Nurhayati, Mantan TKW yang jadi Aktivis Perempuan

Nurhayati Mantan TKW yang jadi Aktivis Perempuan
AKTIVIS: Nurhayati, mantan TKW yang mendedikasikan dirinya membantu masyarakat terutama perempuan. (Ahmad Yani/Radar Lombok)

Berawal dari keprihatinan dan kegelisihan terhadap kondisi TKW di Malaysia, Nurhayati pun memutuskan mendedikasi dirinya membantu dan menolong sesama perempuan sekembalinya ke Desa di Pringgarata, Lombok Tengah.


Ahmad Yani – Praya


Penampilan layak perempuan desa pada umumnya. Sederhana. Namun, Nurhayati bukan perempuan biasa. Nurhayati dikenal salah satu sosok aktivis perempuan di Lombok Tengah.

Meski dengan pendidikan terbatas namun tak mengecilkan peran dan sumbangsih Nurhayati dalam membela kepentingan kaum perempuan di Lombok Tengah. Maka tak heran, aktivis perempuan lain menaruh hormat dan simpati kepadanya. Di samping karena usia, namun juga pengalaman hidup dan dedikasinya yang  sudah diberikan untuk membantu sesama perempuan di daerah ini.

Awalnya, Nurhayati seorang ibu rumah tangga biasa. Namun, karena kondisi ekonomi keluarga memprihatinkan dan keinginan meningkatkan taraf ekonomi keluarga, ia lalu memutuskan menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke Malaysia tahun 2000 lalu. Apalagi saat ini, suaminya sedang sakit.

Hampir 4 tahun ia bekerja di Malaysia. Praktis, ia menjadi tulang punggung keluarga. Nurhayati harus bekerja memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.  Selama bekerja banyak pengalaman suka dan duka yang dialaminya. Tidak jarang dia melihat TKW mendapat perlakuan semena-mena.  Ia pun mulai resah dan gelisah terhadap kondisi tersebut.Seolah – seolah perempuan tersebut hanya bisa pasrah menerima keadaan. ” Batin saya pun mulai bergolak dengan kondisi tersebut,” tuturnya beberapa waktu lalu.

Baca Juga :  Lembah Hijau Destinasi Wisata Berbasis Pendidikan Alam

Meski begitu, ia tak bisa berbuat banyak di Negeri orang. Ia  sadar tak lebih dari seorang TKW yang sedang mengais rezeki. Sekembali jadi TKW di Malaysia, Nurhayati memutuskan  hal luar biasa dalam hidupnya. Ia berkomitmen membantu para perempuan yang tengah menghadapi berbagai  masalah.  Misalnya, ketika ada perempuan miskin melahirkan namun tak memiliki data kartu miskin, Nurhayati bergerak secara sukarela mengurus dokumen itu  ke kantor desa dan kantor dinas terkait. Sehingga perempuan miskin  yang  melahirkan tersebut tidak dipungut biaya.

Kiprah dan sepak terjang Nurhayati ini membuat ia mulai dikenal oleh organisasi aktivis perempuan. Kesempatan itu pun digunakan Nurhayati membangun jejaring dengan aktivis perempuan.

Nurhayati pun sosok perempuan mau belajar. Dengan bantuan organisasi aktivis perempuan, ia banyak mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan terkait advokasi dan pendampingan terhadap perempuan. Ilmu pengetahuan dan kapasitas Nurhayati dalam advokasi dan pendampingan terus meningkat, seiring jam terbang yang dimiliki tersebut. Nurhayati pun tercatat salah satu pegiat di organisasi koalisi aktivis perempuan Indonesia. ” Tidak usah minder miskin dan  hanya berpendidikan rendah. Banyak hal bisa kita perbuat bagi sesama,” ujarnya.

Baca Juga :  Suka dan Duka Guru di Pulau Maringkik, Mengajar di Tengah Ancaman Cuaca Buruk

Ia pun menuturkan, saat ini dirinya terus berupa mendorong perempuan di Lombok Tengah untuk terlibat secara aktif dalam perencanaan pembangunan di desanya. Menurutnya, dengan keterlibatan perempuan di perencanaan pembangunan di desa, maka berbagai kepentingan perempuan diharapkan terakomodir. Karena perempuan lah yang  tahu apa yang  menjadi kebutuhannya. ” Siapa lagi mau memperjuangkan kepentingan perempuan, kalau bukan perempuan itu sendiri,” jelasnya.

Kontribusi Nurhayati pun bagi perempuan di desanya  tergolong  luar biasa. Dengan jejaring dimiliki di organisasi aktivis perempuan, di bantu rekannya, ia berhasil memperoleh bantuan ambulans dari pemerintah. Dengan keberadaan ambulans tersebut lebih mudah memberikan pertolongan kepada warga  yang sakit dan perempuan melahirkan.

Selain itu, Nurhayati pun sering kali terlibat memberikan advokasi dan pendampingan terhadap persoalan yang dihadapi petani perempuan di Lombok Tengah.  Misalnya, keterlambatan pupuk dan lain sebagainya. Semua itu dilakoni Nurhayati dengan keikhlasan dan dedikasi.

” Prinsipnya, saya ingin memberikan manfaat bagi sesama perempuan,” pungkasnya.(*)

Komentar Anda