Lembah Hijau Destinasi Wisata Berbasis Pendidikan Alam

DESTINASI WISATA : Salah satu danau di dalam kawasan Lembah Hijau. Dulunya danau bekas tambang galian C. (Ahmad Yani/Radar Lombok)

Aktivitas penambangan termasuk galian C banyak menimbulkan kerusakan lingkungan. Lubang-lubang bekas galian ini dibiarkan mengaga begitu saja. Namun berbeda di Desa Ijobalit, kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur ini.

 


AHMAD YANI – Lombok Timur


Destinasi wisata Lembah Hijau, Desa Ijobalit, Kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur  sekitar tahun 2000 adalah kawasan bekas tambang galian C  dan perbukitan tandus. Kini, kawasan itu sudah berubah menjadi destinasi wisata alternatif baru. Kawasan tersebut selalu ramai dipadati warga untuk rekreasi dan  menikmati kesejukan alam menghijau, udara yang  segar, serta menghilangkan berbagai kepenatan rutinitas terutama di  akhir pekan.

Luas kawasan itu mencapai sekitar 16 Hektar lebih. Sekitar 6 hektar  masih bekas tambang galian C dan belum direklamasi. " Ada 10 hektar sudah direklamasi, yang dulu bekas galian tambang C dan perbukitan tandus," kata Muhammad Fikry, penanggung jawab pengelola Lembah Hijau, kepada Radar Lombok, kemarin.

Muhammad Fikry adalah salah satu putra Lalu Slamet Sahak yang menginisiasi reklamasi kawasan Lembah Hijau menjadi daerah penuh pepohonan, dan menjadi destinasi wisata  alternatif di Lombok Timur khususnya dan di pulau Lombok umumnya. Lembah Hijau pertama kali dibuka menjadi destinasi wisata tahun 2005.

Reklamasi kawasan  sudah dilakukan sejak 1998. Meskipun awalnya, banyak yang  mencibir dan menganggap "gila" apa yang dilakukan Slamet Sahak kala itu. Pelan tapi pasti, kawasan itu berubah menjadi daerah subur, menghijau penuh dengan pepohonan rindang dan beraneka ragam tumbuh – tumbuhan.

Di kawasan tersebut ada sejumlah  danau. Paling luas sekitar 1 hektar serta kedalaman hampir 2,5 meter. Danau tersebut adalah bekas lokasi galian tambang C. Dilengkapi dengan perahu, memungkinkan bagi pengunjung untuk bisa berkeliling menikmati danau tersebut.

Baca Juga :  Cerita JCH Lanjut Usia yang Berharap Memeluk Wali Kota Sebelum Berangkat Haji

Beragam fasilitas pendukung pun sudah tersedia. Misalnya, berugak, lokasi parkir, ruang pertemuan, fasilitas permainan anak- anak, toilet dan fasilitas pendukung lainnya.

Ada juga  kolam  yang dibangun pengelola baik diperuntukkan bagi dewasa maupun anak – anak.

Pemandangan di dalam kawasan tersebut makin menarik  dengan dibangunnya sejumlah taman bunga, di beberapa sudut kawasan tersebut. Lengkaplah, indra penglihatan anda dimanjakan dengan pepohonan menghijau, rindang dan segar.

Posisi kawasan Lembah Hijau strategis. Jalur menuju Lembah Hijau pun sangat mudah dijangkau dari berbagai penjuru.Itu menjadikan Lembah Hijau selalu ramai dipadati dan menjadi destinasi alternatif memuaskan pengunjung.

Seiring destinasi wisata  tersebut makin dikenal dan menjadi tujuan kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara, kedepan bakal dibangun lagi sejumlah fasilitas pendukung destinasi lainnya. Diantaranya, homestay. Sehingga memungkinkan bagi  pengunjung bisa menginap. Begitu juga fasilitas out bound pun segera akan dibangun. " Kami ingin memanjakan pengunjung dengan beragam fasilitas destinasi di dalamnnya. Lembah Hijau sudah menjadi destinasi alternatif dan favorit di pulau Lombok" ucapnya.  Satu hal yang  tidak  diubah dan menjadi ciri khas melekat dari  kawasan tersebut. Lembah Hijau bakal tetap dipertahankan sebagai eco tourism berbasis pendidikan alam.  Banyak kunjungan wisata yang ditujukan ke Lembah Hijau untuk melaksanakan pendidikan berbasis alam.

Tidak hanya dari dalam negeri. Sejumlah negara tetangga pun sudah berkunjung ke Lembah Hijau untuk bisa melihat lebih dekat, bagaimana kawasan bekas tambang galian C dan perbukitan tandus, disulap menjadi destinasi alternatif menjanjikan. " Awalnya tahun 2016, ada sekelompok mahasiswa dari Australia berkunjungi dan mempelajari lebih  dekat proses reklamasi di kawasan ini," tuturnya.

Baca Juga :  Cerita 6 TKW Asal NTB Yang Kabur Di Turki

Bagi Fikryi, destinasi wisata   Lembah Hijau tidak hanya semata – semata untuk gemerincik pundi – pundi rupiah. Namun tidak kalah pentingnya, bagaimana memberikan pendidikan kepada masyarakat dan generasi kedepan, kepedulian untuk mencintai alam dan menjaga kelestarian.

Konsep pengembangan destinasi wisata Lembah Hijau adalah destinasi pendidikan alam. Salah satu upaya tersebut, dengan mereklamasi lahan yang  ada untuk dijadikan sebagai kawasan bumi perkemahan standar nasional.

Dengan adanya bumi perkemahanan tersebut bakal memberikan kesempatan lebih besar kepada pelajar untuk bisa menggelar berbagai kegiatan yang  menyatu dengan lingkungan. Terlebih, pada akhir pekan, Lembah Hijau ramai dikunjungi para pelajar baik hanya  sekadar bersantai maupun belajar berbagai aneka pepohonan dan berbagai hal terkait alam.

Menurut Fikry,pendapatan yang diperoleh dari penjualan tiket masuk sebagian diperuntukkan bagi reklamasi ada. Dibutuhkan waktu bertahun – tahun untuk proses reklamasi tersebut.

Reklamasi kawasan tersebut lebih banyak mengandalkan swadaya masyarakat sekitarnya. Secara ekonomis, masyarakat pun merasakan secara langsung dampak dari destinasi wisata alternatif Lembah Hijau tersebut.

Terlihat diluar masuk menuju area kawasan Lembah Hijau banyak berdiri lapak Pedagang Kaki Lima (PKL). Keberadaan dari pedagang seiring dengan banyak  pengunjung dikawasan tersebut.

Hampir semua adalah masyarakat sekitar di lokasi tersebut." Dengan adanya Lembah Hijau menggerakkan ekonomi  sekitar, dengan banyak masyarakat berdagang," pungkasnya.(*)

Komentar Anda