Tuntut Kades Aikmel Mundur, Warga dan Polisi Bentrok

Aksi demo ratusan warga di Kantor Desa Aikmel, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur berujung ricuh, Rabu (24/5/2023). (IST FOR RADAR LOMBOK)

SELONG–Ratusan warga Desa Aikmel, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur kembali melakukan aksi demo di kantor desa setempat Rabu (24/5/2023).

Aksi warga ini  merupakan tindak lanjut dari aksi  sebelumnya yang menuntut transparansi penggunaan anggaran desa dengan nilai ratusan juta termasuk juga mendesak  kades mundur.

Namun aksi demo warga kali ini berujung anarkis. Meski mendapatkan pengawalan ketat dari pihak  kepolisian, namun warga tetap ngotot ingin menerobos masuk ke dalam kantor desa.  Situasi semakin tidak kondusif.

Bentrok antara warga dan petugas tak terhindarkan. Warga sempat melempar  kantor desa menggunakan botol, gelas dan batu. Petugas  langsung mengambil tindakan tegas dengan cara membubarkan paksa kerumunan warga.

“Kami minta supaya kades segera mundur dari jabatannya. Tidak ada satu pun janji politik yang  telah dijanjikan ke masyarakat, tidak pernah ada yang dipenuhi. Salah satunya masyarakat dijanjikan akan digratiskan air PAMDes  termasuk juga jalan-jalan mau diperbaiki namun buktinya warga harus bayar,” kata Solihin warga setempat.

Begitu pun halnya dengan anggaran desa dengan nilai ratusan juta yang didapatkan dari hasil sewa sejumlah aset desa juga tidak jelas penggunaan.

Baik itu anggaran desa yang didapatkan dari sewa tanah pecatu dengan nilai sekitar Rp 100  juta lebih, anggaran BUMDes sekitar Rp 200 juta lebih termasuk juga uang dari sewa pemandian Pesanggarahan sekitar Rp 80 juta. Semua uang tersebut disebutnya tidak pernah masuk ke  rekening desa.

Baca Juga :  Warga Geruduk Kantor Desa, Desak Kades Aikmel Mundur

“Semua aset desa telah digadaikan. Tapi tidak jelas uangnya ke mana. Bahkan BPD pun juga tidak tahu,” beber dia.

Melalui aksi yang digelar ini warga  meminta ke pemerintah desa untuk bersikap jujur dalam mengelola apa pun jenis anggaran yang ada di desa. Sebab itu adalah uangnya masyarakat bukan uang pribadi.

Jadi masyarakat pun berhak untuk mempertanyakan kejelasan penggunaan uang tersebut. “Kalau tidak jujur lebih baik mundur dari jabatan,” tegas Solihin.

Sementara itu Kepala Desa Aikmel Sunarno belum bisa berkomentar menyikapi aksi dan tuntutan  yang disampaikan oleh warga. 

Namun Sekdes Aikmel Muhammad Putradi Zaky mewakili pemerintah desa setempat membantah berbagai tuduhan yang disampaikan warga.

Penjelasan yang disampaikannya sama seperti sebelumnya. Berkaitan dengan anggaran desa yang dipertanyakan warga itu baik itu sewa tanah pecatu, dana BUMDes termasuk juga sewa pesanggarahan semuanya telah dimasukkan ke rekening desa.

“Dan itu juga sudah kita jelaskan ke warga. Jadi semua uang tersebut telah masuk ke rekening desa. Dan itu juga diketahui oleh bendahara,” singkatnya.

Baca Juga :  Warga Geruduk Kantor Desa, Desak Kades Aikmel Mundur

Terpisah Kapolsek Aikmel AKP I Made Sutama mengatakan berkaitan dengan aksi demo warga ini pihaknya hanya sebatas melalukan pengamanan.

Jalannya aksi terang dia memang sempat berlangsung tegang. Di mana petugas berupaya menghalau warga untuk tidak berbuat anarkis dan melakukan pengerusakan.

“Untuk pengamanan sendiri kita minta bantuan dari personel Polres. Petugas langsung kita siagakan di depan pintu masuk kantor desa untuk mengantisipasi jangan sampai warga berbuat anarkis. Namun karena ada warga yang melempar akhirnya kita bubarkan dan kita minta mereka untuk pulang,” ujar Sutama.

Guna mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terutama kemungkinan akan ada aksi susulan imbuh Sutama pihaknya telah menjalin koordinasi dengan berbagai pihak terkait, terutama dengan kecamatan meminta supaya apa yang dipersoalkan oleh warga bisa diselesaikan dengan cara yang baik dan musyawarah.

Kepolisian berencana akan mengundang kedua belah pihak, baik itu dari pemerintah desa termasuk juga perwakilan dari desa untuk dimediasi di kantor camat.

“Dan kita pastinya tetap akan melakukan pengamanan di kantor desa. Berkaitan dengan kerusakan, pemerintah desa sedang berpikir apakah akan melapor atau tidak. Yang jelas kita terus mengimbau masyarakat supaya tetap menjaga kondusivitas jangan sampai berbuat anarkis,” tutup Sutama. (lie)

Komentar Anda