SELONG–Kasus perampokan yang terjadi berturut-turut di wilayah hukum Polres Lombok Timur (Lotim) belum lama ini, masih diselidiki secara intensif oleh pihak kepolisian, yang bahkan telah membentuk Tim Khusus untuk mengungkap dan menggulung para pelakunya.
Aksi perampokan sebelumnya masih hangat menjadi pembicaraan masyarakat, dan belum dapat diungkap para pelakunya, namun Senin dinihari kemarin (9/1), sekitar pukul 02.30 Wita, kasus serupa kembali terjadi.
Seakan hendak mengolok-olok pihak keamanan, komplotan perampok yang dikenal sangat ganas, dan tak segan menebas korbannya dengan Sajam kalau melawan ini giliran menyambangi rumah Ramdan (45), warga Dusun Peresak Idik, Desa Peresak, Kecamatan Sakra.
Menurut penuturan korban, para pelaku yg diperkirakan sebanyak empat orang ini masuk ke dalam rumah korban dengan cara mendobrak pintu depan rumahnya. Pelaku kemudian langsung menodongkan parang kepada isteri korban, Siti Zuhroh. Sementara pelaku lainnya bebas menggasak isi rumah korban, dan berhasil mengambil uang tunai sebanyak Rp 25 juta, perhiasan emas dan liontin seberat 33 gram, cincin 4 buah masing-masing 4 gram, satu buah HP, dan STNK sepeda motor Ninja.
[postingan number=3 tag=”perampok”]
Berdasarkan keterangan yang berhasil dihimpun Radar Lombok dari korban, semua pelaku menggunakan cadar, dan ketika bicara seperti menggunakan Bahasa Sasak logat Peresak. “Kalau kita dengar dari bahasanya, dia (para pelaku) menggunakan bahasa wilayah sini. Tapi belum bisa dipastikan, karena mereka memakai cadar,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu masyarakat yang enggan disebut namannya mengatakan, jika dilihat dari kejadian beberapa hari ini. Maka komplotan perampok ini hanya menyisir di wilayah Kecamatan Sakra saja. Padahal di sisi lain, aparat kepolisian terus intens melakukan patroli, namun komplotan perampok ini seperti dapat membaca situasi.
“Kalau dilihat sih polisi rutin melakukan ronda malam atau patroli keliling. Tetapi para perampok ini sepertinya lebih lincah dalam membaca situasi, sehingga terus saja aparat kebobolan,” jelasnya.
Melihat situasi dan kondisi yang semakin meresahkan ini, dia berharap kepada semua penegak hukum di Lotim agar bisa menstabilkan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Mengingat aksi parampokan tiga kali berturut ini sudah sangat meresajkan masyarakat. “Kalau seperti ini terus, kita takut meninggalkan anak dan isteri di rumah. Tetapi di sisi lain kita juga harus keluar bekerja untuk mencari nafkah,” keluhnya. (cr-wan)