Diresmikan 2023, Tiga Pabrik Pakan di Brida belum Beroperasi

PABRIK PAKAN: Tiga pabrik pakan di Kawasan Science Technology and Industrial Park (STIPark) Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) NTB, ketika diresmikan Gubernur NTB, September 2023 lalu.(IST/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Tiga pabrik pakan yang berlokasi di Kawasan Science Technology and Industrial Park (STIPark) Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Banyumulek, Lombok Barat, hingga kini progresnya belum maksimal, alias molor.

Sejak diresmikan pada September 2023 lalu oleh mantan Gubernur NTB, dan investor PT. Taza Industri Internasional, pabrik-pabrik tersebut belum juga mulai beroperasi. “Insha Allah sekitar Agustus nanti mereka sudah siap beroperasi,” kata Kepala Plt Brida NTB, Suryadi kepada Radar Lombok, kemarin.

Miq Suryadi sapaan akrab Plt Brida ini mengatakan, pemerintah daerah sudah melakukan penandatanganan MoU dengan PT. Taza Industri Internasional terkait pengelolaan pabrik feed mill, corn seeds dan corn dryer. Bahkan investor asal Malaysia itu juga sudah menanamkan modalnya sebanyak Rp 1,5 millar untuk menyewa pabrik tersebut.

“Pabrik pakan yang di Brida itu baru saja kita selesaikan. Kemarin sempat mangkrak karena lama tidak ada yang mengelola. Prinsipnya PT.Taza sudah MoU dengan Pemda, bahkan mereka sudah menyumbang PAD Rp 1,5 milliar dari hasil sewa,” jelasnya.

Saat ini, PT. Taza sedang melakukan perbaikan-perbaikan terhadap mesin-mesin yang ada di pabrik. Mengingat mesin itu sudah lama tidak beroperasi, sehingga kemasukan air dan tidak bisa digunakan lagi. “Investasi di kawasan Brida itu tidak sedikit, sekarang PT. Taza sudah melakukan pembelian bahan baku jagung dengan petani,” katanya.

Untuk mendukung operasional tiga pabrik pakan di kawasan Brida itu, PT. Taza juga melaksanakan penandatangan MoU dengan beberapa lembaga, salah satunya dengan Kelompok Tani di Lanud Rembiga. “Lanud Rembiga itu punya lahan dan kelompok petani yang dia bina. Nanti itu dibantu bibit dan pupuk, kemudian mereka akan menjual ke PT.Taza,” terangnya.

Baca Juga :  PPKM Level 3 Serentak, Seluruh Keramaian Ditiadakan

Tidak hanya itu, PT.Taza juga menjalin kerjasama dengan beberapa koperasi syariah yang kebetulan berada di Kawasan Berida, serta beberapa mitra lain yang rencananya akan mengelola tongkol jagung hasil sisa pabrik, sehingga tidak hanya jagung yang diolah di pabrik tersebut.

“Jadi Limbah PT.Tazza berupa tongkol jagung akan diambil oleh mitra ini lagi, yang akan mengolahnya menjadi briket, kemudian akan diekspor ke Jepang. Sekarang ini sedang kita bereskan administrasinya,” ucapnya.

Disampaikan, kapasitas maksimal pabrik yang ada di kawasan Brida bisa mencapai 8 ton per jam. Namun karena baru tahapan awal, maka operasional pabrik akan dimulai sedikit demi sedikit. “Kita coba dulu nanti kalau sudah normal baru bisa normal produksinya,” ucapnya.

Miq Suryadi menyebut keberadaan pabrik pakan yang akan beroperasi di Kawasan Brida ini tentu memiliki banyak keuntungan bagi daerah, pertama harga pakan bakal jauh lebih murah. “Kenapa harga, karena bahan yang kita bawa ke Jawa balik lagi ke sini. Tentu harga transportasinya meningkat. Kalau bisa kita produksi disini pasti kita kendalikan,” ujarnya.

Kemudian yang tidak kalah penting adalah adanya transfer of knowledge. Artinya masyarakat dapat belajar dari investor ini, bahwa pembuatan pakan sebenarnya tidak terlalu susah. Tidak sedikit pelajar SD, SMP,SMA hingga perguruan tinggi melakukan study tour di Kawasan Brida.

Baca Juga :  Bawaslu Temukan Pelanggaran Saat Pendaftaran Bacaleg

“Hanya saja kita butuh peralatan mesin. Peralatan mesin ini secara transfer of knowledge mulai belajar bagaimana pemecah jagung, membuat tepung dan sebagainya. ini adalah yang menjadi tugas dan fungsi (Tusi) Brida. Kalau masalah efek ekonomi itu bonus, terpenting pabrik ini jadi lokasi belajar bagi kita,” terangnya.

Sejatinya kehadiran pabrik tersebut merupakan satu dari sekian upaya realisasi industrialisasi sebagai program strategis dalam mewujudkan NTB sejahtera dan mandiri. Diresmikannya tiga pabrik yaitu Feedmill, Corn Seeds dan Corn Dryer memiliki tujuan agar tersedia produk agribisnis. Terutama produk agroindustri jagung yang berkelanjutan yakni berupa produk pakan ternak serta benih jagung yang berkualitas.

Selain itu, hadirnya pabrik tersebut bermanfaat dalam menampung/membeli produksi jagung dari petani dengan harga yang wajar.

Program ini kedepannya akan membuka peluang kerja untuk warga NTB, pembayaran akan menjadi cepat dan tepat dengan memudahkan pembayaran jagung, serta ingin berkolaborasi dengan Universitas untuk mencari formula kualitas benih jagung yang lebih baik dan bersertifikasi. Dengan melihat hasil jagung sekarang 6,3 ton/ha akan naik pendapatan 5 – 10 persen dengan adanya kerjasama ini. (rat)

Komentar Anda