Keberlanjutan Pembangunan Kereta Gantung Rinjani Mandek

Pasca dilakukannya groundbreaking pembangunan kereta gantung Rinjani di Desa Karang Sidemen, Batukliang Utara, Lombok Tengah pada 18 Desember 2022 silam, hingga kini tidak ada aktivitas konstruksi. (DOK / RADAR LOMBOK)

MATARAM – Keberlanjutan pembangunan proyek Kereta Gantung di Taman Nasional Gunung Rinjani oleh investor asal China mulai tidak jelas. Setelah dilakukan groundbreaking atau pelatakan batu pertama pada tanggal 18 Januari 2022 silam, hingga kini pembangunan mega proyek senilai Rp2, 2 triliun itu mangkrak dan kian tak jelas keberlanjutannya.

Terkait hal itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi NTB H Muhammad Rum berkilah jika pihak investor sempat libur, karena puasa Ramadan dan lainnya.

“Pembangunan kereta gantung Rinjani tetap lanjut. Pihak investor kemarin libur panjang, karena memasuki bulan Ramadan dan Idulfitri. Minggu depan mereka sudah kembali lagi,” kata Muhammad Rum dikonfirmasi Radar Lombok, kemarin.

Pembangunan kereta gantung Rinjani yang berlokasi di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah itu usai dilakukan groundbreaking pada tanggal 18 Desember 2022 silam, sudah lama tidak ada keberlanjutan pembangunannya. Aktivitas pekerja pun tidak ada nampak di lokasi mega proyek investor asal China tersebut.

Baca Juga :  CJH Berharap Pemerintah tidak Menaikkan Ongkos Haji

Kendati demikian Rum, mematikan jika investor asal China itu serius melanjutkan pembangunan proyek kereta gantung Rinjani dengan nilai total investasi Rp2,2 triliun. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan pihak investor yang menempatkan dananya sebesar Rp 5 miliar di Bank NTB Syariah.

“Informasi kita dapatkan,kalau setelah lebaran Idulfitri ini mereka kembali melanjutkan pembangunan proyek kereta gantung itu,” kata Rum.

Rum mengatakan tahapan pembangunan proyek kereta gantung akan dimulai setelah menunggu persetujuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Biasanya tahapan Amdal akan memakan waktu kurang lebih 3 sampai 4 bulan, sehingga diperkirakan pembangunan wisata kereta gantung mulai bisa dilakukan pada September mendatang.

Baca Juga :  97,8 Ton Logistik WSBK Tiba di Sirkuit Mandalika

“Belum bisa konstruksi sebelum Amdal. Kan gak boleh nanti diserang oleh semua orang,” bebernya.

Sedangkan investor yang akan membangun proyek kereta gantung, PT Indonesia Lombok Resort telah menuntaskan penyusunan studi kelayakan atau feasibility study (FS) dan detailed engineering design (DED). Rum penyebut pihaknya tetap melakukan pengawasan terhadap investor. Ditargetkan proyek pembangunan kereta gantung ini selesai tahun 2025.

“Terkait tudingan merusak lingkungan sudah clear. Makanya nanti Amdal yang akan jawab ini, agar mereka semua faham,” ucapnya. (cr-rat)

Komentar Anda