Gempa Terdahsyat Sepanjang Sejarah NTB

97 Tewas, Ratusan Luka-luka, Ribuan Rumah Rusak

Gempa Terdahsyat Sepanjang Sejarah NTB
Gempa Terdahsyat Sepanjang Sejarah NTB

MATARAM – Innalillahi wainna ilaihirojuin. Lailahaillallah, Allahuakbar. Kalimat itu berkumandan di setiap sudut wilayah pulau Lombok, Minggu malam (5/8). Sekitar pukul 19.46 Wita, malam itu.

Semua warga panik meski hanya beberapa detik saja. Namun, suasana itu betul-betul mencekam. Gempa tektonik berkekuatan 7,0 skala richter kembali mengguncang pulau seribu masjid itu. Gempa susulan yang lebih dahsyat itu kembali terjadi setelah sepekan melewati gempa berkekuatan 6,4 skala richter, Minggu (29/7).

BACA : Gempa Bumi Lebih Dahsyat Porak-Porandakan Lombok

Kondisi ini tak ayal memorak-porandakan seluruh isi pulau Lombok. Terutama wilayah Kabupaten Lombok Utara (KLU) yang menjadi pusat titik kekuatan gempa. Puluhan oang dikabarkan tewas, ratusan luka-luka, ribuan rumah hancur rata dengan tanah, fasilitas publik, dan lainnya.

Kondisi yang mencengkam ini menyebabkan masyarakat KLU lebih banyak mengungsi ke tempat lebih aman, seperti lapangan umum dan perbukitan serta pulang ke rumah keluarga di luar KLU. Pantauan koran ini sejak pukul 08.00 Wita, Senin (6/8) mulai dari Kecamatan Pemenang hingga pusat pemerintahan di Kecamatan Tanjung. Seluruh rumah masyarakat baik tahan gempa maupun yang biasa nyaris rata dengan tanah, bahkan kondisi rumah tersebut tidak bisa ditempati lagi. “Rumah kami sudah merata dengan tanah,” kata Alwi, warga Dusun Menggala Barat Desa Pemenang Barat Kecamatan Pemenang kepada Radar Lombok.

Semuanya rata dan tembok sudah nyaris roboh, kondisi rumah sudah tidak bisa ditempati. Suasana mencekam ini ditambah gempa susulan setiap waktu membuat masyarakat semakin gelisah. “Kami sudah tidak bisa bicara apa-apa kondisi rumah kami. Yang terpenting keluarga kami bisa selamat, dan kami masih takut dengan gempa susulan ini meski kecil,” cetus Syamsul warga lainnya.

Dua korban meninggal dunia di Dusun Menggala desa setempat pun dimandikan di tempat pengungsian. Para korban yang lanjut usia tersebut mereka sedang duduk sehabis salat isya untuk makan malam sembari menonton tv. “Tiba-tiba gempa bumi bergetar, langsung menimpa suami saya, dan saya berhasil lari,” ucap Sumaini meratapi kesedihannya.

BACA JUGA: Ribuan Wisatawan Gili Dievakuasi

Sumaini pun sempat memperlihatkan kondisi mayat suaminya yang hendak dikafani, karena masih menunggu giliran. Jenazah suaminya ditaruh dibawah tenda yang dibuat dengan sarung ditanah lapang tersebut. “Kalau rumah saya sudah hancur tidak berani saya tempati, makanya sekarang tidur di bawah tenda terpal yang kami buat bersama keluarga,” tuturnya.

Ketakutan ini juga dirasakan warga di lima kecamatan di KLU. Inak Darsim, 80, warga Dusun Keroya Desa Jenggala Kecamatan Tanjung masih tertimpa reruntuhan rumahnya tidak bisa diselamatkan keluarganya. Mayat korban masih tertindih dan belum dievakuasi petugas tim tanggap darurat. “Orang tua kami terlelap tidur sehabis salat, tiba-tiba gempa langsung menimpa kami. Kami sudah sampaikan ke petugas untuk dievakuasi tapi belum dilakukan,” ungkap Husada di lokasi terpisah.

Gempa bumi yang tidak berpotensi tsunami ini juga menyebabkan fasilitas publik seperti kantor pemerintahan, kantor kepolisian, dan kantor perbankan serta pendopo bupati dalam kondisi rusak berat. “Kantor, aula, musala, dan rumah dinas sudah hancur semua, termasuk kantor desa di Kecamatan Pemenang,” ungkap Camat Pemenang Faisal pada saat ditemui di halaman kantornya menyaksikan bangunan hancur merata.

Bupati Lombok Utara H Najmul Akhyar mengatakan, bencana yang melanda ini hampir merata di wilayah KLU. Jumlah korban belum dihitung secara pasti tetapi korban meninggal dunia mencapai 100 lebih. “Kami sudah kembalikan 27 jenazah ke keluarganya, dan tadi kami ditelepon masyarakat Desa Dangiang Kecamatan Kayangan membutuhkan air untuk memandikan 15 jenazah,” ungkapnya ditemui.

Baca Juga :  Bantuan Gempa Terancam Diblokir

Pemerintah pada saat ini telah menetapkan masa tanggap darurat dan mementingkan kebutuhan pokok pengungsi dampak gempa tersebut. Pemerintah KLU dibantu BNPB Pusat, Pemprov NTB, dan sejumlah kementerian turun membantu membangun posko-posko utama di depan kantor bupati. “Warga juga sudah membuat tenda- tenda di sejumlah wilayah dianggap aman untuk berlindung,” jelasnya.

BACA JUGA: Gubernur NTB Instruksikan Sekolah Diliburkan

Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak termakan info tsunami yang menyebabkan masyarakat berlarian ke perbukitan. Sesuai penjelasan BMKG tidak ada potensi tsunami dengan kondisi seperti ini harus rasional dan memperhatikan prosedurnya. “Masyarakat tetap tenang dan waspada,” imbuhnya.

Di lokasi gempa juga turun langsung Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto yang diintruksikan oleh Presiden RI Jokowi untuk memimpin reaksi cepat penanganan gempa bumi di KLU. Sekitar pukul 12.00 Wita, Wiranto tiba di KLU. “Saya diintruksikan Pak Presiden, saya diminta untuk memimpin reaksi cepat penanganan gempa,” terangnya.

Evakuasi masih dilakukan hingga kemarin karena banyak puing-puing bangunan berserakan. Personel polisi dan TNI akan dikerahkan langsung dari Jakarta. Mereka membersihkan reruntuhan yang diyakini masih terdapat warga tertindih di reruntuhan tersebut. “Sudah dirikimkan 100 marinir lewat Hercules, Brimob kirimkan 4 SSK kemudian Kostrad devisi 2 juga akan dikirimkan dengan pesawat khusus. Ini untuk evakuasi dan membersihkan puing-puing,” katanya.

Pascagempa, masyarakat enggan tinggal di dalam rumah dan memilih mendirikan tenda-tenda darurat. Mereka akan mendapat perhatian penuh pemerintah pusat dengan memberikan logistik dan juga obat-obatan. Tidak hanya itu, setidaknya 100 tenda juga akan didirikan di berbagai lokasi yang terdampak bencana gempa ini. “Kita sudah mendorong agar penggunaan dana siap pakai bencana segara digunakan. Kemudian untuk membantu para pengungsi, kita kerahkan tenda dari BNPB 100 tenda untuk sementara dapat membantu mereka agar tidak di alam terbuka tentunya. Begitu pula bantuan air yang akan dikerahkan 15 tangki mobil untuk membantu masyarakat,” jelasnya.

Mengenai perawatan medis juga tidak luput dari perhatian pemerintah pusat, mengingat lokasi perawatan di RSUD Tanjung dan RSUP NTB tidak mencukupi, maka pengiriman tenaga medis 2 Batalyon Kostrad, Bhayangkara 5 tim kesehatan, dan KRI Suharso AL akan bergerak ke Lombok Utara. “Kemudian listrik mati, kita sudah imbau kepada PLN apakah bisa listrik dihidupkan kembali kalau belum bisa pakai genset. Lalu komunikasi, tadi dari Kominfo sudah turun tangan dan sekarang sudah berjalan dengan baik. Ini memudahkan relawan-relawan kita untuk berhubungan,” tandasnya.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi NTB, Agus Riyanto menyebut, gempa susulan berkekuatan 7,0 skala richter ini merupakan terbesar di NTB sepanjang sejarah. ‘’Gak pernah sebelumnya sebesar ini,” ungkap Agus kepada Radar Lombok, Senin (6/8).

Menurut Agus, sepanjang tahun 2018 telah banyak gempa terjadi di Indonesia. Namun, kekuatannya juga tidak ada yang mencapai 7,0 skala richter. “Jadi gempa kali ini juga, yang terbesar se-Indonesia sepanjang tahun 2018,” imbuhnya.

Gempa susulan terus terjadi. Masyarakat NTB menjadi panik. Tercatat, telah terjadi 184 gempa susulan hingga pukul 20.00 Wita, tadi malam. “Potensi gempa susulan tetap ada, tapi tidak sebesar gempa utamanya,” kata Agus.

Baca Juga :  Musim Hujan, BPBD Antisipasi Ancaman Bencana

Sementara itu, Kepala BPBD Provinsi NTB H Muhammad Rum menimpali, gempa telah mengakibatkan 97 orang meninggal dunia. Di antaranya terbanyak di KLU 72 orang, Lombok Barat 16 orang, Kota Mataram 4 orang, Lombok Tengah 2 orang, dan Lombok Timur 3 orang. “97 orang yang meninggal, termasuk yang di Bali 2 orang. Itu hanya data sementara, pasti akan bertambah. Karena banyak yang belum bisa kita evakuasi, terkendala alat berat,” katanya.

Ditegaskan, semua korban meninggal dunia kali ini tidak ada orang asing. Artinya, seluruhnya penduduk lokal. “Kebutuhan mendesak saat ini air bersih, tenaga medis, obat, tenda, alat berat, dan lain-lain,” tandasnya.

Gubernur NTB, TGBKH M Zainul Majdi telah meninjau lokasi sebelum subuh, Senin dini hari. Saat ini, seluruh jajaran Pemerintah Provinsi NTB bersama kabupaten/kota terus bahu-membahu sekuat tenaga menangani dampak gempa. Fokus utama saat ini, menyiapkan lokasi pengungsian yang layak bagi para korban. “Yang rumah tinggalnya hancur maupun rusak, dan pelayanan kedaruratan lainnya untuk menunjang hidup pasca gempa hingga tercapainya pemulihan. Terutama temaga kesehatan, harus tetap masuk dan memastikan pelayanan. Itu yang penting,” ujar gubernur.

Untuk memastikan pelayanan kesehatan, Sekda Provinsi NTB, H Rosiady Sayuti langsung meninjau RSUD Provinsi NTB. “Sejauh ini cukup bisa terlayani semua pasien. Kita juga minta bantuan rumah sakit swasta,” kata Sekda.

Dalam kesempatan tersebut, Sekda sempat berbicara dengan pasien korban gempa. Baik itu korban lokal, maupun wisatawan mancanegara. “Kita tangani dengan baik, koordinasi dengan kementerian juga,” ucapnya.

Kendala penanganan paska gempa, jumlah anggaran yang terbatas. Namun, Sekda yakin semuanya bisa tertangani dengan keterlibatan berbagai pihak. Koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus dilakukan. Terkait dengan kekurangan anggaran untuk infrastruktur, telah ada solusi dari BNPB. “Sudah ada arahan Presiden, bantuan untuk infrastruktur dari Presiden. Termasuk untuk rumah yang rusak, nanti diperbaiki BNPB seperti gempa sebelumnya. Pemda di luar itu, seperti penanganam pasien, anak-anak trauma dan juga orang tua. Sekarang sudah banyak juga bantuan dari daerah lain,” terangnya.

Dirut RSUD Provinsi NTB, dr Lalu Hamzi Fikri menyampaikan, kendala saat ini pasien tidak berani masuk ruangan. Padahal, konstruksi bangunan rumah sakit dipastikan dalam kondisi aman. Karena itu, pihaknya terus berupaya membujuk pasien. Tim psikolog dan trauma healling juga diturunkan. “Kalau mereka di luar, kasian bayi-bayi pas malam. Minimal mereka di hall,” katanya.

Saat ini, fokus RSUP adalah penanganan korban bencana gempa. Klinik-klinik juga ditutup. Semuanya untuk memaksimalkan penanganan korban bencana. “Kita sudah dapat bantuan tim medis dari luar juga. Ada 170 pasien korban gempa kita tangani, 5 orang sudah meninggal dunia,” ucapnya.

BACA JUGA: Korban Gempa Kesulitan Air

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Lalu Moh Faozal memastikan wisatawan dalam kondisi aman. Semua telah dievakuasi dengan baik. Mulai dari gili ke pelabuhan, kemudian dibawa ke hotel, lembar dan juga bandara. Belum bisa memastikan jumlah wisatawan yang berhasil dievakuasi. Namun sepengetahuannya, sekitar 6 bis. “Intinya sudah kita evakuasi semua wisatawan. Hotel kita bayarkan mereka. Kita antar juga ke bandara kalau mau pulang,” ujarnya. (flo/zwr/ami/met/wan/lie)

Komentar Anda