Ekonomi 2022 Diproyeksi Tumbuh 5-6 Persen

Abdul Aziz Bagis (IST FOR RADAR LOMBOK)

MATARAM — Pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 mendatang, diproyeksi akan tumbuh mencapaI 5-6 persen. Tumbuhnya ekonomi NTB pada tahun depan ditopang oleh banyaknya event internasional yang digelar, salah satunya MotoGP menjadi harapan.

Menurut Pengamat Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mataram (UNRAM), Abdul Aziz Bagis, perkembangan ekonomi tidak lepas dari dua faktor besar. Yakni pertama faktor ekonomi makro Indonesia dan berkaitan dengan regional di NTB. Hanya saja masih dibayangi oleh pandemi Covid-19, apalagi sekarang ada varian baru.

“Kita sudah mulai memiliki beberapa event internasional, termasuk di Maret 2022 (MotoGP). Dengan asumsi yang pertama itu yakni ekonomi makro dunia atau nasional ini tidak terganggu akibat omicron,” jelas Abdul Aziz Bagis, Rabu (29/12).

Jika tidak terganggu maka event Maret 2022 dipastikan akan menjadi stimulant positif, khususnya bagi NTB. Apalagi stimulan itu diarahkan kepada pengusaha local. Sehingga dengan demikian lebih cepat terjadi multiplayer effect, yang banyak melibatkan UMKM dan masyarakat.

Baca Juga :  Meriah, Delapan Pembalap WSBK Ikuti Karnaval Budaya Mandalika

“Multiplayer effect itu akan makin mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi, dan ini selaras dengan pandangan-pandangan yang lainnya. Seperti BI, mereka juga punya pandangan sama seperti kita, karena event ini juga penting,” terangnya.

Apalagi jika ekonomi makro, umpama semakin baik dan tidak adanya pandemi yang dikhawatirkan. Maka dipastikan NTB menerima kunjungan wisata yang cukup tinggi terutama dari domestik, karena NTB memiliki banyak destinasi wisata yang khas seperti desa-desa wisata.

“Jadi banyak peluang dan potensi kita cukup tinggi dan saya yakin itu sudah cukup membuat ekonomi kita bertumbuh, jadi kalau saat ini sudah bisa tumbuh positif tahun depan betumbuh lagi. Bilamana asumsi makro itu bisa terpenuhi,” ujarnya.

Selain itu, stimulus-stimulus dari pemerintah sendiri ini sangat diharapkan, NTB ini selama ini sangat mengharapkan stimulus. Kalau ekonomi makro ini masih terbebani oleh hutang, maka nanti stimulus yang disalurkan ke daerah otomatis berkurang, sehingga dikhawatirkan.

Baca Juga :  Pemprov Ajukan Pinjaman ke SMI

“Jadi stimulus itu datang dari mana saja. Tetapi untuk NTB dari event-event internasional, kedua potensi pariwisata, ketiga adalah stimulus dari pusat. Dan itu yang akan bisa menumbuh kembangkan pertumbuhan ekonomi NTB,” terangnya.

Dikatakan, jika ini tidak digarap dengan baik, memang tidak bisa berharap banyak 2022. Tetapi jika pada triwulan terakhir 2021 ini sudah tumbuh positif, maka tahun depan lebih tumbuh lagi.

“Untuk meningkat ke 5,8 persen, maka selama event tidak terganggu, bisa-bisa saja. Yang penting asumsi-asumsi itu harus dipenuhi,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTB, Heru Saptaji mengatakan, tahun 2022 pertumbuhan ekonomi diproyeksi sebesar 5 persen sampai 6 persen. Tentunya dengan beberapa sektor penggerak yang mampu mencapai target tersebut.

“Proyeksi kita sektor Perdagangan, Transportasi dan Pariwisata seiring dengan membaiknya pengendalian Covid-19, vaksinasi, event-event besar seperti MotoGP dan sebagainya yang mempengaruhi optimisme mobilitas masyarakat, dan kembali meningkatnya sektor pertambangan,” jelasnya. (dev)

Komentar Anda