Butuh Rp 200 Triliun Bangun Global Hub Kayangan

DIPAPARKAN : Kepala Bappeda Provinsi NTB, Ridwan Syah bersama Kepala Dinas PU Wedha Magma Ardhi memaparkan hasil rapat terbatas dengan Presiden beberapa hari lalu di kantor Bappeda, Kamis kemarin (23/2). (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Pembangunan Global Hub Kayangan di Lombok Utara menjadi salah satu isi pembicaraan Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi dengan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas belum lama ini. Mengingat, untuk bisa membangun bandar internasional ini dibutuhkan investasi dengan nilai mencapai Rp 200 triliun. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB, Ridwan Syah mengungkapkan, pembangunan Global Hub Kayangan  belum masuk prioritas nasional. “Ini kesulitan kita, Global Hub Kayangan proyek yang sangat besar tapi belum jelas. Pak Gubernur harus dapat investasi sekitar Rp 200 triliun untuk proyek itu,” kata Ridwan Syah usai menggelar rapat tindaklanjut pertemuan dengan presiden, Kamis kemarin (23/2).

Penyebab utama Global Hub Kayangan belum masuk prioritas nasional karena sampai saat ini revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional belum ditandatangani oleh presiden. Akibatnya, segala bentuk dukungan pendanaan untuk percepatan pembangunan fisiknya belum bisa dianggarkan dari APBN.

Saat ini, beberapa investor besar dari luar negeri sudah siap menggelontorkan dana untuk proyek Global Hub Kayangan itu. Namun, tanpa ada dokumen penetapan RTRW Nasional, maka jelas hal itu sia-sia. Menyikapi masalah tersebut, gubernur telah bersurat ke Presiden Jokowi. “Isi suratnya agar revisi RTRW Nasional dipercepat, kan sudah di meja presiden dokumennya tinggal ditandatangani,” ujar Ridwan.

[postingan number=3 tag=”gubernur”]

Apabila revisi RTRW tidak bisa segera ditandatangani, setidaknya ada diskresi seorang presiden yang bisa digunakan seperti Peraturan Presiden (Perpres). Sambil menunggu RTRW Nasional, gubernur terus berupaya menjaring investor.

Baca Juga :  Gubernur Serahkan Pada Mendagri

Disampaikan, salah satu upaya gubernur yaitu akan dihelat kegiatan forum investasi di hadapan 100 duta besar dan ratusan investor di Jakarta, tanggal 3 Maret.  Pembicara dalam forum tersebut Menko Maritim, Kepala BKPM pusat dan juga gubernur. “Yang jadi pembahasan itu khusus tentang Global Hub Kayangan, tidak ada yang lain. Makanya sangat penting acara itu, ada ratusan investor dunia yang banyak duitnya,” papar Ridwan.

Sejauh ini, investor yang telah menunjukkan ketertarikannya seperti Sanghai Corporotion dari China dan Port of Rotterdam dari Belanda. Mereka telah memastikan kesiapannya berinvestasi di Global Hub Kayangan. Bahkan kedua perusahaan tersebut sedang melakukan studi kelayakan.

Sanghai  sendiri merupakan perusahaan terbesar kedua di Cina. Studi kelayakan yang dilakukan dengan uang sendiri menunjukkan adanya keseriusan sebagai investor. Dimana, Port Of Rotterdam sudah memulai studi kelayakannya pada awal tahun 2016 lalu.

Direncanakan, pengembangan Global Hub Kayangan akan difokuskan pada pembangunan pelabuhan dan kilang minyak. Untuk kilang minyak, sudah siap PT RIG yang bekerja sama dengan Cina dan Russia. Bentuk kerja sama kedua perusahaan beda negara tersebut adalah proyeknya dibangun dengan modal dari Cina tetapi teknologi dan bahan baku berasal dari Rusia. “Kalau lahan kan sudah ada, tinggal pembebasan saja. Tapi revisi RTRW ini yang harus cepat agar investor tidak jadi ragu. Bagusnya ada forum investasi tanggal 3 Maret itu, jadi gubernur bisa menyampaikan kalau soal RTRW Nasional sudah di meja presiden. Kan ada juga menteri yang bisa sampaikan langsung perkembangannya,” ucap Ridwan.

Baca Juga :  Gubernur Bangga Menjadi Santri

Lebih lanjut disampaikan Ridwan, selain membicarakan soal Global Hub Kayangan, rapat terbatas dengan presiden juga membicarakan proyek-proyek besar lainnya. “Itu kan sebenarnya rapat evaluasi, nah presiden minta agar penurunan angka kemiskinan bisa lebih digenjot lagi. Karena kan pertumbuhan ekonomi kita sangat bagus. Maka caranya untuk memeprcepat itu melalui investasi dan infrastruktur,” terangnya.

Gubernur mengusulkan kepada presiden beberapa proyek strategis yang harus mendapat perhatian serius presiden. Diantaranya pembangunan Mandalika Resort dan juga Samota. Gubernur berharap fasilitas pendukung seperti infrastruktur jalan pada dua kawasan tersebut menjadi perhatian.

Oleh karena itu, kedepan akan dibangun jalan bypass dari Bandara Internasional Lombok (BIL) menuju pantai Kuta yang panjangnya sekitar 25 kilometer. “Dari sisi udara, perpanjangan runway BIL, perluasan terminal, perluasan appron, taxi Way dan lain-lain” ucap Ridwan.

Ada juga rencana pembangunan akses jalan dari pelabuhan Gili Mas ke Mandalika Resort hingga pantai Pink Lombok Timur. Kemudian jalan di lingkar utara juga akan dibangun dari Pemenang sampai Sembalun yang panjangnya sekitar 80 kilometer. (zwr)

Komentar Anda