Bupati Pathul : Jangan – jangan Manajemen ITDC Bermasalah

PRAYA—Bupati Lombok Tengah, H. Lalu Pathul Bahri meradang dengan adanya statemen Direktur Utama (Dirut) InJorney, Dony Oskaria, yang menyatakan bahwa pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, telah menimbulkan utang yang cukup besar. Terutama gelaran World Superbike (WSBK) yang membuat mereka merugi.

Statemen itu dipandang sangat merugikan pemerintah daerah, khususnya masyarakat Lombok Tengah. Pathul justeru mempertanyakan kaitan dengan utang itu. Pasalnya, masyarakat sampai rela menggali kuburan nenek moyang mereka, demi mendukung pengembangan KEK Mandalika. Disatu sisi, dengan adanya statemen itu, otomatis para investor menjadi takut untuk berinvestasi di daerah itu.

“Padahal, biasa kan pengusaha itu merugi kalau awal. Tidak semua pengusaha pada tahun pertama, kedua dan ketiga itu untung. Banyak pengusaha yang keluarkan modal dulu, dan tidak menutup kemungkinan kerugian ini disebabkan oleh manajemen di internal (pengelola kawasan, red),” kata Pathul, Jumat (16/6).

Disatu sisi, Pemda selama ini tidak memiliki kapasitas dalam melakukan pengawasan terhadap pengelolaan di Kawasan Mandalika. Sehingga secara otomatis Pemda tidak mengetahui apakah benar ada kerugian atau tidak. Selama ini Pemda bersama masyarakat sudah mendukung sepenuhnya KEK Mandalika ini untuk dikembangkan.

“Buktinya, kuburan nenek moyang kami juga sudah kami pindahkan, demi cita-cita pemerintah pusat, terutama Presiden RI Joko Widodo. Tapi kalau hari ini orang mengatakan rugi, dan bahasanya seperti mendiskreditkan kami, di Lombok Tengah. Akhirnya para investor jadi mikir untuk berinvestasi. Dan ini menjadi kerugian ba-
gi kami,” tandas Pathul.

Baca Juga :  AKSILARASI Dukung Pemberdayaan Masyarakat Destinasi Super Prioritas

Bahkan pihaknya menduga ada sesuatu dibalik mencuatnya kerugian di Kawasan Mandalika ini. Terlebih pihaknya mendapatkan informasi akan dibangun sirkuit ditempat lain, diluar Provinsi NTB.

“Ini justru kita bertanya, ada apa? Padahal tidak perlu dibeberkan kerugian-kerugian
itu. Siapa yang mengawasi mereka, apakah benar rugi atau tidak, karena kami juga tidak tau,” tandasnya.

Pathul juga mempertanyakan dimana tempat kerugian hingga mencapai Rp 4,2 triliun itu. Karena pihaknya menduga bahwa sebenarnya manajemen yang ada di pengelola Kawasan Mandalika yang tidak beres. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya permasalahan yang menjadi laporan, yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan.

“Contoh kasus, misalnya masalah parkir pada 3 Maret untuk parkir mobil ada 31,
motor 63. Kemudian 4 Maret lalu parkir mobil 238, motor 404, dan bus 1 unit. Kemudian pada 5 Maret mobil 1.241, motor 3.292 dan bus 21, sehingga total kendaraan yang parkir selama tiga hari itu hanya 5.291. Padahal kalau kita lihat secara kasat, mata parkiran sangat padat, dan siapa yang mengontrol itu,” tanyanya.

Baca Juga :  Pullman Hadir di Pulau Lombok Indonesia

Selama ini masyarakat Lombok Tengah tidak bisa mengontrol semua itu, karena memang tidak ada kapasitas. Sehingga sangat disayangkan adanya statemen yang menganggap bahwa pengelolaan Kawasan Mandalika seperti dengan adanya event MotoGP dan WSBK malah membuat rugi.

“Jangan-jangan manajemen yang didalam malah yang tidak benar. Padahal selama ini kami sangat mendukung. Hampir setiap hari Forkopimda turun ke lapangan, ikut serta memberikan rasa aman dan nyaman. Tanah-tanah yang menjadi persoalan kita mediasi terus, dan dimana-mana persoalan tanah tetap ada. Bahkan jenazah yang ada di kuburan kami pindahkan, demi memberikan dukungan,” tambahnya.

Semua ini dilakukan, karena kepedulian Pemda terhadap keberadaan KEK Mandalika untuk mendongkrak perekonomian masyarakat. Sehingga seharusnya jangan dilihat dari sisi kerugiannya saja, tetapi harus dilihat juga dari sisi multiplayer efek terhadap masyarakat, terutama para pelaku UMKM yang ada.

“Dimana ruginya sampai Rp 4 triliun ini? Karena kita juga tidak pernah menerima laporan, dan kita tidak tau apa-apa. Malah kini umbar ada utang yang membuat para investor menjadi hilang, dan akhirnya siapa
yang rugi. Kan jelas kita masyarakat Lombok Tengah. Jadi kami sangat kecewa dengan adanya statemen-statemen utang ini,” geramnya. (met)

Komentar Anda