Kerajinan Anyaman Bambu dan Kayu Tumbuh Positif

MATARAM—Program Pemerintah Provinsi NTB yang terus menggenjot industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) sebagai salah satu sektor andalan mengalami pertumbuhan yang cukup baik di triwulan II tahun 2016 ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, pertumbuhan produksi industri manufaktur IMK NTB di triwulan II-2016 mencapai 3,10 persen.

“Pertumbuhan produksi manufaktur IKM di NTB memiliki peran penting dalam penciptaan lapangan kerja baru di NTB,” kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS NTB, Anas di Mataram, Rabu  (3/8).

Dikatakan, sektor industri manufaktur sebagai salah satu sektor andalan pembangunan nasional, terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Selain memiliki kontribusi terhadap produk domestik regional bruto (PDRB), industri manufaktur juga memiliki peran penting dalam penciptaan lapangan kerja baru di NTB.

Di Provinsi NTB lanjut Anas, industri manufaktur besar dan sedang tersebar di beberapa kabupaten/kota, diantaranya Kabupaten Lombok Barat, kabupaten Sumbawa, dan Kota Mataram. Sementara untuk manufaktur mikro dan kecil tersebar di seluruh kabupaten/kota di NTB, kecuali Kabupaten Sumbawa Barat.

Baca Juga :  Kerajinan Seni Topeng Labuapi Tetap Eksis

Lebih lanjut disampaikan, jika dilihat ranking pertumbuhan industri mikro dan kecil pada triwulan II-2016 menurut klasifikasi  baku lapangan usaha Indonesia (KBLI), maka yang menduduki ranking tertinggi pertumbuhannya adalah industri kayu, barang dari kayu dan gabus tidak termasuk furnitur, serta barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya naik sebesar 28,91 persen.

Di posisi kedua pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil di NTB adalah industri percetakan, dan reproduksi media rekaman dengan pertumbuhan mencapai 26,80 persen. Kemudian pertumbuhan produksi ketiga untuk industri tembakau tumbuh sebesar 7,17 persen, dan industri manufaktur pakaian jadi tumbuh sebesar 6,05 persen.

“Trend pertumbuhan yang nilainya positif terus menerus ini adalah industri kayu, barang dari kayu dan gabus, serta barang anyaman dari bambu dan rotan,” kata Anas.

Baca Juga :  Kreativitas Ibu Rumah Tangga di Desa Medana

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi NTB, Hj Budi Septiani mengatakan, keberadaan industri mikro dan kecil untuk manufaktur menjadi program unggulan Pemprov NTB untuk terus ditumbuhkan.

Salah satu yang menjadi konsen Disperindag NTB adalah terus melakukan pendampingan bagi pelaku IKM, utamanya terkait peningkatan kualitas dan keberlanjutan dari usaha IKM tersebut. “Kami terus melakukan pendampingan untuk meningkatkan kualitas produk dari IKM,” ujarnya.

Selain itu sambung Budi, saat ini pihaknya di Disperindag NTB sudah mulai melakukan pendataan jumlah IKM per komoditi, baik itu sektor industri olahan pangan maupun industri kerajinan. Dengan data base jumlah IKM tersebut, nantinya akan mempermudah Pemerintah Provinsi NTB dalam menyiapkan program untuk keberlanjutan IKM tersebut. “Insha Allah akhir bulan Agustus ini data jumlah IKM per komiditi sudah final. Karena saat ini tim kami masih melakukan ferivikasi di lapangan,” tutupnya. (luk)

Komentar Anda