Ini Cara Sukawati Menjual Jajanan Batu Mimis

Gunakan Dua Bahasa Asing Tari Minat Pembeli

Jajanan Batu Mimis
TAMPIL BEDA: Sukawati (kiri) dalam menjajakan dagangannya selalu tampil beda. Ia menggunakan bahasa asing saat berjualan. (Ali/Radar Lombok)

Banyak cara dilakukan pedagang untuk melancarkan jualannya. Seperti yang dilakukan oleh Sukawati. Pedagang jajanan Batu Mimis ini kerap menggunakan bahasa asing untuk berjualan. Tak sedikit yang tergiur melihat setelah mendengar celotehannya berbahasa asing.


*ALI MA’SHUM—MATARAM*


Jajanan peninggalan leluhur khas Lombok banyak macamnya. Satu di antaranya adalah jajanan mimis bedil.

BACA JUGA: Kerajinan Seni Topeng Labuapi Tetap Eksis

Jajanan jenis ini banyak sebutannya. Ada yang menyebut batu bedil. Ada juga yang menyebutnya kelepon kering. Bentuknya bulat, lalu diluarnya dilumuri gula merah. Jajanan ini sudah ada sejak dulu kala.

‘’Gulanya di luar. Makanya banyak juga yang menyebutnya kelepon kering,’’ ujar Sukawati, Selasa kemarin (24/7).

Setiap hari, ia berjualan di seputaran Mataram. Mulai dari Jalan Udayana hingga berkeliling di wilayah lainnya. Sebut saja seperti Pagutan dan Pagesangan. Ia berjualan mulai pagi hingga sore hari. Itu dilakukannya setiap hari.

Baca Juga :  Provinsi NTB di Mata Prabowo Subianto

‘’Setiap hari jualan ini. Jajanan ini mulia dibuat sejak pagi,’’ kata wanita asal Bug-Bug, Lingsar, Lombok Barat (Lobar) ini.

Tak lazim seperti pedagang lainnya, Sukawati memiliki cara untuk menawarkan dagangannya. Yaitu menggunakan bahasa Asing. Bahasa asing yang kuasainya ada dua. Yakni Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Ia terdengar cukup lancar menggunakan bahasa asing itu walaupun agak sedikit belepotan. Namun, tetap saja menarik perhatian. Karena berbeda dengan lainnya.

BACA JUGA: Kegigihan Awidi Memasarkan Kerajinan Ketak Hingga Tembus Pasar Luar Negeri

‘’Please buy, how much (silahkan beli, berapa banyak),’’ katanya.

Saat berjualan. Ia didampingi suami dan anaknya. Sang suami mengakui istrinya sering menggunakan bahasa asing. Walaupun sedang berada di rumah. Ia sendiri mengaku tak mengerti apa yang diucapkan istrinya.

Baca Juga :  Nurhayati, Mantan TKW yang jadi Aktivis Perempuan

‘’Dulu saya belajar waktu di SMA. Saya ingat terus makanya dipakai bahasa asingnya,’’ ungkap perempuan 37 tahun itu.

Selain berkeliling ke beberapa tempat. Sukawati juga berjualan ke beberapa pasar. Jajanan mimis bedil itu dijualnya sejak tiga tahun terakhir. Sebelumnya ia menjual gorengan.

BACA JUGA: Kerajinan Penangkap Mimpi Diminati Wisatawan Asing

‘’Kalau untung, ya cukup untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Alhamdulillah ada saja yang membeli,’’ terangnya.

Karena mengerti bahasa asing, sempat terpikir olehnya berjualan di wilayah objek pariwisata. Seperti di Gili Trawangan dan lainnya. Hanya saja belum diketahui kapan rencana itu bisa diwujudkan. ‘’Iya ada rencana. Tetap saya pikirkan. Semoga dikasi jalan,’’ harapnya optimis. (*)

Komentar Anda