PRAYA-Ribuan perawat yang tergabung dalam Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menggelar hari ulanh tahun (HUT) ke-43 di Alun-Alun Tastura Praya, kemarin (17/3).
HUT para perawat ini berlangsung meriah dan dihadiri langsung Bupati Lombok Tengah HM Suhaili FT. Di mana sebelumnya, digelar senam sehat yang merupakan jadwal rutin mingguan Pemkab Lombok Tengah. Ketua PPNI Lombok Tengah, L Najmul Erpan menjelaskan, pihaknya telah menggelar berbagai kegiatan sosial kesehatan dalam ulang tahun kali ini.
Di antaranya menggelar donor darah dan pemeriksaan glukosa darah secara gratis, pemberian santunan hingga senam pagi. Dalam aksi ini, para perawat beramai-ramai menyumbangkan darahnya untuk kemudian diberikan bagi pasien yang membutuhkan. ‘’Kegiatan ini digelar di masing-masing puskesmas dan dipantau oleh masing-masing koordinator,’’ terang Erpan, kemarin.
[postingan number=3 tag=”loteng”]
Untuk acara puncak sendiri, lanjut dia, digelar jalan sehat dan dilepas langsung oleh Bupati HM Suhaili FT. Tak hanya perawat yang ikut mengambil bagian, tapi juga seluruh pegawai lingkup Pemkab Lombok Tengah. Di acara puncak juga kembali dirangkai dengan kegiatan donor darah dan pemeriksaan glukosa darah secara gratis. ‘’Kita juga menggelar aksi gerakan cuci tangan untuk mencegah infeksi yang digelar di RSUD Praya,’’ tambahnya.
Erpan menambahkan, jumlah PPNI Lombok Tengah saat ini sebanyak 1.600 orang. Dari angka itu, sekitar 600 orang lebih sudah diangkat menjadi PNS. sisanya masih menjadi pegawai tidak tetap (PTT) dan tenaga sukarela di berbagai tempat pusat kesehatan. “Jadi kita masih sedikit yang sudah PNS, sedangkan yang lainnya masih ada yang berstatus PTT dan sukarela,” sebutnya.
Erpan mengaku, pihaknya melakukan evaluasi sekali seminggu terhadap perawat. Pihaknya selalu berkoordinasi dengan kepala puskesmas untuk mengetahui sejauh mana tingkat pelayanan dan kinerja yang dihasilkan para perawat. “Jalinan koordinasi terus kami jaga guna mengetahui sejauh mana etos kerja perawat di masing-maisng tempat tugas,” sebutnya.
Ditambahkan, pekerjaan perawat sebenarnya pekerjaan yang paling berat. Di samping mereka bekerja selama 24 jam, para perawat juga harus menghadapi berbagai persoalan fasilitas yang tidak memadai. Sehingga seorang perawat dituntut kebal dengan kritikan dan harus siap melayani. “Perawat itu bekerja 24 jam dan sering kali mendapatkan omelan kendati itu bukan tugasnya,” tuturnya.
Untuk itu, Erpan berharap perhatian pemerintah lebih maksimal di umur perawat yang ke 43 ini. Terutama masalah kesejahteraan, jika ada jalan untuk ditingkatkan, pihaknya mengharapkan untuk ditingkatkan mengingat pekerjaan mereka sangat berat. “Perhatian pemerintah Lombok Tengah selama ini sudah baik, namun kami juga membutuhkan ada tambahan lebih, terutama kesejahteraannya,” harapnya.
Bupati HM Suhaili FT juga dalam kesempatan itu menyampaikan, keberadan perawat di daerah itu telah banyak membantu pemerintah daerah dalam menjaga kesehatan masyarakat. Tanpa dukungan dan kerjasama perawat, tentunya setiap puskesmas di daerah itu tidak akan berjalan maksimal. ‘’Untuk itu pemerintah Lombok Tengah sedang mengupayakan mencarikan anggaran agar kesejahteraan mereka lebih terjamin,’’ janji bupati.
Saat ini, katanya, pemkab hanya mampu memberikan kesejahteraan setiap bulan sebesar Rp 250 ribu. Sedangkan di beberapa daerah lain sudah bisa mensejajarkan diri dengan UMR. Kesenjangan kesejahteraan ini terjadi dengan alasan kondisi keuangan daerah. “Pelan-pelan, insya Allah kita akan carikan jalan lain biar kesejahteraan mereka lebih terjamin,” ucapnya.
Bupati dua periode ini juga dalam kesempatan itu meminta kepada para perawa agar terus meningkatkan etos kerja dan pelayanan. Sehingga nantinya masyarakat lebih puas diberikan pelayanan dan ini juga bisa mampu meningkatkan pembangunan di daerah. “Di umurnya yang ke 43 ini, saya berharap ada perubahan signifikan dalam kesehatan di Lombok Tengah. Sehingga nantinya semua masyarakat bisa terlayani,” imbuhnya. (cr-ap)