maka masyarakat tidak kesulitan untuk kebutuhan konsumsi sendiri.

“Cabai merupakan produk musiman. Karena itu, masyarakat bisa menanam di pekarangan rumah dan juga bisa gunakna polybag. Sehingga tidak kesulitan disaat cuaca buruk seperti sekarang ini,” pungkasnya. (luk)

Komentar Anda