Tatap Muka Lebih Ampuh dari Baliho

TATAP MUKA: Kandidat Gubernur NTB, H Ahyar Abduh, bertatap muka dengan masyarakat Sakra, Lombok Timur.

MATARAM—Menjamurnya alat peraga sosialisasi para kandidat kepala daerah jelang Pilkada 2018 dinilai tidak begitu efektif dalam memenangkan suara pemilih. Sebaliknya dengan tatap muka dan intensif menyapa pemilih dianggap jauh lebih ampuh.

“Menyapa dan tatap muka lebih ampuh ketimbang baliho dan alat sosialisasi lainnya,” ungkap pengamat politik NTB, Agus MSi, kepada Radar Lombok, Kamis kemarin (26/1).

Dua strategi ini, jelasnya, dipastikan jauh lebih efektif meraih simpati pemilih. Dengan menyapa dan bertemu langsung, publik biasa berdialog, berdiskusi dan menyampaikan berbagai hal terkait aspirasi dan harapan mereka.

Dengan demikian, ia berusaha meyakinkan jika simpati masyarakat akan muncul jika pemimpin atau calon pemimpin mendatangi mereka. Menurutnya, mengajak dialog langsung masyarakat sama halnya dengan melibatkan masyarakat dalam mengambil sebuah keputusan. Sehingga apapun yang diambil pemimpin maka tidak akan mendapat perlawanan dari masyarakat.

Baca Juga :  Baliho Desain Poltekpar di Desa Puyung Dibakar

Sebaliknya, pemimpin akan didukung karena sebelum keputusan diambil masyarakat sudah diajak bicara. "Publik atau pemilih dijadikan sumber penting dalam mengambil keputusan," ujar mantan anggota komisioner KPU Provinsi NTB itu.

[postingan number=3 tag=”politik”]

Dia berpendapat, adapun spanduk dan baliho yang saat ini bertebaran, jika dibaca dari kacamata komunikasi politik, ada dua pesan yang ingin disampaikan calon. Pertama, niatan calon untuk maju di pilgub kepada parpol. Kedua, calon menyampaikan informasi kepada masyarakat pemilih.

Dalam prosesnya, akan ada dua kemungkinan respons parpol dan pemilih kepada bakal calon tersebut. Layak atau tidak bakal calon tersebut dilirik dan dicalonkan partai. Demikian juga respons masyarakat bisa positif dan negatif.

Baca Juga :  Petugas Masih Ogah Bongkar Baliho Cagub

"Meski demikian tak sedikit publik merespons positif keberadaan spanduk dan baliho. Karena menjadi pertimbangan masyarakat memilih calon pemimpin NTB ke depan." jelasnya.

Sementara itu, Ketua KPU NTB, Lalu Aksar Anshori, mengatakan, KPU tidak bisa berbuat apapun dengan maraknya pemasangan baliho dan spanduk para bakal kandidat dalam kontestasi di Pilkada NTB 2018. Pasalnya, hingga saat ini belum memasuki tahapan pelaksanaan Pilkada NTB.

"Itu sepenuhnya menjadi urusan dari pemerintah daerah," ucapnya.

Lantaran mereka sudah memasang baliho dan spanduk, belum dikategorikan calon kepala daerah. Praktis, pihaknya pun belum bisa berbuat apapun dengan beragam aktivitas tersebut. (yan)

Komentar Anda