947 Orang Rebutan Jadi Tenaga Kontrak

TES : Ratusan peserta calon tenaga kontrak mengikuti tes assessment gelombang kedua (HERY MAHARDIKA/RADAR LOMBOK)

TANJUNG – Sebanyak 947 orang saling berebutan mengadu nasib menjadi tenaga kontrak di lingkup Pemkab Lombok Utara.

Dari jumlah pendaftar, yang akan diterima sebanyak 196 orang untuk mengisi kekosongan pada tes gelombang pertama dan memenuhi kuota pada APBD Perubahan. Pelaksanaan tes gelombang kedua ini berlangsung di gedung SMPN 1 Tanjung Kecamatan Tanjung, Minggu (23/7). “Yang ikut tes sebanyak 947 orang dibagi menjadi dua tahap, tahap pertama dimulai pada pukul 08.00 Wita dan tahap kedua pada pukul 13.00 Wita,” terang Kabid Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) BKD Lombok Utara Agus Widiyanto kepada Radar Lombok, Minggu (23/7).

Ia menjelaskan, 947 orang yang mengikuti tes ini terdiri dari pegawai gelombang pertama tidak lulus tes assessment, pegawai yang sudah mengabdi, dan pelamar baru. Yang paling banyak mengikuti tes adalah pegawai yang sudah mengabdi dan pelamar baru sebanyak 410 orang tersebar di Pustu, Puskesmas, dan Dinas Kesehatan. “Sedangkan sisanya 537 orang berasal dari SKPD,” jelasnya.

Baca Juga :  Anggaran Pilkades di KLU Dipangkas Rp 600 Juta

Jumlah pendaftar ini, sambungnya, akan mengisi kekosongan tes assessment gelombang pertama sebanyak 71 orang yang disebabkan tidak lulus dan mengundurkan diri, sementara memenuhi kouta APBD Perubahan sebanyak 125 orang. Total keseluruhan yang dicari 196 orang. Untuk mencari pegawai yang memiliki kemampuan bagus, maka dari itu pemerintah daerah melalui BKD menggelar tes assessment gelombang kedua menggunakan 19 ruang kelas SMPN 1 Tanjung yang berlangsung selama satu hari ini saja (kemarin). “Tes assessment gelombang kedua ada juga yang tidak ikut, maka sudah dikualifikasikan tidak lolos,” terangnya.

Baca Juga :  SKPD Teknis Diminta Segera Tuntaskan Catatan BPK

Pada tes assessment ini yang dinilai kemampuan dasar dan karakterestik pribadi, lembaran soal sama seperti gelombang pertama. Diyakini lembaran soal tidak ada yang tahu, sebab semua peserta tidak diperbolehkan membawa handphone, kamera pada saat tes berlangsung. Terkait sistem penilaian pihak BKD Lombok Utara bekerjasama dengan BKD Provinsi baik pada pembuatan lembaran soal maupun pemeriksaan hasil jawaban. “Yang lolos nanti siapa yang paling tinggi nilainya sesuai bidang yang diambil,” pungkasnya. (flo)

Komentar Anda