SELONG—Seakan tak pernah jera karena tidak terendus oleh pihak aparat sampai sekarang, komplotan perampok kembali menyatroni rumah warga di Dusun Dalam Lauk, Desa Sakra, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur (Lotim), Sabtu lalu (11/2).
Kronologis kejadian berawal sekitar pukul 03.30 Wita, saat itu pelaku yg diperkirakn berjumlah empat orang mencongkel rumah korban pertama atas nama Nurmayanti (50), yang sedang sendiri ditinggal oleh suaminya, bergilir menginap di rumah istri keduanya.
Setelah berhasil masuk ke dalam rumah korban, seorang pelaku kemudian langsung menodong korban menggunakan parang. Sementara pelaku lainnya menggasak isi rumah korban, dan berhasil membawa sejumlah barang berharga milik korban.
[postingan number=3 tag=”maling”]
Korban yang mencoba berteriak minta pertolongan warga sekitar, diancam pelaku akan dibunuh. Sehingga para pelaku pun dengan leluasa berhasil mengobark-abrik rumah korban. Setelah para pelaku kabur, baru kemudian para tetangga berdatangan, dan melihat rumah korban yang telah dibobol para pelaku.
Akibat peristiwa perampokan itu, korban mengalami kerugian berupa uang tunai sebanyak Rp 5.150.000, empat buah handphone merek Nokia X2, Sony, Nokia Senter, Evercros, dan TV Polytron LCF 30 inc, dengan jumlah kerugian diperkirakan mencapai sekitar Rp 10 juta.
Akibat kejadian yang selalu berulang tersebut, banyak warga yang kemudian menjadi resah. ”Saya heran dengan pihak aparat keamanan. Para pelaku yang kemarin saja belum ditemukan. Kok sekarang kembali lagi terjadi (perampokan, red),” ujar salah satu warga setempat yang enggan dikorankan namanya.
Sementara Kapolres Lotim melalui Kapolsek Sakra, Iptu H. Junep Akbar mengatakan, terhadap kasus perampokan yang menimpa masyarakat Sakra tersebut, pihaknya mengaku telah mencurigai seseorang sebagai pelakunya. Orang yang dicurigai tersebut sambungnya, berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh korban. “Berdasarkan keterangan korban, dari ciri-cirinya kita sudah mencurigai salah seorang pelaku. Namun kita masih melakukan penyelidikan,” jelasnya.
Adanya masyarakat yang mengatakan kalau kepolisian hanya melakukan patroli di jalan-jalan saja. Menurutnya itu sah-sah saja masyarakat menilai demikian. Namun yang perlu diketahui masyarakat, pihak kepolisian tidak hanya patroli di jalan-jalan dengan menggunakan pakaian seragam lengkap. Namun pihaknya juga melakukan ronda di setiap lokasi yang rawan, dengan menerjunkan para polisi berpakaian preman.
“Sesuai dengan Timsus yang kita buat, anggota kita dibagi dua. Ada yang berpakaian preman, dan ada yang seragam. Ini yang kita terjunkan setiap malam,” akunya.
Untuk menjaga Kamtibmas, bahkan saat ini tidak hanya anggota kepolisian saja yang melakukan ronda malam. Namun sesuai kesepakatan dengan kepala desa, maka semua desa diminta membuat Badan Keamanan Desa (BKD), yang tugasnya menjaga keamanan di masing-masing desanya, tentu dibantu oleh pihak kepolisian, sehingga daerahnya menjadi aman. “Kita juga sudah imbau semua kepala desa untuk membuat BKD. Saat ini sudah beberapa desa yang mulai membentuknya,” pungkasnya. (cr-wan)