JAKARTA – PSSI terus mencari terbosan baru untuk memperbaiki kualitas kompetisi sepak bola tanah air. Salah satu cara yang sedang ditempuh, adalah berencana meng-hire wasit asing untuk memimpin sejumlah pertandingan besar di kompetisi musim depan nanti. Para pengadil lapangan impor itu masih akan diperuntukan untuk Indonesia Super League (ISL) semata.
Wakil ketua umum PSSI bidang kompetisi, Joko Driyono mengatakan, jumlah wasit yang akan mereka hire tersebut tidak banyak. "Karena intensitas mereka untuk memimpin pertandingan juga tidak banyak. Paling hanya satu pekan dalam setiap bulan," kata Joko. "Itupun untuk pertandingan pertandingan besar dan sarat gengsi saja," papar dia.
Nah, untuk menghindari para wasit asing itu dari pengaruh kotor para pengatur skor, lanjut Joko, para wasit tersebut rencananya akan didatangkan dari negara bagian Eropa Timur. Bahasa komunikasi negara balkan yang tidak umum alias masih sangat asing bagi publik Indonesia, menjadi pertimbangan tersendiri.
Pria yang juga mantan Sekjen PSSI ini menjeaskan, dengan kesulitan berkomunikasi tersebut, secara otomatis akan menyulitkan hal lain antara mereka dengan pihak luar. Lagian keberadaan mereka di Indonesia tidak lama. Paling hanya seminggu, setelah itu mereka kembali lagi dipulangkan ke daerah masing-masing.
"Kalaupun akhirnya kembali mendatangkan wasit asing lainnya, kami pastikan adalah wasit yang berbeda dari yang pernah kami hire sebelumnya," tegas Joko. "Harapan kami, dengan menggunakan jasa wasit asing ini, maka tingkat kepercayaan publik kepada setiap pertandingan bisa lebih tinggi lagi," harap pria asal Ngawi, Jawa Timur ini.
Rencana PSSI tersebut mendapat respon beragam dari para wasit tanah air. Salah satunya datang dari Yeni Krsdianto, wasit Torabika Soccer Championship asal Tulungagung, Jawa TImur. Menurut dia, datangnya wasit asing itu bisa menjadi pembanding bagi pemain pemain Indonesia bahwa di mana mana regulasi pertandingan sama.
Tapi, kata Yeni, rencana mendatangkan wasit asing oleh PSSI itu, juga memiliki nilai minus di mata wasit tanah air. "Karena sepertinya ada pihak yang tidak percaya dengan kualitas wasit dalam negeri," keluh pria berusia 30 tahun ini. "Apapun itu, saya sendiri akan terus berusaha untuk memperbaiki kualitas kepemimpinan saya di lapangan biar tidak digantikan oleh wasit asing," papar dia. (ben)